BAB 45

1008 Words

Seperti yang sudah kak Ali katakan sebelumnya, jam tiga setelah tidur siang dia mengajakku ke sebuah pondok pesantren salafi yang tidak terlalu besar tapi suasananya sangat menenangkan. Saat kak Ali datang banyak para santri laki-laki mencium tangannya dan menangkupkan tangan sambil membungkuk ke arahku. Mereka semua sangat sopan santun. "Ini isteri saya, usianya enggak beda jauh sama kalian kok, dia baru 18 tahun." Beberapa santri laki-laki yang ada di depannya langsung menampakkan wajah terkejut. Mereka bahkan tidak berani menatapku, sekali menatap hanya sekilas saja. Inilah yang dinamakan laki-laki yang pandai menjaga mata, semoga saja hatinya selaras. "Ustaz Firman mana?" tanya Kak Ali. Mereka menepi, lalu menunjuk ruangan ustaz Firman dengan kelima jarinya. "Di ruangannya, Ustaz,"

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD