Chapter 25

663 Words

Berpikir pelan-pelan saat semua menjadi kusut. *** Malam yang berat. Kisah-kisah baru dari masa yang telah lama berlalu, naik ke permukaan sedikit demi sedikit. Tak ada kisah yang manis, mungkin belum. Yang jelas, air mata tak berhenti mengalir bagi para anak yang menjadi pewaris kisah. "Jika memang ada dua makam dan tampa nisan, berarti kita memang harus memeriksa kedua makam." Gusti bicara. Menyadarkan semua pada persoalan inti. Mahesa mengangguk dan kemudian menatap Elard. "Elard. Kamu bawa Sasi dan Adia kembali ke Jakarta, besok. Saya mulai khawatir kalau dalam waktu dekat, mereka menemukan tempat ini. Daniel itu seperti Herder." Elard terkesiap. Julukan yang diberikan Mahesa untuk Daniel, sama dengan ibunya memberi julukan. "Ya. Saya setuju. Jika Daniel sudah tahu kamu ke makam

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD