TERBANGUN TANPA ADAM

1063 Words
Aku terbangun tanpa Adam di sisiku. Aku menarik nafas panjang ketika merasakan tubuhku pegal semua. Malas rasanya bangun dari tempat tidur. "Awas saja Adam," gumamku merasakan akibat dari perbuatannya di tubuhku. Kuraih pil yang ada di meja dekat tv. Ku telan tanpa minum air putih. Aku tidak mau hamil, hidupku sudah cukup runyam dan tidak mau anak yang akan menambahkan kerunyaman semua ini. Aku bergerak, berusaha mengambil bajuku yang tergeletak di lantai dengan kaki. Aku membungkuk untuk mengenakan kaos saja, tanpa berniat berpakaian lengkap karena malam sudah menunjukkan jam 3 pagi. Adam tidak pernah tahu waktu, dia pasti pergi lari dan nyangkut di warung bu Elly untuk main gaple dengan teman-teman pengangguranya. Di meja makan sudah tersaji sempurna telur gulung, daging asap dan sayur toge. Bersama dengan kopi yang sudah mulai dingin, harus kembali ku hangatkan lagi. Nggak jadi deh aku marah, aku sayang sama Adam. *** Si sampah masyarakat nggak pulang meski hari sudah pagi. Dia tidak mengangkat telponku. Ah bikin kesal sudah, padahal aku mau berangkat kerja. Aku biarkan saja, aku berharap dia kena kecelakaan aja sekalian. Gak mungkin, aku pasti mati karena menangis kehilangan. Soalnya sebenci-bencinya aku, dialah orang yang selalu ada untukku. Lagian dia terlalu tampan untuk mati mengenaskan, lagian... oh ini sulit kuakui, kutuk saja aku. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa mencegah perasaanku... Aku begitu mencintai Adam *** Sepulang aku bekerja dia masih tidak mengangkat telponku, aku tunggu dia sampai hampir jam sembilan malam, kereta terakhir jam sepuluh malam. Aku harus segera pulang. Semua isi kebun binatang keluar dari mulutku, beruntun memaki Adam. Bisa-bisanya dia tidak menjemputku. Setelah sampai rusun, aku melihat motornya terparkir di parkiran rusun. Aku setengah berlari untuk sampai ke flatku, dadaku turun naik, jantungku berdetak cepat. "Ku habisi kau Adam, kucincang jadi lima." Nio memanggilku ketika aku melewati kios bu Elly, tapi aku tidak memedulikan bocah lelaki penjaga kios itu. Ketika sampai di depan pintu flatku, aku mengatur nafas, agar amarahku lebih terarah. Kuputar gagang pintu. Ternyata pintu masih terkunci.. Mungkin dia menguncinya dari dalam, Aku mengetuk pintu tapi tidak ada yang menjawab. Pikiran makin heboh saja, kurasa sialan ini mabuk. Aku terburu-buru mengambil kunci dan membuka pintu flatku. Deng.... Adam masih belum pulang. Flatku kosong. Posisi setiap barang masih seperti terakhir kali kutinggalkan pagi ini, piring bekas makanku masih belum dibersihkan. Kemana perginya Adam? *** Aku sudah mencoba menghubungi Adam ratusan hingga mungkin ribuan kali. Perlu kuperjelas bahwa aku bukan perempuan penyabar yang hanya bisa menunggunya pulang. Tidak! Aku harus tahu dia dimana, supaya aku bisa memastikan dia baik-baik saja. Aku mulai khawatir sesuatu yang buruk benar-benar terjadi padanya. Ah! Akhirnya di angkat. "ADAM" teriakku "Kemana kamu PULANG NGGAK!!" teriakku dengan suara melengking. "Permisi..permisi... maaf ini...mmmm." Suara di dalam telepon bukan suara Adam, dan dia terdengar ragu menerima telepon dariku. Aku melihat nomor telepon yang sedang kuhubungi. Memastikan aku nggak salah orang. Nggak kok ini memang nomor Adam yang aku telpon "Halo ini siapa? Adam mana?" "Maaf kakak, aku nggak kenal Adam siapa. Aku ini seorang pengguna MRT malam Tujuan Kuningan, aku mendengar suara telpon. Aku ambil. Aku angkat telpon kakak. Aku gak tahu siapa yang punya Hp ini." Aku terdiam "Mau kemana dia? kenapa gak pake motor." Nggak sadar pertanyaan yang seharusnya ditujukan pada diri sendiri justru lolos dari mulutku dan membuat laki-laki di dalam telepon kebingungan. "Nah kurang tahu kakak. Aku udah bilang kan tadi, aku gak kenal sama Adam." Aku mendengus kesal, seperti seekor naga. Aku mengangguk. Barangkali terjatuh. Dari sekian banyak kekurangan Adam, teledor bukan salah satunya. Dia mengerjakan apapun dengan sempurna. Bersih-bersih sekalipun dilakukannya tanpa meninggalkan satu debu pun di flatku. "Gimana kakak? Aku baru pulang bekerja. Rumahku di DUSUN SARI. Aku bisa kembalikan ini dimana ya?" "Wmart aku bekerja di sana. Namaku Kinar, aku kasir. Aku bekerja dari jam delapan sampai jam empat sore. Kamu bisa kembalikan di jam-jam segitu. Sebagai tanda terimakasih aku akan kasi kamu voucher Wmart." "Wah asik. Iya aku akan ke tempat kakak. Jam 12 siang. Namaku Rafli." "Baik, terimakasih Rafli." *** Sudah pagi aja lagu dan Adam masih belum pulang. Apa dia meninggalkanku? Tiba-tiba aku menjadi sedih, tidak terima sekaligus ingin marah. Mana boleh dia sejahat itu padaku. Kami bahkan tidak menyepakati hubungan ini diakhiri. Bisa-bisanya dia ninggalin aku gitu aja? Aku duduk di atas kasur sambil menangis. Aku gak mau ditinggalin Adam. Meski Adam pengangguran dan nggak ada bakat selain bersih-bersih dan lari, dia selalu membuat ku tersenyum, dia sangat lembut dan mengasihi ku, aku yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun, mendapatkan itu dari Adam. Aku membuka lemari pakaiannya. Aku langsung tenang. Semua pakaiannya masih di sana. Dia pasti kembali. Ku usir pikiran burukku, mencoba berandai-andai, mungkin saja dia mendapatkan pekerjaan yang mengharuskan untuk menginap. Dan kurasa dia lupa nomor teleponku, atau mungkin juga dia pulang ke rumah orang tuanya dan lupa mengabari. Sebenarnya cukup dia memiliki pekerjaan, aku berjanji akan menikahinya dan jadi istri yang baik. Aku sadar aku tidak bisa apa-apa tanpa Adam. Melihat cucian kotor di sink saja membuatku merasa buruk karena nggak punya keinginan untuk membenahi apapun. Aku tidak pernah punya kekasih selain Adam, Adam memperlakukan aku bak seorang dewi, dia tidak membiarkan ku lelah sedikitpun. Aku menghela nafas, menghilangkan kesal dan gondok. Yah aku sadar aku tidak bisa jauh darinya. Satu hari dia gak disini aku sudah rindu pelukannya, ciumannya di pagi hari, Rengekannya meminta uang jajan padaku. Bibirku berkedut menahan air mata. Jangan dong, semoga dia kembali. Kenapa dia tidak pergi menggunakan motor? Kenapa menggunakan angkutan umum? Aku menggeleng,sekali lagi mengusir kecemasanku. Rafli datang ke Wmart menghampiriku di kasir dan memberikan handphone Adam. Dia datang tepat jam 12 siang pada jam istirahat, karena di jam segitu dia juga istirahat kantor. Dan…, siapa peduli, kuberikan dia voucher Wmart lalu urusan kami beres. Sekarang Wmart adalah satu-satunya swalayan terbesar di Kota ini. Sangat besar, menyediakan apapun yang dibutuhkan. Aku salah satu kasir disini, sudah lima tahun aku bekerja di sini. Gajiku tidak besar dan akan tetap segitu meski aku bekerja sampai menjadi tua di tempat ini. Pulang kerja aku tidak lagi menunggu Adam seperti kemarin, aku langsung pulang dengan KRL. Aku duduk bersandar bersama ratusan buruh yang sama seperti aku. Aku mengecek HPnya Adam. Ini... Kenapa di kontaknya hanya ada nomorku? Aku mengecek Watup dan jejaring sosial yang lain. Hanya ada aku. Hanya ada pesan dariku, hanya ada telpon dariku, hanya ada foto-foto kami. Tidak ada apapun di HP itu kecuali AKU!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD