Kentang Introvert

1178 Words
    s**l. s**l. s**l. Aalea terus mengumpat dalam hati. Tangannya yang menempel di jidat membentuk hormat itu sudah pegal. Matanya menyipit. Menghindari silaunya mentari yang semakin terik. Saking teriknya, tiang bendera di hadapannya pun tak mampu menghalangi sinar itu.     Berbeda dengan Aalea yang terus teguh walau sesekali mengumpat, perempuan berambut ikal terurai yang tak lain adalah Jaslyn malah ingin menangis. Sudah tiga puluh menit mereka berdiri di depan tiang bendera sambil memberi hormat. Lelah Mereka sedang menjalani hukuman. Jika saja mereka tiba di kelas tiga menit lebih awal, hukuman ini tak perlu dilakukan.     Pandangan Aalea menangkap sepasang muda-mudi yang tengah berjalan beriringan di area ruang guru sembari terawa-tawa. Entah candaan apa yang saling mereka lontarkan, yang jelas merea terlihat sangat bahagia. Mereka adalah Prince Charming and Cinderella-nya SMA Nusantara, Arjuna dan Kandhira.     Mereka bukan sepasang kekasih. Bukan pula pasangan yang sedang PDKT. Apalagi pasangan yang dijodohkan kedua belah pihak orang tua. Mereka itu ... sahabat. Sejak masih di bangku sekolah menengah pertama. Tapi rumornya, Arjuna menyukai Kandhira. Baik Arjuna maupun Kandhira adalah anggota tim panahan SMA Nusantara. Tak berbeda dari Arjuna, Kandhira selalu membawa pulang medali emas saat mengikuti pertandingan. Kandhira itu cantik. Sangat cantik. Garis wajahnya tegas, hidungnya mancung, dan rambutnya hitam lurus. Tak lupa kepribadiannya yang ramah dan sopan. Begitu sempurna. Kandhira juga cerdas. Ia merupakan siswa XI MIA 1, sekelas dengan Arjuna. Dimana muridnya rata-rata memiliki IQ lebih dari 130.     Arjuna dan Kandhira hampir sama dalam segala aspek. Yang membedakan adalah ... Kandhira bukan dari keluarga kaya raya. Perempuan berlesung pipi itu lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya seorang karyawan swasta. Dalam urusan keuangan, Kandhira seratus delapan puluh derajat berbeda dari Arjuna yang terlahir dengan menggigit sendok emas. Itulah sebabnya murid SMA Nusantara menjuluki mereka Prince Charming and Cinderella. Dan jika dibandingkan dengan Aalea, maka keduanya adalah langit dan bumi. Tentu Kandhira adalah langitnya.     Si kentang introvert, begitulah Jaslyn menggambarkan seorang Aaleasha Cleonna. Gambaran itu sepertinya memang benar hampir sembilan puluh sembilan persen. Wajah Aalea yang terbilang standar, bentuk tubuhnya yang jauh dari kata body goals, kulitnya yang kering tak terawat sampai kepribadiannya yang tertutup dan terbilang aneh sungguh membuat sebutan 'kentang introvert' terdengar begitu cocok untuk Aalea. Belum lagi sifat pelupanya. Sangat berbanding terbalik dengan Kandhira bukan?     Kembali ke Aalea, Jaslyn, dan hukumannya. Aalea menatap sinis ke arah Arjuna dan Kandhira yang sedang berjalan. Bukan. Bukannya Aalea iri pada Kandhira yang bisa dekat dengan Arjuna. Aalea tidak seperti siswi-siswi lain yang iri pada Kandhira. Aalea bahkan sama sekali tak tertarik untuk sekedar memuji yang namanya Arjuna. Apalagi mendekatinya. Aalea ingin sekali mencakar wajah Arjuna sekarang juga. Jika bukan karena Arjuna yang sok baik memberikannya buku dari perpustakaan, mungkin ia tak akan terlambat masuk ke kelas dan pastinya tak akan dihukum dengan menghormat tiang bendera begini.        "s**l. Gara-gara dia kita dihukum!" desis Aalea.     "Dia? Dia siapa?" tanya Jaslyn sambil menengok ke kanan dan kiri. Mata Jaslyn terhenti saat melihat Arjuna-Kandhira. Jujur saja, Jaslyn termasuk salah satu dari sembilan puluh sembilan persen siswi penghuni SMA Nusantara yang iri pada Kandhira. Memang tak susah untuk dekat dan menjadi teman Arjuna. Arjuna ramah dan membuka peluang bagi siapa saja yang ingin jadi temannya. Namun Kandhira begitu istimewa. Kandhira dapat perhatian khusus dari Arjuna. Itulah yang menyebabkan rumor bahwa Arjuna menyukai Kandhira beredar luas.     "Wah ... Kandhira-Arjuna itu relationship goals banget, ya? Gue mau jadi Kandhira. Cantik, baik, pinter, bisa deket sama Arjuna, lagi!" Jaslyn lagi-lagi memuji hal-hal yang berkaitan dengan Arjuna.     Aalea tak habis pikir. Seharusnya Jaslyn marah saat ini. Karena Arjuna lah mereka dihukum.     "Bukan saatnya lo muji mereka, Jas! Harusnya lo marah! Gara-gara Arjuna kita dihukum!" protes Aalea.     "Kok lo nyalahin Arjuna, sih? Kita kan dihukum karena salah kita sendiri," sahut Jaslyn. Aalea mendengus. Mungkin Jaslyn kini telah bergabung dengan fans fanatik dari seorang Arjuna Dirga Cakrawala.      "Kalau dia gak ngeberhentiin kita, kita gak mungkin telat masuk kelas. Terus, kalo kita gak telat masuk kelas, kita gak bakal dihukum," jelas Aalea. Jaslyn menggeleng.     "Dia cuma niat baik, kok! Harusnya lo terima buku dia dan bilang makasih. Bukannya malah nyalahin dia kayak gitu!" semprot Jaslyn.     "Terserah lo deh, Jas. Gue capek." Aalea akhirnya mengalah dari Jaslyn. Ia lelah untuk beradu argumen dengan Jaslyn. Karena apapun yang terjadi gadis itu tak mau kalah. Sama seperti Jaslyn yang teguh pada argumennya, apapun yang terjadi Aalea akan terus membenci Arjuna.     "Sudah, masuk sana!" sebuah suara membuat Aalea dan Jaslyn melepaskan pandangannya dari Arjuna-Kandhira. Itu suara Pak Danu. Guru ter-killer yang menghukum mereka pagi ini.     "Pagi, Pak!" Aalea dan Jaslyn serempak memberi sapaan. Walau sebenarnya masing-masing sudah dongkol dengan guru fisika yang satu ini.     "Pagi. Aalea, jangan lupa besok tes akhir buat olimpiade fisika," kata Pak Danu.     "Siap, Pak!"                                                                                 ...     "Aal, katanya hasil ulangan harian pertama udah dipajang di mading. Kita kesana dulu, yuk!" ajak Jaslyn.     Aalea mengangguk. Dalam diamnya, kini dadanya berdebar-debar tak sabar untuk melihat hasil ulangan hariannya. Berbeda dari sekolah-sekolah lain, ulangan harian di SMA Nusantara dijadwal dengan teratur. Mirip ulangan tengah semester ataupun ulangan umum. Selain itu, hasil ulangan harian juga akan dipajang di mading seminggu setelah ulangan berakhir. Dan satu lagi, hasil ulangan tidak diurutkan per kelas. Melainkan dicampur sehingga membentuk ranking paralel. Setelah selesai mengemaskan buku-buku dan alat tulisnya ke dalam tas, Aalea segera menggamit lengan Jaslyn. Mereka berjalan bersama menuju hall, tempat mading sekolah berada.     Sesekali Aalea dan Jaslyn tertawa bersama. Lelucon-lelucon kecil yang bagi orang lain tak lucu pun bisa menjadi sangat lucu di mata mereka. Setidaknya sudah setahun belakangan Jaslyn menjadi teman Aalea. Aalea awalnya tertutup dan terkesan cuek pada Jaslyn. Namun lama kelamaan mereka akrab dan Jaslyn bisa menilai bahwa Aalea tidak secuek yang ia kira. Di kelas, Aalea nyaris tak punya teman. Hanya Jaslyn yang selalu ada di sampingnya. Ya, Aalea memang introvert.     "Eh, lo udah ngerjain PR Bahasa Indonesia belum, Aal?" tanya Jaslyn.     "PR? PR yang mana?" Aalea berusaha mengingat-ingat.     Dugaan Jaslyn benar, Aalea lupa. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya.     "Kayaknya penyakit lupa lo makin parah, deh. PR Bahasa Indonesia baru dikasih jumat kemarin masa udah lupa," decak Jaslyn.     "Sumpah gue lupa. PR yang mana?"     "Halaman 50. Kerjain ya, Aal. Nanti gue nyontek," kata Jaslyn asal.     Aalea menatap Jaslyn tajam. Dan sekali lagi mereka saling tertawa. Mereka terlihat sangat dekat, bukan? Teman-teman sekelas Aalea menilai, mendekati gadis itu lebih sulit dari pada mengerjakan seratus soal fisika. Mereka bahkan menilai Aalea aneh karena ia pendiam. Jalan pikirannya juga sulit ditebak dan lagi Aalea lebih suka mengerjakan apapun sendiri.     Aalea dan Jaslyn makin bergegas ketika menyadari bahwa di depan mading telah dipenuhi murid-murid lainnya. Sepertinya mereka harus ikut berdesak-desakan.     Jaslyn menerobos masuk ke dalan kerumunan. Diikuti Aalea yang terus menggandeng lengannya seperti anak kecil yang takut kehilangan ibunya. Untung saja mereka langsing. Jika gendut, maka akan beda ceritanya. Dan ...     Hap! Mereka berhasil sampai ke barisan paling depan. Tepat di hadapan papan yang memajang nama empat ratus murid SMA Nusantara itu secara berurutan dari yang paling pintar sampai kurang pintar.     Aalea mencari-cari namanya di kertas pertama. Tak seperti Jaslyn yang kesulitan mencari namanya sendiri, Aalea langsung menemukan namanya. Di garis kedua kertas pertama tertulis nama Aaleasha Cleonna lengkap dengan nilai-nilainya. Nama Aalea tepat di bawah nama Arjuna Dirga Cakrawala dan di atas Kandhira Amara Silva. Aalea menghentakkan kakinya tanpa sadar. Raut wajahnya kecewa. Sangat kecewa.     "s**l. Ranking 2 lagi," gerutunya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD