bc

draft

book_age12+
0
FOLLOW
1K
READ
family
others
drama
no-couple
city
school
civilian
like
intro-logo
Blurb

Kau tahu apa yang lebih sakit dari aku ingin mati? Ya, aku ingin hidup. Hidup bebas tanpa masalah apapun. Hidup tanpa memikirkan sesuatu yang tidak pantas untuk dipikirkan. Melakukan semua yang diinginkan tanpa memikirkan apapun, tapi rasanya tidak mungkin karena hidup adalah sekumpulan dari variable yang tidak bisa ditebak. Terasa begitu manis seperti menambahkan gula ke dalam air dan terasa pahit seperti mencampurkan obat ke dalam air, seperti itulah hidup. Terkadang kita harus merasakan rasa pahit sebelum akhirnya dapat merasakan rasa manis itu. Ada kalanya aku ingin menghilang dan melarikan diri dari semua masalah yang ada tapi aku tahu tidak semudah itu untuk menghilang dari dunia ini. Berdiam diri dalam kegelapan tanpa melakukan apapun, meratapi kehidupan yang begitu menyedihkan. Lucu sekali bukan?

chap-preview
Free preview
Tidur
Aku pernah mendengar seseorang berkata “Half of your life is sleep, so always tidy up your bed and happy sleep makes a happy life. It’s the secret of perfect life.” Ah, memang benar. Bagaimana tidur dapat membuatmu lupa mengenai masalah hidupmu, walau hanya sejenak. Sayangnya tidak bagiku. Di saat semua orang terlelap dalam tidurnya aku harus terjaga. Terjaga dalam ruangan gelap tanpa melakukan apapun dan memikirkan apapun. Ya, inilah caraku untuk mengendalikan diri, mengontrol neurosis yang semakin parah. Jujur saja aku tidak tahu bagaimana harus meluapkan nya, apalagi dengan kondisi seperti ini. Kau tahu bukan, pandemi membuat semuanya menjadi semakin parah tapi tetap saja aku tidak bisa menyalahkannya. Bercerita pada orang lain untuk menguranginya? Tentu aku sudah mencobanya, namun nihil. Tetap terjaga hingga pukul 4 pagi. Satu-satunya penolongku adalah pil-pil itu. Ya, obat tidur. Hai. Aku Kana, bahkan namaku saja terdengar misterius bukan? Tahun ini umurku menginjak 20 tahun, tidak ada yang istimewa dengan kehidupanku. Keluargaku? Sama. Tidak ada yang istimewa sama sekali. Aku hanya seorang gadis dengan gangguan neurosis. Gangguan cemas namanya. Kau tahu bukan seseorang yang memiliki gangguan cemas berlebih? Seperti itu. Apakah kalian penasaran kenapa aku bisa memiliki gangguan itu? Ah, ternyata tidak. Baiklah aku tidak akan menceritakannya karena aku juga merasa akan membosankan jika menceritakannya haha. Oke. Kembali lagi, di sini akan kuceritakan bagaimana aku bisa menyalakan pemantik dan keluar dari ruangan gelap. Sebenarnya aku sudah pernah keluar dari ruangan gelap tapi entah bagaimana aku kembali terjebak di dalamnya. Tahun ini mungkin menjadi tahun terberat bagi semua orang. Begitu juga dengan diriku. Pandemi benar-benar memperburuk keadaan. Semua tempat dibatasi, pekerjaan dan sekolah dilakukan secara online di rumah. Keadaan ekonomi juga memburuk akibat pandemi. Sudah satu tahun lebih aku pun melakukan segala aktivitas di rumah termasuk kuliah secara online. Aku pikir kuliah di rumah akan baik-baik saja, tidak perlu repot mandi pagi dan jalan kaki untuk pergi ke kampus. Ternyata tidak, ini merepotkan. Sangat. Sinyal yang tidak stabil menjadi salah satu kendala dalam melakukan kuliah online. Tidak hanya sinyal, ada juga gangguan lain seperti, kondisi rumah yang berisik begitu juga dengan tetangga yang sama berisiknya dan tentunya masih banyak lagi. Hari-hari berjalan seperti biasa. Sesekali aku bertengkar dengan adik dan orang tua, sama seperti sebelumnya aku hanya mendengarkan tanpa membalas perkataan mereka sedikitpun. Tentu saja karena malas. Kepalaku cukup pusing memikirkan tugas dan hal lainnya. Namun, tidak selamanya aku hanya diam mendengarkan apa yang mereka katakan. Aku juga punya pemikiranku sendiri. Mungkin karena sudah lama aku tidak mengeluarkannya hari itu aku meledak, bertengkar hebat dengan adik dan orang tuaku. Aku masuk kedalam kamar dan membanting pintu dengan keras. Aku tahu ini tidak sopan tapi tetap aku lakukan. Duduk menghela napas panjang. Pikiran ku benar-benar kacau. Aku mengambil jaket di dalam lemari. Berjalan keluar sambil menghentakkan kaki, mengambil kunci, dan pergi dari rumah untuk mendinginkan kepala. Entah mau kemana, aku tidak punya tujuan hanya mengendarai motor mengikuti laju kendaraan lain. Motor kuhentikan sebentar di salah satu minimarket untuk membeli cola dan es krim. Setelah membayar, aku mencari tempat duduk untuk memakan es krim dan sedikit minum cola sebelum melanjutkan perjalanan yang entah mau ke mana.  Aku berkendara kurang lebih selama satu jam dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke pantai. Setelah sampai kuparkirkan motor, mengambil cola dan berjalan menyusuri pantai. Aku berteduh di bawah pohon cemara, mengeluarkan earphone dan memasangnya pada ponsel tanpa menyalakan apapun. Ah, itu salah satu kebiasaanku memasang earphone tanpa mendengarkan music. Dulu sengaja kulakukan untuk menghindari percakapan. Selama 30 menit aku hanya duduk diam tanpa melakukan apapun. Menenangkan diri mungkin lebih tepatnya. Sesekali kuteguk cola karena haus. Hari ini sangatlah panas. Aku memutuskan untuk pulang setelah merasa tenang. Terkadang aku berpikir ini sangatlah lucu. Saat marah dan muak lalu pergi keluar dari rumah tapi tetap saja pada akhirnya kembali ke rumah. Ya karena itu adalah rumah, tempat di mana kau pulang. Sejak kejadian itu aku menjadi cukup sensitif pada orang lain dan diriku sendiri. Tidak pernah keluar dari kamar, hanya berdiam diri dan menyelesaikan tugas kuliah kecuali jika disuruh melakukan pekerjaan rumah. Pusing dengan tugas yang tidak selesai aku keluar kamar dan pergi ke dapur untuk menyeduh kopi lalu pergi ke teras untuk menyegarkan kepala sambil menatap bintang di langit, namun malam itu tidak ada bintang di langit. Sekarang sudah pukul sebelas malam, semua orang sudah tertidur. Lalu kenapa aku tidak tidur, tentu karena tidak bisa. Disisi lain aku harus mengerjakan tugas kuliah karena deadline yang sudah dekat. Setelah berdiam diri selama beberapa menit aku kembali ke kamar dan mengerjakan tugas. Pukul setengah tiga pagi aku baru menyelesaikan semua tugasku. Badanku terasa kaku karena duduk berjam-jam. Aku berdiri dan meregangkan badan. Meminum pil pengantar tidur lalu berbaring di kasur seperti biasa menghadap langit-langit tanpa melakukan apapun dan memikirkan apapun untuk mengontrol neurosis agar tetap terkendali. Setelah beberapa lama dan akhirnya aku tertidur.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

TERNODA

read
198.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.7K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.5K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.5K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
31.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook