pangeran elvians

1039 Words
Seperti biasa malam ini flint keneder, pangeran dari kerajaan alvians sedang menikmati suasana damai di Hutan elvians. Lebih tepatnya ia kabur dari istana setiap malam hari, karena selalu merasa bosan hidup di depan tumpukan dokumen yang selalu ada di hadapannya. " Huh, andai istana bisa se sejuk ini," ucap flint. Sebagai putra mahkota pekerjaan flint memang cukup banyak. Apalagi saat ini hanya dia satu-satunya vampir yang bisa bekerja di luar ruangan walaupun siang hari tanpa merasa terbakar. Itu karena di hari kelahiran tepat di bulan keberkahan ucap para tetua. Itu karena di bulan yang sama ada seorang putri dari bangsa ludiaz yang entah terlahir atau masih di dalam kandungan ibunya. Ia adalah vampir yang sudah sejak awal di takdirkan dengan bangsa ludiaz untuk menghilangkan kutukan dari penyihir numos. "Tidak biasanya para burung itu sangat berisik malam ini," ucap flint sambil menoleh ke arah belakang. Flint segera melompat ke arah dimana tadi para burung itu berterbangan. Ia melompat tepat di pohon yang paling tinggi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi hutan perbatasan itu. Dari pohon itu dia bisa melihat ada seorang manusia yang berlari dengan tangan penuh darah. " Apa manusia itu baru saja membunuh manusia lainnya?" Ucap flint. Ia mengamati pergerakan manusia itu , tapi anehnya manusia itu tidak seperti telah menghabisi nyawa orang lain. Justru saat ini ia terlihat seperti di buru oleh orang lainnya. Dengan cepat flint mengedarkan pandangannya ke segala arah. Beruntung vampir adalah makhluk yang peka terhadap suara, dari jauh ia bisa mendengar ada suara orang lain selain manusia yang berdarah tadi. " Hei bung apa kau yakin nona blu ," "Bukan kah sudah jelas, memang kau tidak lihat ada sobekan bajunya di ranting pohon sebelumnya," " Berikan itu padaku, kau tahu bahkan sekalipun dia seorang komandan sobekan bajunya bahkan lebih harum dari seluruh wanita yang pernah aku temui," ucap seorang pemuda sambil menciumi sobekan kain itu. Mendengar ucapan dua manusia itu membuat flint sedikit paham dengan keadaan yang terjadi kali ini. Sepertinya manusia yang pertama kali ia temui adalah korban dari dua manusia b***t ini. Entah mengapa hal itu membuat otaknya terasa mendidih. Untung saja ia masih ingat tentang perjanjian damai Runnia dan elvians, dimana para vampir tidak boleh melukai atau lebih ke meminum darah manusia yang ada di Runnia. Terlebih lagi kedua manusia hina itu telah melakukan tindakan yang kriminal di tanah elvians. Sekalipun korbannya bukan seorang vampir tapi selama korban di aniaya di kawasan elvians, maka flint boleh ikut campur. " Tapi di perjanjian itu tidak tertulis kalau aku tidak boleh mematahkan tulang mereka bukan," ucap flint sambil tersenyum dan melompat turun. "Siapa kau?" Tanya salah satu orang itu. Tanpa menjawab ucapan orang itu flint segera mendekati mereka . Ia dengan santai menarik tangan kanan milik orang yang tadi menunjuknya itu dan mematahkannya seperti mematahkan permen. " Dasar bajing....." Ucapan orang itu terhenti saat ia di lempar dengan sebuah pedang tepat di tulang hidungnya. Flint dengan santai melempar tubuh orang yang sudah ia patahkan tangannya. Mungkin kali ini keadaan 9rang itu semakin parah, mengingat punggung orang itu mengenai sebuah batu besar. Dan saat ini tinggal satu orang lagi, terlihat wajah manusia itu terlihat lebih pucat. Ia mulai berusaha berlari menjauh dari flint. Tapi sayang flint bisa dengan mudah menarik Krah bajunya dan merobeknya. " Apa yang kau inginkan?" Ucap orang itu. " Tidak ada, hanya saja kalian telah ngototi tanahku, dan aku juga suka bersih-bersih," ucap flint dengan tersenyum lebar. Orang itu melotot melihat wajah flint, ia memang tidak tahu siapa flint sebenarnya. Tapi satu hal yang ia pahami saat ini , flint itu monster dengan wajah rupawan. Melihat lawannya yang terpaku dengan wajahnya flint segera membanting tubuh orang itu ke tanah dan mengambil pedang miliknya. Setelah itu flint memukulkan pedang yang ia ambil tadi tanpa membuka sarung pedang miliknya. Ia memukul tepat di kedua tulang kering manusia di depannya, dan ia yakin kalau manusia bdi depannya itu pasti tidak akan mati hanya karena hal itu. Karena ia yakin walaupun manusia memiliki umur yang pendek tapi manusia tidak akan mati semudah itu. Selesai dengan kedua orang itu, flint segera kembali ke tempat awal dimana ia berada. Ia pun melompat ke pohon satu dan pohon lainnya agar ia cepat sampai ke sana. Sesampainya disana ia bisa melihat manusia tadi saat ini sudah berada di salah satu dahan pohon di dekatnya. Ia segera berpindah ke tempat manusia itu berada . Terlihat keadaan wanita di depannya itu sangat kacau, tapi sepertinya wanita itu mempunyai semangat hidup yang tinggi. Ia bisa lihat betapa waspada wanita itu terhadap dirinya. Dengan cepat wanita itu berusaha mengambil belati di kakinya. Tapi sayangnya, kondisi tubuh wanita itu sepertinya sudah sangat buruk sehingga wanita itu limbung dan terjatuh dari dahan. Melihat hal itu , flint segera melompat ke arah wanita itu sebelum tubuhnya terjatuh ke tanah. Ia meraih tubuh wanita itu di pelukannya. "Siapa kau sebenarnya," ucap flint setelah menangkap tubuh wanita itu. flint menatap ke arah wanita itu lama, sampai ia teringat percakapan dua manusia yang sempat ia hajar tadi. " tadi mereka memanggil mu dengan sebutan blu bukan, apa mungkin kau itu serigala biru milik Runnia," ucap flint. flint masih terus berjalan sambil menggendong blu di pelukannya. Mengingat kondisi blu saat ini, sangat tidak mungkin membawanya masuk ke area perkotaan. Tubuhnya yang penuh darah itu bisa memancing para vampir muda yang belum bisa mengontrol diri. Ia membawa buku ke salah satu kastil lama di dekat hutan itu. kastil Eros yang letaknya memang jauh dari perkotaan, namun masih sangat terawat. Mengingat itu adalah kastil kesayangan ibunda flint . " hah , aku masih tidak menyangka akan membawa seorang manusia ke sini," ucap flint. ia segera masuk ke salah satu kamar dan membaringkan tubuh blu di sana. Melihat luka yang di derita blu cukup dalam , flint segera keluar dari kastil itu untuk mencari obat dan perban. Hal pertama yang ia lakukan saat keluar dari kastil adalah menggunakan sihir pengubah rupa. Bisa gawat kalau ia tertangkap penjaga saat mencari obat. Ia segera mengambil kudanya yang sejak awal ia tempatkan di kandang kastil itu. Sepanjang perjalanan ia masih bisa merasakan bau darah manusia yang sempat menetes ke tubuhnya. Rasanya aneh, mengingat ini bukan pertama kalinya ia mencium bau darah manusia. Tapi entah mengapa darah milik blu tercium seperti makanan yang sangat lezat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD