Chapter 38

1631 Words

Aku harus bersembunyi dari kebenaran. Hanya agar kamu tetap aman, Sayang. *** Adia mengeringkan rambutnya dengan handuk sembari bercermin. Sedang Sasi, hanya memperhatikan. Malam pertama di tempat baru, belum terasa perbedaannya karena masih ada Mahesa dan Elard. Tapi, malam kedua, baru terasa perbedaannya. Suasana terasa lebih sunyi. Keduanya jadi tidak nyenyak tidur dan bangun subuh. "Cari sarapan di luar, yuk," ajak Adia yang sudah merapikan rambut basahnya. "Masih jam enam pagi. Emangnya ada yang buka?" "Ada-lah. Makanya keluar. Ayo sarapan di luar." "Sarapan apa?" "Bubur Menado bagaimana? Dekat sini ada bubur menado enak." "Kok, kamu tahu." Adia memutar tubuh menghadap Sasi dan tertawa kecil. "Memangnya saya kayak kamu, yang terkungkung terus." Adia menowel hidung Sasi dan ke

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD