Part 5

1059 Words
Tenaga Cella tak cukup kuat untuk melawan tenaga yang di keluarkan oleh Peter, mulut Peter terus menciumi bibir Cella, sementara kedua tangan Cella di genggamnya erat, sekuat apapun Cella meronta ronta semuanya hanyalah sia sia. Peter semakin buas dan beringas saat sehelai demi sehelai pakaian yang ia kenakan di lucuti Peter dengan paksa, Cella menangis dalam pilu saat Peter mencumbunya dengan sangat kasar "Kak, tolong hentikan Cella mohon" ucap Cella yang hanya bisa memohon tapi tak digubris oleh Peter, ia hanya tau kenikmatan saat getaran panas menjalar ke seluruh intinya Akkkhhhhhh... Cella mengerang kesakitan saat inti tubuh Peter masuk dengan paksa pada inti Cella Cella mencakar kuat bahu Peter hingga menimbulkan bekas yang dalam, saat tenaganya sudah benar benar habis, Cella hanya dapat menerima begitu saja apapun yang dilakukan Peter pada tubuhnya, saat bibir Peter terus menghisap setiap inci kulit putih mulus milik Cella, Cella hanya dapat diam dalam tangis yang dalam, bahkan setiap hentakan yang dilakukan oleh Peter padanya Cella hanya diam bagaikan mayat hidup.   "Hikksss..hiksss.. hiksss" saat pagi menjelang Cella masih terisak isak dalam tangis yang dalam, sayup sayup terdengar suara tangis itu, Peter membuka matanya perlahan, dan mendapati Cella berada di sampingnya sedang menangis "Cella, kamu kenapa?" tanya Peter yang cukup terkejut saat mendapati dirinya dan Cella berada dalam satu kamar dalam kondisi telanjang bulat "Kakak jahat...hikss hikkss" jawab Cella dengan masih terisak isak "Astaga Cella, apa yang udah aku lakuin sama kamu?" sungguh Peter tak mengingat sedikitpun apa yang sudah ia perbuat pada Cella semalaman tadi, berkali kali mengingatnya tetaplahia tidak bisa ingat "Cella, Cella please maafin kakak, kakak salah" "s**t!! b******k!!" Peter memaki dirinya sendiri, dan penuh dengan penyesalan Peter meraih bahu Cella dan membuat Cella berhadapan dengannya "Cella, kakak mohon maafkan kakak, kakak janji kakak akan bertanggungjawab sepenuhnya, kakak janji Cel"  "Cella benci sama kakak, Cella benci!" dengan cepat Cella langsung bangkit berdiri hanya bermodalkan selimut tebal milik Peter Cella terus berjalan masuk kedalam kamarnya Kemudian ia menangis sesegukan di dalam sana, mengingat betapa jahatnya perlakuan Peter terhadapnya, Cella benar benar kecewa Perasaan bersalah terus menghantui Peter sepanjang hari ini apalagi Cella terus saja mengurung dirinya didalam kamar "Cella, buka pintunya kakak mau ngomong sama kamu" ucap Peter mencoba membujuk Cella agar mau membuka pintunya "ENGGAK, PERGI SANA!! CELLA BENCI KAKAK!! huhuhu..." teriak Cella di iringi tangis keras darinya Mendengar Cella lagi lagi mengusirnya Peter hanya dapat menghela nafasnya dalam, dan hany bisa terduduk lemas di depan kamar Cella yang terkunci rapat Sepuluh dua puluh tiga puluh, sejam dua jam tiga jam hingga empat jam lamanya Cella masih mengurung dirinya di kamar, Peter kembali bangkit berdiri dan mencoba membujuk Cella lagi "Cella, tolong buka pintunya yah, kakak mau ngomong sama kamu" tapi yang di ajak ngomong gak menjawabnya sama sekali "Cella, tolong buka, kita bicara dulu, kita bicarakan tentang kedepannya mau gimana, soal bilang sama mami papi juga" Klikkk.... gak pake hitungan menit begitu Peter menyelesaikan perkataanya Cella keluar dengan wajah yang di tekuk manyun semanyun manyunnya "Cella, kakak pasti bertanggungjawab, kamu gak usah takut" "Kak.. Cella benci kakak!" "Oke boleh kamu benci kakak, kakak gak peduli yang penting sekarang.." "Enggak!" belum sempat menyelesaikan perkataannya Cella sudah memotongnya denga keras "Jangan bilang apapun sama mami papi, please jangan buat mereka sedih" "Tapi Cel" "Enggak, kalau Cella bilang enggak ya enggak! Cella gak akan nuntut apapun sama kakak, asal kakak tutup mulut, jangan bilang hal ini sama mami papi, ngerti gak?!" "Tapi Cel" "Kalau kakak terus membantah Cella, Cella minggat dari rumah ini" "Oke oke, kakak ikuti mau kamu" pusing kepala barbie, baru kali ini ada yang di memperkosa di suruh tutup mulut sama yang di perkosa, diancam pula lagi! Peter udah gak tau lagi harus bagaimana bersikap dengan Marcella ini, entah apa yang membuat otaknya sedikit bergeser sampai ia tak mau Peter bertanggung jawab atas perbuatannya "Cella Peter" panggil nyonya Sutopo saat mereka sampai dirumahnya Tak lama Cella pun turun dengan memasang wajah cerianya lagi "Mami.. papiiii..." teriak Cella yang berlarian dari lantai atas rumahnya "Cella anak mami, mami kangen kamu"  "Cella juga kangen mami papi" jawab Cella dengan manjanya "Mana kakak kamu?" tanya Tuan Sutopo mencari anaknya yang satu lagi "Ngepet kali" jawab Cella asal "Hussh.. sembarangan aja mulutnya, keluarga kita bukan keluarga ngepet, tapi keluarga piara tuyul, nah kalian ini tuyul tuyulnya, hahaha" ihh.. si mami ini kalau bercanda kayak kacang kulit garing garing gimana gitu Pandangan mata Cella dan Peter saling beradu satu sama lain, dan di saat yang bersamaan Cella teringat kejadian malam itu, dan membuatnya bergidik sendiri "Kenapa Cel?" tanya Nyonya Sutopo yang menyadari perubahan Cella "Oh.. enggak gak kenapa napa, makan yuk mih Cella lapar" jawab mengalihkan pembicaraan itu Suasana makan saat ini sangat berbeda seperti biasanya yang selalu ada keributan di antara Cella dan Peter, saat ini hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar dari ruang meja makan ini, hanya sesekali Nyonya dan Tuan Sutopo saling melihat satu sama lain seolah sedang bertanya apa yang sedang terjadi diantara mereka saat ini. Setelah jam makan berakhir baik dan waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, baik Cella maupun Peter langsung naik ke atas menuju kamar masing masing "Kak lepas!" pekik Cella saat lengannya di tarik oleh Peter dan ia didorong untuk masuk kedalam kamarnya "KAAK!" pekik Cella lagi Buukkk... pintu kamar Cella di tutup dan kunci oleh Peter "Kakak mau apa lagi?" tanya Cella keheranan dan masih memasang wajahnya yang ketus pada Peter "Cel, jangan buat kakak terlihat seperti pengecut, kakak gak masalah kalau harus nikahin kamu" "Tapi Cella bermasalah, gimana kata orang nanti, kita dikenal orang orang itu kakak adik, kalau kita nikah apa kata orang? Kasian mami sama papi kak" jawab Cella dengan penuh penekanan "Kakak yakin mereka akan setuju dengan keputusan kita, mereka gak akan menolaknya" jawab Peter dengan sangat percaya diri, tapi tidak untuk Cella "Itu menurut kakak, tapi menurut Cella enggak" jawab Cella dengan lugas "Cel, kakak suka sama kamu, kakak suka kamu udah dari lama" ucapan Peter langsung mengehentikan langkah Cella yang mencoba membukakan pintu untuknya "Kak" umppphhhh.... bibir mungil Cella langsung di sumpal oleh bibir tipis Peter dengan sangat lembut Peter menghisapnya, awalnya Cella ingin berontak tapi ia luluh dengan kata kata Peter bahwa ternyata selama ini Peter menyukainya, bagaikan gayung bersambut Cella merasakan begitu sangat bahagia Dalam otaknya ia ingin melawan tapi, apa daya akhirnya ia hanya bisa menikmati sentuhan bibir hangan Peter yang membuat otaknya empty untuk beberapa lama
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD