D&W 01

1765 Words
*1000 TAHUN KEMUDIAN Aaarrgh.. Aaarrgh.. Teriakan kesakitan terdengar dari salah satu kamar bersalin. Keringat mengucur dari dahi wanita itu. Setelah melahirkan bayinya yang pertama, bayi keduanya sangat susah dikeluarkan seakan bayi itu tidak ingin keluar. “Sedikit lagi, nyonya. Tarik nafas lalu hembuskan perlahan. Dan dalam hitungan ketiga kembali mengejan. Ingat, nyonya. Jangan berteriak itu akan semakin menghabiskan tenaga nyonya. Satu.. Dua.. tiga..” sang dokter memberi aba-aba lalu wanita itu mulai mengejan kembali. Setelah setengah jam bayi itu keluar dan suara tangisannya menggema. Disaat lahirnya bayi itu, sinar bulan biru terlihat melingkupi rumah sakit itu seakan menyambut kedatangan sang bayi. Oek.. oek.. oek “Bayinya sudah keluar. Selamat bayinya perempuan dan sangat cantik. Semuanya lengkap dan suaranya sangat keras sekali” ucap sang dokter dengan tersenyum lembut. Lalu menaruh bayi itu disamping sang ibu baru itu, “selamat, anda sudah berusaha untuk kedua bayi anda” wanita itu hanya mengangguk dan tersenyum. Wanita itu begitu terpanah dengan kecantikan kedua putri. Kulitnya putih bersih dan bersinar meskipun masih tertutupi dengan darah. Wanita itu tersenyum melihat bagaimana putrinya mencari sumber makanannya dengan semangat. Setelah menemukannya bayi perempuan itu menyedot dengan semangat. Setelah itu suster datang dan membersihkan putrinya. Saat suster membersihkan bayi itu, ia dibuat terkejut dengan sebuah tanda lahir yang menjulur dari bahu hingga berhenti di belakang telinga sebelah kanannya. Suster itu takjub karena ini pertama kalinya ada bayi mempunyai tanda lahir yang sangat unik. Tanda lahir itu berbentuk seperti sulur daun yang merambat lalu di tepinya terdapat bunga teratai yang mekar. *** Di tempat lain, tepatnya di Olympus Dewa dan Dewi Olympus bahagia mengetahui kelahiran gadis yang diramalkan. Berbeda dengan sang ayah bayi, Poseidon. Sang Dewa berada di balkon yang menghadap langsung pada taman di Olympus dengan wajah yang terlihat murung. Poseidon khawatir akan keselamatan putrinya. Sang Dewi Perburuan menghampiri Poseidon lalu bertanya, “Kau terlihat tidak bahagia atas kelahiran putrimu?” Poseidon yang mendengar perkataan Artemis menggeleng. “Aku tentu saja bahagia. Hanya saja, aku khawatir dengan takdir yang di bawa putriku” jelas Poseidon. Artemis yang mendengar perkataan sang Dewa Laut mengangguk mengerti. “Kau tidak perlu khawatir. Akan banyak yang melindunginya. Begitu pula dengan para Dewa Dewi Olympus. Yah.. meskipun aku tidak yakin dengan Hera. Kau tau kan bagaimana Hera” Artemis sedikit menghibur Poseidon. Poseidon hanya tersenyum kecil. Ia paham bagaimana perangai saudarinya itu. “Aku khawatir putriku tidak bisa mengontrol kekuatan besar tiga Dewa. Apalagi putriku terlahir setengah manusia dan dewa. Aku berharap bukan keturunan ku yang mengemban tugas berat ini, tapi takdir berkata lain” helaan nafas Poseidon terdengar berat. Setelah menyelesaikan kalimatnya Poseidon pergi dari balkon. Artemis yang melihat Poseidon pergi hanya diam tanpa berkata apapun. Ia hanya melihat Poseidon yang melangkah pergi lalu berbalik kembali melihat bulan yang bersinar biru. Poseidon memilih pergi ke bumi untuk melihat putrinya. Tapi sayangnya sang Dewa hanya bisa melihat putrinya dari jauh. Karena akan sangat berbahaya jika ia mendekat. Bisa saja musuh mengetahui keberadaan putrinya yang susah payah ia sembunyikan. Ia sengaja menekan aura dan bau sang putri yang khas. Karena bau sang putri yang begitu khas mampu menarik musuh atau monster mendekat. Para Demigod memiliki bau yang hanya bisa di deteksi oleh para monster karena itu dibangunlah Camp Halfblood untuk melindungi mereka. “Maafkan aku putri-putriku. Felycia, Fiona. Maafkan aku juga Zabrina” Poseidon berbicara pelan hampir berbisik “Reese. Olyvia” muncul dua perempuan dengan memakai baju zirah lalu berlutut di hadapan Poseidon. “Katakan perintahmu, My Lord” ucap mereka bersama. Mereka adalah salah satu ciptaan Poseidon yang di jadikan bayangan sang Dewa “Aku tugaskan kalian untuk melindungi kedua putriku. Ajarkan mereka cara bermain pedang dan panah. Pada saat putriku berumur 15 tahun bawa mereka ke Camp Halfblood. Lalu berikan ini kepada ibu mereka” Poseidon menyerahkan selembar surat pada Reese Setelah menerima perintah dan surat dari Poseidon mereka berkata, “Kami terima tugas darimu, My Lord” ucap mereka sambil menundukkan kepala. Mereka kemudian menghilang dari hadapan Poseidon dan berada di depan pintu ruangan Zabrina. Penampilan mereka pun berubah. Reese yang memakai t-shirt putih dan celana jeans hitam yang dibalut dengan jaket jeans crop top warna hitam, rambut yang dikuncir ponytail serta sepatu sneakers warna hitam. Sedangkan Olyvia dengan dress selutut lengan panjang warna baby blue, rambut yang di kepang samping dan sepatu flat shoes dengan warna senada. Mereka mengetuk pintu, setelah terdengar kata masuk. Mereka membuka pintu dan berjalan ke hadapan Zabrina. Mereka menunduk hormat, lalu Reese memberikan surat dari Poseidon. Zabrina yang tidak mengenal mereka menerima surat dengan wajah bingung. Surat itu berisi, ‘Zabrina, aku minta maaf karena tidak bisa berada di sisimu juga putri kita. Karena akan sangat berbahaya jika aku berada di sekitar kalian. Aku mengirimkan Reese dan Olivia untuk menjagamu dan putri kita dari bahaya. Aku menamai putri pertama kita dengan Felycia dan putri kedua kita Fiona. Fiona akan memiliki takdir yang besar nantinya. Ia akan dalam bahaya jika musuh tahu keberadaannya. Aku sudah menyiapkan tempat untuk kalian. Untuk sementara kalian akan aman jika jauh dari Inggris jadi aku memilih New York untuk kalian tinggal. Aku akan selalu mengawasi kalian dari jauh jadi kau tenang saja.” Setelah membaca surat itu Zabrina terkejut jika putri keduanya akan dalam bahaya. Ia akan melindungi buah hatinya meskipun nyawa yang akan jadi taruhannya. Saat Zabrina tahu jika ia hamil anak seorang Dewa, ia mengerti hidupnya tidak akan mudah. Zabrina mengalihkan pandangannya dari bayinya yang tertidur pulas sorot khawatir terlihat jelas di matanya. Zabrina menoleh kepada Reese dan Olyvia. Olyvia yang melihat kearah Zabrina berkata, “Kita akan berangkat dua hari lagi ke tempat yang sudah disediakan oleh Dewa Poseidon” suara Olyvia terdengar lembut. Zabrina hanya mengangguk. “Apa sebenarnya maksud dari Poseidon dengan takdir putriku? Aku ingin tau kenapa putri keduaku dalam bahaya. Beritahu aku agar aku bisa bekerjasama dengan kalian menjaga putriku” tanya Zabrina Reese dan Olivia saling pandang. Mereka berduski lewat mindlink. Setelah berduski mereka memilih memberi tahu Zabrina. Saat mengawasi Zabrina di masa kehamilannya Reese dan Olivia tahu kalau Zabrina memiliki watak yang keras kepala dan rasa ingin tahu yang besar. Mereka lebih memilih mengurangi resiko daripada menambah resiko. “1000 tahun yang lalu saat sang kegelapan di kalahkan, ramalan itu pun terdengar. Oracle atau biasa disebut sebagai penyampai ramalan Dewa Apollo berkata bahwa sang kegelapan ditakdirkan kembali bangkit. Dia akan kembali bangkit dan hanya anak perempuan dari ketiga dewa tertinggi yang bisa mengalahkannya. Anak itu akan memiliki tanda lahir yang unik, tanda lahir yang memanjang dari bahu ke belakang telinga” Reese kemudian melihat kearah Fiona. “Putrimu memiliki kekuatan yang besar. Kekuatan tiga Dewa ada pada dirinya. Kekuatan itu akan bangkit saat putrimu berusia 20 tahun. Putrimu nantinya yang akan menjadi penentu di dunia manusia dan immortal. Dia akan menjadi penghancur atau penyelamat. Maka itu kita harus melindungi dia agar tidak jatuh ke tangan musuh” mendengar penjelasan Reese, Zabrina hanya bisa menutup mulutnya karena terkejut. Bagaimana bisa putri kecilnya memiliki masa depan yang berat. “Aku mengerti penjelasan kalian” Zabrina yang sadar dari keterkejutannya bertekat melindungi putrinya meskipun nyawa taruhannya “Putrimu yang satunya juga harus kita jaga dengan ketat . Karena bagaimana pun juga mereka adalah keturunan dari salah satu tiga Dewa besar. Kekuatan besar juga mengalir di dirinya. Bagi para musuh anak dari tiga Dewa besar akan sangat mengganggu misi mereka untuk menguasai dunia. Jadi kita tidak bisa lengah dalam mengawasi mereka berdua” Zabrina hanya menganggukkan kepalanya. Zabrina merasa bersalah kepada putrinya karena harus memiliki takdir yang berat seperti ini. Dua hari kemudian Mereka bersiap untuk pergi mengundangakan portal teleportasi. Dalam hitungan detik mereka sudah sampai di depan rumah yang akan mereka tinggali. Rumah itu terasa hangat dan nyaman untuk di tinggali. “Kita akan tinggal disini sampai mereka siap untuk digembleng di camp halfblood. Tempat ini sudah di lapisi proteksi agar para musuh tidak bisa mendeteksi keberadaan si kembar. Kita nanti bisa membawa si kembar dengan cara menyamarkan baunya” Zabrina mengangguk mendengar penjelasan Olivia. Hari berlalu menjadi bulan, bulan berlalu menjadi tahun. Tak terasa bayi kembar itu sudah menginjak umur 7 tahun. Mereka pun sudah mulai dilatih berpedang dan memanah. Felycia dan Fiona sungguh pandai dalam bertarung. Mereka dengan cepat menyerap ilmu yang diajarkan oleh Reese dan Olyvia. Si kembar memiliki perbedaan yang mencolok. Jika Felycia adalah anak yang ceria maka Fiona adalah anak yang tenang. Fiona lebih unggul dalam hal berpedang atau memanah. Fiona dengan cepat mengetahui kelemahan musuh sedangkan Felycia sangat pandai dalam hal memanah tapi sedikit lemah di pedang. Fiona dan Felycia sudah mulai menunjukkan kekuatan mereka. Di umur 7 tahun Felycia di ajari mengontrol air oleh salah satu Raja Mermaid. Dewa Poseidon sengaja mendatangkan langsung sang Raja Mermaid untuk mengajari putrinya mengontrol kekuatannya. Sedangkan Fiona harus belajar lebih ekstra mengontrol kekuatannya karena tidak hanya air. Fiona juga harus bisa mengontrol petir dan juga tanah. Yang spesial dari Fiona adalah ia bisa tahu kematian seseorang bahkan menghidupkan orang yang sudah mati, tapi dengan ketentuan tertentu. Dia tidak bisa menghidupkan sembarang orang. Ini adalah kekuatan yang ia peroleh dari Hades sang Dewa Kematian. Mereka juga mulai sekolah formal. Karena nanti di umurnya yang ke 15 mereka akan di gembleng di camp halfblood. Tempat teraman untuk para anak dewa setengah manusia. Camp halfblood sendiri ada di berbagai negara untuk memudahkan para Demigod. Camp Halfblood yang akan mereka tinggali terletak di tengah hutan yang tidak pernah di jamah manusia. Di kelilingi oleh bangsa immortal. Bangsa Vampir yang berada di sisi kiri camp halfblood dan bangsa Werewolf di sebelah kanan. Lalu bangsa Fairy di belakang camp halfblood, diatasnya ada tempat bangsa Elf. Serta monster-monster yang berkeliaran di sekitar hutan itu. Saat masuk di Junior High School si kembar sangat terkenal. Bagaimana tidak diumurnya yang ke 13 kecantikan mereka terlihat begitu sempurna. Kulit putih bersih tanpa luka, lalu wajah cantik bak dewi. Felycia dengan rambut berwarna coklat madu dan di ujungnya berwarna biru serta bola mata berwarna sebiru lautan. Sedangkan Fiona memiliki rambut yang unik dimana atas rambut berwarna grey lalu ditengahnya berwarna coklat madu lalu bagian bawahnya berwarna biru. Jangan lupakan warna bola matanya yang tidak kalah unik berwarna sama dengan rambutnya yaitu perpaduan antara warna grey, brown dan ocean blue. Awal masuk sekolah dulu mereka pernah di tegur oleh pihak sekolah karena warna rambut dan matanya. Tapi saat pihak sekolah tau jika itu memang warna asli, mereka di buat takjub. Mereka ingin tahu bagaimana rupa ayah si kembar. Melihat tampilan mereka yang begitu luar biasa. Di umur 13 tahun mereka sudah mulai ahli mengontrol kekuatan mereka. Dan para musuh hampir saja mengetahui keberadaan mereka. Tapi berkat sang ayah, keberadaan mereka kembali tidak di ketahui. *** To Be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD