D&W 02

1845 Words
Si kembar sudah menginjak umur 15 tahun. Mereka pun harus segera pergi ke camp halfblood di London. Si kembar sudah selesai mengepak barang mereka dan bersiap untuk berangkat. Mereka merasa berat meninggalkan ibunya sendirian di sini. “Ibu tidak apa sendirian disini. Ibu akan aman. Kalian hanya perlu fokus dengan pelatihan kalian. Ingat kalian harus saling menjaga satu sama lain dan untuk Fiona ibu berdoa agar kau bisa melaksanakan takdirmu” Zabrina lalu mencium pucuk kepala mereka satu persatu. Camp Halfblood Saat memasuki camp halfblood mereka di buat terkejut. Tiba-tiba ada satyr yang mendekati mereka. Satyr itu tersenyum lalu mengulurkan tangan mengajak berkenalan “Nama ku Aiden. Aku yang akan bertanggung jawab saat kalian akan menjalankan misi nantinya. Oh ya.. aku belum diberitahu nama kalian” satyr bernama Aiden itu terlihat menyenangkan. “Aku Felycia dan ini adik kembarku Fiona, kami putri dari Dewa Poseidon” penjelasan Felycia membuat mata Aiden terbelalak. Ia terkejut jika yang menjadi tanggung jawabnya adalah gadis kembar yang salah satunya adalah sang gadis ramalan. Sepertinya tugasnya akan sangat berat. “Jadi salah satu diantara kalian adalah gadis ramalan?” tanya Aiden “Ya. Itu aku” jawab Fiona Aiden menganga tidak percaya. Gadis datar itu adalah gadis yang diramalkan. Setelah tersadar dari keterkejutannya Aiden segera mengantar mereka ke cabin Poseidon. Hari ini si kembar tidak bersama Reese dan Olyvia. Reese dan Olyvia hanya mengantar mereka sampai di depan gerbang camp halfblood. Felycia dan Fiona melihat-lihat cabin Poseidon. Cabin Poseidon terlihat cukup besar dengan dua kamar tidur, ruang tamu yang lumayan besar, dapur yang cukup lengkap. Di belakang cabin ada tempat bersantai yang langsung mengarah ke laut lepas. Cabin ini sangat cocok untuk anak Poseidon. Setelah beristirahat sebentar mereka mulai pelatihannya. Karena hanya tersisa waktu lima tahun hingga mereka siap. Jadi mereka harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Saat Fiona memasuki area pelatihan dengan kakaknya banyak mata yang memandang mereka. Para demigod yang sudah di beritahu jika akan ada anak dari salah satu 3 dewa besar mereka cukup antusias menyambutnya. Saat berada di depan mereka, mereka hanya bisa terpanah di hadapan si kembar. “Perkenalkan mereka adalah putri dari Dewa Poseidon. Felycia dan Fiona” ucap sang pelatih, Chiron sambil menunjuk Felycia dan Fiona. “Seperti yang sudah di ramalkan oleh sang Oracle tentang gadis ramalan. Dialah gadis itu, dialah yang akan menyelamatkan kita, jadi aku harap kalian bisa membantunya” sang pelatih berbicara sambil menunjuk pada Fiona. Para demigod lalu menatap lekat Fiona. Penampilan Fiona memang terlihat berbeda dari para demigod. Setelah itu di mulailah pelatihan. Banyak demigod yang takjub melihat Felycia dan Fiona yang tidak pernah meleset saat memanah. Panah itu selalu tertancap di bagian tengah papan sasaran begitu pula saat mereka beradu pedang dengan demigod lain. Felycia mendapat 3 luka saat beradu pedang sedangkan Fiona tidak mendapatkan luka sama sekali. Setelah pelatihan selesai mereka menuju cafetaria untuk mengisi tenaga. Seorang demigod mendekati meja Fiona, Felycia dan Aiden. Merasa ada yang berdiri di samping meja mereka mendongakkan kepalanya. Fiona menaikkan sebelah alisnya bingung “Jadi kau sang gadis ramalan itu? Kau yakin bisa menjalankan tugasmu dengan baik? Dilihat dari tubuhnya yang terlihat lemah itu.. sudah pasti kau akan kalah” ejek gadis itu. Sambil melihat Fiona dari atas bawah. “Siapa kau berani berbicara seperti itu” ucap Fiona datar “Aku Rebecca putri dari Hera” ucap Rebecca “Putri Dewi Hera? Pantas saja sikapmu seperti itu” sinis Fiona. “Lain kali belajarlah tata krama. Cara berbicaramu sangat tidak sopan pada orang yang pertama kali kau temui” Fiona berbicara dengan tersenyum miring, lalu melanjutkan makannya lagi. Rebecca merasa terhina dengan ucapan Fiona. Ia mengepalkan tangannya lalu berkata, “Ayo kita duel. Saat aku menang minta maaflah padaku dan bersujud di bawah kakiku karena ucapanmu tadi. Tapi jika aku yang kalah, aku juga akan melakukan sebaliknya” dengan sombongnya Rebecca menantang Fiona. Fiona yang mendengar ucapan Rebecca memutar bola matanya malas. Fiona merasa melakukan ucapan Rebecca hanya akan membuang-buang waktunya yang berharga. “Tidak bermanfaat” singkat, padat dan jelas, khas seorang Fiona. Fiona lalu berdiri dan mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari cafetaria. “Katakan saja kau takut” teriak Rebecca. Fiona berhenti berjalan lalu membalikkan badannya. Menunjuk dirinya sendiri lalu tersenyum meremehkan. Sambil bersendekap d**a Fiona berjalan mendekati Rebecca. “Aku? Takut? Kau bercanda” kekehan Fiona terdengar “Kalau begitu terima tantanganku” tantang Rebecca “Baiklah. Tapi nanti jika aku menang jangan menangis dan mengadu pada ibumu” ucap Fiona lalu berjalan pergi. Felycia yang dari tadi duduk diam melihat mulai berdiri diikuti oleh Aiden. Saat akan melewati Rebecca, Felycia berhenti. “Kau menantang orang yang salah, kawan. Kau tidak pernah mendengar tentang kekuatan yang dimiliki gadis ramalan atau telingamu bermasalah?” tanya Felycia “Menantang Fiona sama saja pasrah akan kekalahan” setelah mengucapkan itu Felycia pergi dengan Aiden Rebecca mengepalkan tangannya. Aku akan mengalahkanmu gadis sialan. Kalau perlu kalian berdua batinnya. Rebecca tidak pernah kalah akan hal apapun, dia adalah anak dari Hera istri Zeus, karena itu dia merasa sombong. Teman Rebecca yang duduk tidak jauh dari situ mendekati Rebecca. Mereka malah memanasi Rebecca. Rebecca yang mudah terpancingpun langsung terbakar amarahnya. *** Fiona yang sudah berada di cabin Poseidon pun mulai merebahkan dirinya. Dia mulai berpikir tentang ramalan itu. Melawan sang kegelapan yang juga secara teknis adalah kakeknya bukan suatu hal yang mudah. Pikirannya semakin kusut. Merasa tidak bisa tidur Fiona beranjak bangun. Ia melangkahkan kakinya kebelakang. Fiona memasukkan kakinya ke laut dan mulai merenung. “Kekuatanku bukanlah kekuatan biasa. Sekarang masih bisa aku kendalikan. Tapi nanti saat umurku 20 tahun kekuatan ini akan makin susah di kendalikan. Jalan satu-satunya adalah memiliki pasangan yang bisa mengimbangi dan mengotrol kekuatanku. Tapi siapa lelaki itu? Aku harus menemukannya sebelum usiaku 20 tahun” gerutuannya terhenti saat Fiona merasakan aura kembarannya memasuki pondok. “Apa yang kau pikirkan sambil duduk disini Fio?” Felycia ikut duduk di samping Fiona. “Tentang ramalan itu Cia” “Sejak ibu memberitahumu kau semakin pendiam. Kau tidak akan sendiri melawannya Fio. Kami semua pasti akan membantumu” Felycia mengelus punggung kembarannya Fiona menoleh kearah kakaknya, lalu membaringkan kepalanya di pangkuan Felycia. Menerawang masa depan yang masih kelabu. Fiona pun mulai tertidur. Setengah jam setelah Fiona tertidur di pangkuan Felycia tidur Fiona mulai tidak tenang. Keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya. Felycia mencoba membangunkan adiknya. Ia menepuk pipi Fiona dengan agak keras. Setelah tepukan kelima Fiona mulai membuka mata dengan nafas yang menderu. “ada apa Fio? Ada apa?” Felycia menangkup wajah Fiona “Hanya mimpi buruk. Aku mimpi dikejar zombie” ucap Fiona “Zombie? Jangan bilang karena kita menonton film zombie beberapa hari sebelum kemari” “Ya begitulah” ucap Fiona asal ‘Maafkan aku Cia, aku terpaksa membohongimu. Mimpi ini bukan mimpi biasa. Jika aku sudah menemukan jawabannya aku janji akan mengatakan padamu’ batin Fiona * Keesokan harinya, setelah sarapan para demigod berlarian menuju lapangan tanding. Mereka akan menyaksikan pertandingan Fiona dengan Rebecca. Selama ini para demigod tidak suka dengan sifat Rebecca hanya karena ibunya adalah Dewi Hera ia merasa paling berkuasa. Karena anak dari Zeus dan Hades lelaki maka itu Rebecca merasa berkuasa. Mereka ingin melihat Rebecca yang sombong itu kalah. “Kau yakin untuk melawannya Fiona? Dia terkenal cukup gesit. Aku khawatir” Aiden khawatir jika Fiona tidak bisa mengimbangi Rebecca. Felycia yang mendengar ucapan Aiden menyikut perutnya dan melototi Aiden. “Seharusnya yang kau khawatirkan itu si nenek sihir itu. Bukannya mendapatkan kemenangan malah akan mendapat malu” ucap Felycia “Kau salah jika meremehkan kekuatan Fio. Kami masuk kesini bukan untuk berlatih bertarung tapi melatih mengontrol kekuatan kami agar tetap terkendali” jelas Felycia Aiden menyerngit. Aiden mulai berpikir. Jika mereka masuk hanya untuk mengontrol kekuatannya seberapa hebat mereka dalam bertarung. Peluit dibunyikan tanda pertandingan pedang anatra Fiona dan Rebecca pun dimulai. Rebecca menatap Fiona sengit. Sedangkan yang ditatap sengit hanya berwajah datar. Rebecca mulai menyerang terlebih dahulu Trang... trang... Bunyi antara dua pedang mulai terdengar. Dengan tenang Fiona menangkis serangan Rebecca. Bahkan Fiona tidak terlalu banyak bergerak dari posisinya. Melihat Fiona yang semudah itu menangkis serangannya membuat Rebecca naik pitam. Rebecca mulai menyerang dengan membabi buta. Serangan pedangnya mulai terlihat tidak teratur. Sambil menangkis pedang Rebecca, Fiona berkata, “Jika kau terus seperti ini kau akan mati di medan pertempuran” “Kau dari tadi hanya menangkis seranganku. Katakan saja jika kau tidak bisa menang melawanku” sinis Rebecca Fiona menghembuskan nafasnya. Merasa jika terus begini akan semakin lama, ia memilih mulai menyerang Rebecca. Setelah menangkis pedang Rebecca, Fiona mulai menyerang Rebecca. Pedangnya mengayun dengan ringan. Dengan gerakan cepat pedang Rebecca terjatuh dan Fiona sudah berada di belakang Rebecca dengan pedang yang berada di lehernya. Para penontonpun berteriak senang melihat kekalahan Rebecca. “Kau sudah kalah daughter of Hera” ucap Fiona dengan suara rendah “Aku tunggu janjimu Rebecca” lanjut Fiona dengan datar. Setelah menjauhkan pedangnya dari leher Rebecca dan menyarungkan pedangnya kembali. Fiona pergi menjauh dari arena. Rebecca yang syok dengan kekalahannya merosot jatuh. Rebecca merasa popularitasnya yang tidak pernah kalah itu langsung hancur. “Kau hebat sekali bisa mengalahkannya dengan sekali serang” Aiden memberi dua acungan jempol kepada Fiona. Dengan senyum tipis Fiona pergi menuju pondok Poseidon. Ia harus menghubungi ayahnya. Ada suatu hal yang mengganggu pikirannya. Setelah sampai di cabin ia segera ke belakang dan mencelupkan tangannya ke dalam air laut lalu berkata dalam hati, ‘Ayah datanglah, ada hal yang harus aku bicarakan denganmu. Ini tentang remalan itu’ Air laut mulai bergerrak pelan. Setelah itu muncul lah Poseidon dengan baju khas Dewa dan tongkat trisula di tangan kanannya. Fiona yang bisa melihat ayahnya secara langsung tersenyum senang. Karena selama ini mereka hanya bisa berkomunikasi lewat mimpi atau saat ayahnya berbisik di telinganya. “Oh putriku. Akhirnya aku bisa memelukmu” Poseidon segera memeluk putrinya. Betapa ia menginginkan hal ini dari lama. “Apa yang ingin kau katakan putriku?” tanya Poseidon melepaskan pelukannya. Mereka lalu duduk di teras belakang. Fiona terlihat menimbang-nimbang apa yang harus di katakan pada ayahnya. “Aku bermimpi berada di tengah-tengah peperangan. Disana semua bangsa immortal dan para demigod ikut berperang. Kita berperang melawan titan, monster, black witch dan masih banyak lagi. Lalu saat salah satu musuh akan menikamku ada seorang lelaki yang berteriak memanggil namaku dan menghalau serangan itu. Hingga lelaki itu yang terkena serangan. Lelaki itu sekarat dan mimpi itu berakhir karena Cia membangunkanku” jelas Fiona dengan nada jengkel di akhir kalimat Poseidon yang mendengar penjelasan putrinya sedikit terkekeh mendengar ucapan akhirnya. “Sepertinya itu gambaran yang akan terjadi nanti. Kemungkinan besar lelaki itu adalah pasanganmu. Mendengar tentang mimpimu pasanganmu mungkin berasal dari dunia immortal, karena pasanganmu tidak mungkin manusia biasa. Lelaki itu yang akan menemukanmu, putriku” jelas Poseidon “Jadi dia akan mati karena melindungiku?” ucap Fiona. “Ayah tidak tahu. Mimpi terpotong. Mimpi kita memang menandakan sesuatu. Tapi masa depan bisa berubah, tergantung bagaimana kita menyikapinya” ucap Poseidon “Tapi ngomong-ngomong apa kau melihat wajahnya?” tanya Poseidon penasaran. Fiona menggelengkan kepalanya. “Yasudah tidak apa-apa. Nanti kau juga akan melihatnya” Poseidon memasukkan putrinya kedalam pelukannya. *** To Be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD