Kesombongan Ranu Candramaya

1108 Words

Ketika seseorang memvonis nasib Samana tidak akan bahagia. Banyak derita, banyak luka, pemanfaatan dan di sia-siakan. Katanya tak akan ada cinta yang tulus dan yang datang hanya untuk pergi, tak bisa menetap. Kenapa orang suka membaca nasib orang lain seolah-olah sang pembaca itu adalah Tuhan yang tahu semuanya. Padahal dia bukan Tuhan, dia masih manusia, kan. Jika seorang manusia bebas berkata maka mazhabnya dia apa. Samana duduk termenung sembari merenungkan kembali ucapan seseorang itu. Padahal segala yang di ucapkan orang itu masih ada napsu yang mengiringi. Ada empat napsu yang masih bertarung hebat di dalam jiwa raganya. Harusnya dia bisa tundukin napsu itu, setelah mampu menundukkan maka silahkan jika ingin membaca nasib atau jalan hidup orang lain. Dia yang yang di baca nasibnya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD