BAB 24

1045 Words

Kita duduk berhadapan di meja makan, sibuk memakan dan merasai makanan masing-masing, tanpa bicara satu patah kata pun. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang terkadang beradu dengan piring tanpa disengaja saja. Aku yakin, saat ini wajahku pasti sudah memerah dan sembab. Namun tidak sedikit pun kak Ali menampakkan sisi baiknya, ah ... aku tidak boleh terlalu berharap banyak padanya. Toh memang berharap kepada manusia adalah hal yang sangat menyakitkan. Kak Ali menghabiskan makanannya lebih dulu. Dia menatap piringku yang masih terisi makanan dan wajahku yang sudah tidak beraturan. Aku sampai menahan napas saat mataku dan matanya bersamprokan. Aku langsung menunduk, melihat nasi yang sudah aku aduk-aduk beberapa kali. Dia menghela napas lalu menyandarkan kepalanya di sandaran bangku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD