Chapter 24

1377 Words

Malam menggulita dengan pilu. Cerita lama menjadi kunci pembuka sebuah kotak rahasia. Cerita lama menjadi penikam untuk hari kemarin dan hari ini yang menyakitkan. *** Keadaan sendu mereda. Mahesa sudah membersihkan rintik air mata dengan punggung jemarinya. Memasukkan lagi uang-uang ayahnya dan melipat amplop cokelat lusuh dengan rapi. Sasi menyandarkan kepalanya di lengan Mahesa. Dengan tersenyum, Mahesa memebelai kepala gadis itu. "Apa kamu ke makam Kakek?" tanya Mahesa pada Gusti. "Ya. Dan saya mau minta maaf." "Maaf kenapa? Apa di sana juga di jaga?" Mahesa gelisah. "Tidak, tidak begitu. Tenang. Dengarkan dulu." Gusti menggerakkan tangannya naik turun, mencoba menenangkan Mahesa yang terlihat mulai panik. "Setelah saya tahu keadaanmu tidak baik-baik saja. Saya segera ke makam k

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD