Bagian 2

1277 Words
BAGIAN 2 Keyla tengah sibuk dengan alat masaknya, rutinitasnya kala pagi, memasak untuk sarapan, tidak mewah memang, hanya nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya. Barang siapa ya mensyukuri nikmat yang kecil, maka Allah akan menambah kenikmatan itu. Hal yang selalu Keyla terapkan dalam hidupnya. "Kakak! Ayo sarapan!" Teriaknya, tidak sulit agar Adam mendengarkan teriakannya, rumah kecil yang dihuni memudahkan dirinya untuk memanggil sang Kakak. "Iya, Key," jawab Adam yang sudah keluar dengan wajah yang lebih segar. "Nanti berangkatnya sama Kakak. Sekali-kali Kakak antar kamu." Keyla mengernyitkan dahinya, biasanya Kakaknya itu tidak mau mengantarnya dengan motor butut yang mereka miliki, karena takut Keyla malu jika ketahuan teman-temannya bahwa sang Kakak adalah office boy. Padahal Keyla tidak malu sama sekali, menurutnya pekerjaan office boy itu pekerja yang halal. Keyla tersadar akan lamunannya, kemudian mengangguk semangat, "iya Kak, Keyla mau." Adam menatap senyuman adiknya, hatinya ngilu saat membayangkan jika adiknya nanti hidup sendirian, siapa yang akan menjaga adiknya, entah kenapa perasaan itu muncul beberapa hari ini, membuat hatinya Risau tak berkesudahan. Beberapa saat kemudian makanan mereka sudah habis, Keyla menyisihkan waktunya untuk mencuci piring dan Adam memanasi motornya di luar. Keyla mengambil tasnya dan segera menyusul Kakaknya yang sudah keluar, kaki jenjang yang dibalut dengan sepatu butut itu berjalan dengan semangat, mengantarkan dirinya untuk meraih cita-cita yang dia gantung ditangan sang pencipta. ***** Matanya yang tajam menatap foto seorang gadis, gadis cantik dengan hijab yang mampu meluluhkan hati laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun itu. Senyuman tipis terbit di wajahnya yang tegas dan terkesan angkuh, membuat seseorang yang ada di depannya ikut tersenyum. "Sudah lama aku menunggu kamu Sayang, secepatnya aku akan memilikimu," ujarnya tajam, matanya menyorot pada laki-laki yang berusia beberapa tahun lebih tua darinya. "Awasi terus dia! Jangan sampai terjadi sesuatu dengan dirinya. Jika aku mendengar kabar jika dia tergores sedikit pun, nyawamu yang menjadi taruhannya." Vernan, Laki-laki kepercayaan seorang pengusaha properti yang memiliki nama, Arjuna Andrea Hermansyah itu mengangguk. "Satu lagi, siapkan surat-surat pernikahan, agar nanti jika aku berhasil meyakinkan dirinya untuk menikah, agar segera terlaksana pernikahan itu!" "Iya Tuan, akan Saya siapkan. Untuk menjaga Nona, Saya akan menugaskan Hendri yang bisa menyelundup masuk ke dalam sekolah." Juna yang masih menatap gadis pujaannya mengangguk pelan. "Memilikimu adalah suatu keharusan bagiku, Key," ujarnya dalam hati. **** Keyla turun dari motor kakaknya, dia menarik tangan kakaknya dan menciumnya penuh hormat. "Belajar yang rajin." Keyla menganggukkan kepalanya mendengar pesan sang Kakak. "Kakak hati-hati, assalamualaikum," "Iya, waalaikum salam." Keyla melambaikan tangannya kemudian segera masuk, Fahira yang juga baru datang segera merangkul Keyla. "Key, tadi Kakak kamu?" Keyla menatap Fahira dan mengangguk. "Iya, kenapa?" "Tampan banget Key, aku baru tahu kalau sahabat cantik ku ini punya Kakak yang tampan, kapan-kapan kenalin ke aku dong Key, siapa tahu dia naksir sama aku." Keyla menatap Fahira dengan tawa pelan. "Kamu ada-ada saja. Iya, kapan-kapan aku akan kenalkan." Fahira tersenyum, dua tahun mengenal Keyla, Fahira hanya tahu jika Keyla adalah anak yang tidak mampu dan baru mengetahui jika sahabatnya itu memiliki Kakak yang begitu tampan. "Jangan bayangin wajah Kakak aku, dosa tahu," ucap Keyla saat teman satu bangkunya itu melamun sambil berjalan memeluknya. "Hehe maaf Key, salah sendiri punya Kakak tampan kayak gitu." Keyla hanya terkekeh saat mendengar ucapan sahabatnya. ****** Adam berjalan menuju ruangan bos besar pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Dia tidak tahu mengapa dia dipanggil bos besar yang belum pernah dia lihat selama dia bekerja di sini, dia takut jika dirinya dipecat. Adam mengetuk pintu dengan sopan setelah mendengar jawaban dari dalam Adam membuka pintunya dan menundukkan kepalanya. "Permisi Tuan," sapanya gugup. Laki-laki berperawakan tinggi dengan mata tajam itu menatap tajam Laki-laki yang ada di hadapannya. Adam yang tidak mendengar jawaban mendongakkan kepalanya, matanya membulat sempurna saat tahu siapa Laki-laki yang menjadi bosnya selama ini. Laki-laki yang sudah lama tidak dia temui. "Apa kabar?" Suara itu membuat d**a Adam sesak, melihat wajah laki-laki itu membuat bayangannya kembali ke masa lampau, masa yang membuat dirinya harus banting tulang untuk menghidupi adik dan dirinya sendiri. "Duduklah." Adam berdecih, sungguh jika dia tahu siapa pemilik perusahaan yang bergerak dalam bidang properti ini dia tidak akan sudi bekerja disini. Adam memutar tubuhnya ingin segera pergi, namun perkataan laki-laki itu membuat langkahnya terhenti. "Serahkan Adik kamu, sudah lama aku menunggunya, tidak sabar rasanya memiliki gadis cantik itu." Adam mengepalkan tangannya, nafasnya memburu, kemudian dia membalikkan badannya dan menatap sengit lawan bicaranya. "Sampai matipun Saya tidak akan menyerahkan Adik saya kepada iblis seperti Anda." Laki-laki itu tersenyum sinis, dia berdiri dan mendekati Adam dengan angkuh. "Apa susahnya menyerahkan dia untuk Saya, hidup kamu akan Saya jamin bahagia jika adik kamu menikah dengan Saya." Adam tersenyum sinis, sampai kapanpun dia tidak akan menyerahkan Keyla kepada Laki-laki itu. "Kalau Ayah sudah tidak ada lagi di dunia ini, Ayah mohon jaga Adik kamu. Kamu adalah anak laki-laki yang harus menjaga Keyla. Suatu saat jika ada Laki-laki yang bernama Arjuna Andrea Hermansyah yang meminta agar Keyla dinikahkan dengan dia, pesan ayah jangan pernah kamu menikahkan Keyla dengan dia." Adam diam mencerna setiap kata yang keluar dari bibir Ayahnya yang terkulai lemas di ranjang rumah sakit. "Hari Minggu kemarin ayah meminjam uang kepada Juna, saat itu Ayah membawa Adik kamu dan ternyata Juna jatuh cinta dengan Keyla, kemudian dia meminta adik kamu sebagai Jaminannya jika ingin Ayah di pinjamkan uang. Gila memang, Adikmu baru berusia sepuluh tahun tapi Laki-laki itu jatuh cinta terhadap Adik kamu. Ayah tidak bisa berbuat apa-apa karena Juna adalah satu-satunya orang yang bisa Ayah mintai pertolongan untuk membebaskan kamu dari penjara. Dia meminta Adik kamu sebagai Jaminannya, tapi Ayah mohon jangan pernah kamu serahkan adik kamu kepada dia, Laki-laki itu tidak baik. Ayah mempunyai fotonya, ada di nakas kamar Ayah." "Sebanyak apapun uang yang Anda punya, itu tidak akan pernah bisa membeli Adik Saya. Jangan harap Saya akan menyerahkan Adik Saya Kepada Anda, lebih baik singkirkan jauh-jauh keinginan Anda untuk menikah dengan Adik Saya." Penjelasan tegas dari seorang office boy seperti Adam membuat amarah Juna ingin meledak, namun Juna mencoba untuk menahan emosi agar dia tidak langsung menghabisi orang-orang yang menghalangi jalannya untuk bersatu dengan sang pujaan hati. "Jangan main-main dengan saya, kamu bebas dari kurungan penjara karena saya yang meminjamkan uang kepada ayah kamu, dan setelah ayah kamu meninggal dunia dan hutangnya belum lunas dalam kurun waktu dua tahun, saya berhak mengambil adik kamu, itu sudah kesepakatan dari awal. saya masih berbaik hati untuk Tidak menikahi adik kamu saat usianya dua belas tahun Dan sekarang waktunya saya untuk mengambil apa yang seharusnya saya miliki." Adam menegang, ini semua salahnya jika dirinya tidak ikut tawuran dan menyebabkan meninggalnya seseorang, mungkin Keyla tidak akan mengalami masalah besar seperti ini. Raut tegangnya berhasil dia tutupi dengan senyum sinis. "Saya akan melunasi hutang ayah saya, beri saya waktu." Juna Terkekeh sinis. "Kamu pikir hutang ayah kamu sedikit?" Adam mengepalkan tangannya, dia menatap tajam namun di balas tak kalah tajam oleh Juna. Adam bisa melihat jelas dari mata Juna menyiratkan kemarahan, namun, ditahan sekuat mungkin oleh Juna. "Kamu hanya seorang office boy, gaji kamu seumur hidup pun tidak akan bisa membayar hutang ayah kamu." Juna tersenyum tipis saat dilihat Adam diam Tidak berkutik. "Jadi, besok saya akan mengambil.....," Ucapan terpotong saat Adam menarik kerah kemejanya. "Adik saya bukan barang, yang bisa diambil Oleh sembarangan orang. Sampai mati pun saya tidak akan menyerahkan adik saya kepada anda, iblis Seperti anda tidak pantas mendapatkan malaikat Seperti adik saya. Buang jauh-jauh keinginan anda untuk memiliki adik saya." Dengan kasar Adam melepaskan cekalannya dan segera pulang, dia tidak Sudi bekerja di perusahaan yang pemimpinnya iblis Seperti Juna. Juna mengepalkan tangannya, senyuman iblis tercetak jelas di bibirnya. Tidak ada yang bisa bermain-main dengan Juna, ataupun yang menentang keinginannya. Seorang Arjuna tidak akan pernah kalah, apapun situasinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD