BAB 25

1022 Words

Di mobil kak Ali tidak bicara apapun, kami hendak pergi ke rumah sakit. Kak Ali sudah mengabari keluarganya dan keluargaku. Kami berangkat lebih dulu ke rumah sakit. Kak Ali sudah tidak menangis, tapi aku bisa melihat aura kesedihan di wajahnya. Sesekali dia memijit kening. Aku jadi merasa bersalah, seharian ini aku buat dia kelelahan fisik dan batin. Seharusnya aku bisa ambil sisi baiknya lebih dulu. Dia yang masih memedulikan perutku sampai harus menyeretku ke restoran, dia yang tidak meninggalkanku saat kabur, hanya mengumpat saja, dia yang terus mengeluarkan nasihat, aku harusnya berterima kasih. Aku memang tidak tahu diri. Handphone kak Ali bergetar. Dia melirik sekilas ke laci mobil. "Kamu angkat, Shah, dari Syahnaz." Dadaku ngilu kembali. Mengapa nama Syahnaz ini selalu saja memb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD