Perseteruan Dua Pria

1488 Words
Tok! Tok! Tok! “Thea, bangun! Ayo kita makan malam. Thea?” suara seorang wanita dewasa terdengar samar-samar di telinga seorang gadis yang semenjak empat jam yang lalu meringkuk di atas ranjang sembari beruraian air mata. “Sshh!” Thea meringis tatkala ia merasakan rasa pening mendera kepalanya. Suasana kamarnya terlihat gelap karena Thea yang enggan untuk menyalakan lampu kamar. Hati dan pikirannya akan jauh lebih tenang jika berada lampu dalam keadaan padam. “Thea? Nggak biasanya sih kunci pintu kamar segala. Thea?” suara yang Thea yakini adalah Bundanya itu kembali terdengar. “Iya, Bund!” teriak Thea setelah ia berhasil meraup kesadarannya. Tak lama, ia mendengar langkah kaki bundanya yang menjauh. Thea memilih untuk bangkit dan menyandarkan bahunya pada kepala ranjang. Kedua tangannya ia gunakan untuk memijit kening guna menghilangkan rasa pening. Seketika peristiwa yang ia lihat di perusahaan ayahnya tadi melintas begitu saja membuat Thea buru-buru turun dari ranjangnya dan masuk ke kamar mandi. Huekz! Huekz! Thea mengeluarkan semua isi perutnya kembali ke dalam walk in closet. Namun kali ini hanya cairan saja yang keluar karena seharian ini dirinya belum mengkonsumsi makanan apapun semenjak makan paginya tadi. Setelah membasuh bibir dan wajahnya, Thea berjalan menuju almari, mengambil kaos berwarna kuning dan celana jeans selutut untuk mengganti pakaian yang ia kenakan. Ia memilih untuk tidak mandi. Tring! Tring! Ponsel Thea berbunyi nyaring. Saat ia berhasil menggapainya, nama ‘My Love’ terlihat memanggil. Spontan Thea merasakan mual kembali dan membuatnya bergegas masuk kamar mandi. Thea kembali mengeluarkan cairan bening, membuat tubuhnya semakin melemas. Ia tak berniat sedikitpun mengangkat panggilan dari laki-laki yang masih berstatus pacarnya itu. *** Bugh! Bugh! Di lain tempat, Reno tengah mendapat bogem mentah dari Kelvin, laki-laki yang ia kenal sebagai suami dari Carissa. “Kau memang pria b******k. b******n!” Buku jari jari Kelvin memerah, sangking kuatnya memberikan tinju pada laki-laki yang masih menjadi sahabatnya itu. “Maaf, maafkan aku. Uhuk!” Reno menyemburkan darah segar dari mulutnya saat pukulan Kelvin mengenai perutnya. Ia merasakan nyeri yang sangat di sana. Namun, tak peduli berapa kali tubuhnya dihantam pukulan bertubi-tubi, Reno memilih untuk tak melawan meski dalam segi hal bela diri, ia jauh lebih unggul dibanding Kelvin. Setelah Reno sampai di rumah sakit, tempat di mana Carissa dilarikan, ia mendapati kenyataan bahwa mantan kekasihnya itu tidak tertolong dan telah menghembuskan napas terakhirnya. Di saat itulah, Kelvin, suami dari Carissa menyeret Reno ke sebuah lorong sepi dan memberikan pukulan bertubi-tubi padanya. “Kenapa kau masih saja berhubungan dengan istriku, hah?!” “Aku___” “Bahkan dua fakta mengejutkan yang kudapatkan hari ini. Pertama istriku tengah mengandung dan janin itu telah meninggal. Kedua …aku benci mengatakannya bahwa saat istriku divisum ditemukan cairan s****a dari organ intimnya. Aku yakin kalian pasti baru saja melakukan hubungan badan, bukan?!” potong Kelvin dengan intonasi tinggi. Sorot matanya bak elang yang siap menerkam mangsanya hidup-hidup. Bugh! Bugh! Bahkan belum sempat Reno melakukan pembelaan diri, wajahnya kembali mendapat bogem mentah dari Kelvin. “Aku lebih dulu mengenal Carissa, tapi mengapa sampai aku menikahinya dan memiliki anak darinya, Carissa masih sangat mencintaimu. Hah? Mengapa?! Hikz …hikz…” Kelvin terduduk lemah di lantai bersamaan dengan tubuh Reno yang sudah tak berdaya di depannya. Pria itu menangis. Dia jauh lebih rapuh dibalik amarah yang menyala di dadanya. Kelvin dan Reno adalah sahabat semenjak SMA. Sedangkan Carissa adalah adik kelas mereka. Kelvin yang pertama kali mengenal Carissa saat mereka tak sengaja bertemu di toilet. Saat itu, Carissa yang merupakan anak baru terkena pembullyan dan Kelvin beruntung bisa menolongnya. Lantas mereka semakin akrab dan membuat kelvin jatuh cinta pada adik kelasnya itu. Namun, pada suatu hari, Kelvin memperkenalkan Carissa dengan Reno dan tanpa ia tahu, Carissa dan Reno sama-sama saling jatuh cinta yang pada akhirnya membuat mereka menjadi sepasang kekasih. Carissa memang bukan berasal dari keluarga berada. Berbeda dengan Kelvin dan Reno yang merupakan anak dari pengusaha kaya. Setelah lulus SMA, Reno dan Kelvin pun memilih kuliah di kampus yang sama juga di jurusan yang sama sedangkan Carissa terpaksa tidak melanjutkan pendidikannya dikarenakan keluarganya yang tidak mampu menanggung biaya, menjadikan Carissa memilih untuk bekerja menggunakan ijasah SMA. Meskipun begitu, Carissa dan Reno tetap mempertahankan hubungan mereka. Hingga malam petaka itu datang, hari di mana Reno dan Kelvin serta mahasiswa lainnya yang memutuskan untuk merayakan kelulusan mereka di sebuah klub. Reno yang tak pernah meminum alkohol sebelumnya, terpaksa meminumnya demi gengsinya sebagai seorang laki-laki yang membuat dirinya mabuk dan tidak sengaja meniduri seorang wanita bernama Hanny yang tak lain adalah istrinya sekarang. Reno sejak dulu adalah laki-laki yang bertanggung jawab. Meskipun pergaulan laki-laki seusia Reno amatlah bebas, namun Reno tak pernah sekalipun berhubungan intim dengan Carissa. Ia sangat menjunjung tinggi harga diri seorang wanita. Mendapati Hanny yang hamil akibat perbuatan Reno, menjadikan pria tampan itu memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Carissa, kekasih yang sangat ia dicintainya saat itu dan memilih untuk menikahi Hanny, Ibu dari calon anaknya. “Ak-ku minta ma-af, Vin” Susah payah Reno mengeluarkan permintaan maafnya karena luka sudah menghiasi hampir di seluruh wajahnya. “Kau tahu, sejak dua minggu yang lalu Carissa tiba-tiba saja menginginkan perpisahan. Dia berulangkali memaksaku untuk menceraikannya. Awal mulanya aku bingung dengan permintaannya yang tiba-tiba, tapi sekarang aku tahu, alasan kenapa sampai ia meminta perceraian dariku. Carissa ingin kembali lagi denganmu!” Reno mengingat jelas, dua minggu kemarin adalah waktu di mana Reno mendapati dirinya dalam keadaan telanjang bersama Carissa di sebuah kamar hotel. “Maaf,” ungkap Reno yang tak tahu lagi harus berkata apa pada sahabatnya itu. “Apakah … janin di perut Carissa adalah … anakmu?” “Aku tidak tau.” Jujur, dalam hati Reno pun masih meragukan ayah dari janin yang dikandung mantan kekasihnya itu, meskipun ia mendengar bahwa dirinyalah ayah dari janin itu. “Sudah berapa kali kamu tidur dengan istriku?” “Dua kali.” Kelvin semakin lemas mendengar fakta yang keluar dari mulut sahabatnya. Ternyata sudah sejauh itu almarhum istrinya menjalin hubungan dengan Reno, sahabatnya sekaligus cinta pertama istrinya. Tidak jauh dari pembicaraan dua orang pria dewasa tersebut, ada seorang pemuda yang mengeratkan giginya dan mengepalkan tangannya. Dia putra semata wayang Kelvin dengan Carissa yang baru saja datang dari luar negeri pagi tadi. Pemuda yang juga melihat bagaimana ibunya itu terjatuh dari tangga karena seorang gadis di sebuah perusahaan, tempat di mana Pemuda itu berinisiatif menjemput ibunya setelah tadi pagi mereka saling bertukar kabar lewat ponsel. “Siapa nama putrimu?” “Thea.” “Aku harap putrimu itu tidak mengetahui kelakuan b***t ayahnya,” sindir Kelvin yang berhasil menohok d**a Reno. “Aku harap juga begitu.” Reno tertunduk malu. Pemuda yang masih setia bersembunyi dibalik dinding itu memusatkan netranya pada sebuah KTP yang sedari tadi ia genggam. Sebuah kartu identitas dengan nama Theana Putri Zahair Ia masih mengingat jelas wajah seorang gadis yang sudah mencelakai ibunya di area parkir tadi. “Thea, aku bersumpah akan membalaskan dendam atas kematian ibuku juga atas kelakuan b***t ayahmu.” Kemudian pemuda itu memutuskan untuk berjalan menjauhi dua pria dewasa yang masih terduduk di lantai. “Tapi, aku berani bersumpah jika perbuatanku yang tidur dengan Carissa bukanlah kesengajaan.” Reno kembali membuka suaranya. Bagaimana pun juga, ia tak mau menjadi sosok yang dibenci oleh sahabat lamanya itu. “Maksudmu?” Kelvin menaikan sebelah alisnya, merasa tertarik dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Reno. Reno akhirnya menceritakan awal mula semuanya terjadi selengkap mungkin hingga kejadian yang ia lakukan tadi pagi sebelum kematian menjemput Carissa di perusahaannya. “Sudah kuduga. Mungkin istriku yang terlalu terobsesimu memilikimu. Yang dengan bodohnya kukira istriku itu sudah tidak mengharapkanmu. ” Kelvin tersenyum masam. Tapi dalam lubuk hatinya, ia masih tetap sangat mencintai almarhumah istrinya itu. “Walaupun begitu aku tetap harus meminta maaf kepadamu, Vin. Tapi, satu hal yang harus kamu tahu, bahwa aku benar-benar mencintai Hanny, istriku dan juga putriku. Jadi … aku hanya meminta satu hal kepadamu, tolong jangan ceritakan perbuatan zinaku bersama Carissa pada mereka karena jika aku kehilangan mereka … aku tak yakin bisa terus bertahan hidup di dunia ini.” Kelvin menatap sorot mata Reno dan ia dapat mengetahui bahwa ucapan sahabatnya itu adalah sebuah kejujuran. Sahabatnya yang sekarang memang benar-benar mencintai istrinya, wanita yang setahu Kelvin adalah adik tingkatnya yang terkenal pendiam. “Bagaimana dengan putramu?” “Dia tampan sepertiku dan sebentar lagi akan menggantikan posisiku di perusahaan.” Pikiran Kelvin menerawang di mana saat pertama kali putranya itu lahir dari perut Carissa. Carissa menolak putranya bahkan memberi ASI untuk putranya pun tak sudi. Carissa bilang bayi itu hanyalah sebuah kesalahan. Hingga di usia dua tahun putranya, tiba-tiba Carissa berubah. Carissa yang awalnya tidak pernah mempedulikan putranya tiba-tiba memainkan peran sebagai seorang ibu yang penuh akan kasih sayang sampai pada akhirnya sang putra beranjak dewasa dan memutuskan untuk menempuh pendidikan ke Aussie. “Aku berharap suatu saat nanti … aku bisa bertemu dengannya,” ucap Reno yang memang tak pernah sama sekali melihat putranya semenjak lahir. “Apakah mungkin suatu hari nanti, anak kita … berjodoh?” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD