Ada yang terasa semakin panas di dalam d**a ini, ada nyeri juga ikut menyertai. Yang pasti rasanya sakit dan tidak nyaman. Ditambah lagi dengan celotehan teman-temanku semakin membuat hati ini terasa perih. Aku berharap Mas Satria menyadari keberadaanku, tapi, sepertinya tidak. Aku juga tak mungkin memanggilnya. Pria itu terlihat masuk kedalam mobil dan sesaat kemudian mobil Mas Satria bergerak meninggalkan area parkir toko swalayan. “Kamu kenapa? Liatin nya kayak kesel gitu?! Jangan jangan kamu naksir ya sama Pak Satria … hahaha.” Wina menggodaku, candaannya di sambut tawa oleh temanku yang lainnya juga. Tapi, tidak demikian denganku, aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku yang sedang panas. Aku merasa tidak nyaman dengan apa yang aku lihat. “Dah sama Roni aja, Sayang. Kalau Roni ka

