Bab 1

1053 Words
"Ih ma,jangan tebal tebal dong make upnya,ntar bukannya cantik malah kayak ondel ondel lagi...malu ma..." "Udah,palingan juga kayak tante tante atau monyet di topengin kok.Aman." "Ma.....yang bener aja!!!" "Hahaha,nggak kok Ra.Mama ini dulu pernah ikut kursus MUA kok.Sekarang aja kamu mau didandanin dulu kan kamu cuek banget.Makanya nggak ngerasain skill tangan ajaib mama." "Namanya udah SMA ma,udah puber.Mau sewa MUA mama nggak mau.Jadi mau nggak mau Haira pasrah aja jadi kelinci percobaan mama." "Udah udah,tuh liat kekaca." Haira terkagum melihat pantulan di meja riasnya."Ini siapa ma?Cantik banget.Kayak cinderella lagi." "Yah,anak mama lah.Siapa lagi.Tuh keren kan hasil make up sama mama." "Iya ma,bagus banget.Makasih ma."Puji Haira puas pada riasan ibunya. Haira harus merias diri dan memakai kebaya untuk acara di sekolah.Memperingati hari Kartini,sekolah Haira turut memeriahkan dengan berbagai acara termasuk para siswa yang harus memakai kebaya untuk wanita dan siswa laki laki memakai kemeja batik. Akan ada pagelaran fashion show dan berbagai lomba lainnya.Haira kebetulan mewakili kelasnya untuk melenggang di catwalk sekolah mewakili kelasnya menjadi peserta fashion show wanita,ia dan Karin di tunjuk mewakili kelas 12 Ips. Karin yang menjadi peserta seperti Haira adalah wanita tercantik di sekolah.Namun Karin agak sombong dan angkuh.Beda dengan Haira yang tidak kalah cantik namun sangat ceria dan rendah hati.Keduanya adalah bunga sekolah kebanggan SmA swasta tunas bangsa. Karin tidak begitu menyukai Haira.Ia hanya dekat dengan gengnya dan selalu caper pada pria di sekolah.Karin sangat menggilai perhatian. Haira tidak begitu peduli,tapi ia tahu jika Karin tidak menyukainya,itu karena..... **** "Wihhh,pakai bedak dia.Boleh ni di kasih cap bola..." "Eih!!!!Awas ya Giyan!!Aku udah cantik kayak puteri kayangan gini!Kalau sampai kamu kasi cap bola di wajah aku,bakalan aku tenggelamin kamu ke lumpur lapindo!" "Uhhh,takutt..Takuttt..." "Awas aja!"Haira menatap tajam sambil menggigit bibir menatap Giyan yang hanya cengir cengir tersenyum dengan bola di tangannya walau sudah amat tampan dengan pakaian batik di badannya. Oh iya,Giyan atau yang nama panjangnya Jendral Al Giyan adalah atlet bola di sekolah Haira.Ia berbeda kelas dengan Haira.Hanya saat kelas 10 ia dan Haira sempat sekelas setelah itu berpisah saat kelas 11.Giyan dan Haira selalu seperti Tom and Jerry. Hampir setiap hari rabu dan Jum'at saat Giyan latihan bola,wajah atau badan Haira pasti terkena tendangan bola Giyan. Awalnya Haira mengamuk tapi lama kelamaan Haira sudah menerima dan pasrah saja. Itu juga yang membuat Karin iri dan benci pada Haira.Itu semua karena ia menginginkan perhatian Giyan namun tidak pernah ia dapatkan.Giyan hanya mengganggu Haira seorang. Padahal ia menyukai Giyan sejak SmP dan pernah menyatakan perasaan pada Giyan diam diam lalu di tolak. "Rin,liat deh giyan cakep banget.Pakai batik lengan panjang mana bening lagi."Nora sahabat Karin memuji Giyan dari jauh. Karin menatap sinis dan tajam pada Nora."Jaga mata loe!Mau gue congkel pakai linggis!" Nora langsung menciut seperti kucing hilang cakarnya."Iya,maaf Ri." Karin masih memantau seperti cctv saat Giyan masih berdebat kecil dengan Haira dari jauh. 'Cewek tengil gitu,apa yang Giyan suka sih!Aneh!' **** "Adinda Haira Putri." Terdengar dari mic Mc di pentas sekolah Mc memanggil nama Haira untuk berlenggang di pentas Catwalk sekolah. Semua siswa berseru meriah menyambut kehadiran Haira. 'Tenang Haira!Jangan gugup!Tapi kok asam lambung aku jadi kumat yah gara gara perkara fashion show yang nggak sampai 5 menit doang!Jalan!Hadap depan!Nggak usah malu!Tapii!!Kaki aku gemetar!Mana keringat dingin lagi!Kalau pingsan kan malu!Jadi aib di masa gadis!'Haira sibuk berdebat dengan dirinya sendiri karena demam panggung. Walau jantungnya sudah seperti genderang yang mau perang,Haira tetap berusaha tampil dan akhirnya melenggang berjalan. "Wahhhhhhh."Ramai riuh penonton menyabut penampilan Haira. "Haira,lu kayak monyet." Suara itu membuat Haira menoleh dan jelas Giyanlah yang sedang cekikikan mengoloknya. 'Kayak monyet!KAMU TUH KAYAK LUTUNG!'Rutuk Haira dalam hati namun tetap memasang senyum terpaksa di atas panggung. Giyan tahu jika mata tajam Haira menyorotinya dan bersiap untuk berdebat sebentar lagi. **** "Awwww...Awww."Giyan kesakitan karena saat sedang asik bicara Haira malah menjewernya dan menarik kupingnya. "Ikut aku!" "Aduh,iya sayang.Kalau udah nggak tahan suka gitu deh!Mainnya kasar amat."Olok Giyan sambil meringis menahan sakit. Seketika orang disekitar Haira dan Giyan tertawa karena candaan m***m Giyan ke Haira. Haira malu dengan wajah memerah memandang sekitarnya. "Ihhh!!Kamu kesambet apa sih!Pasien RSJ fix sih kamu Giyan!Makanya minum obat satu toples sehari!!Biar nggak kumat ganggu orang sama ternak warga!" "Enak aja!Emangnya aku anjing rabies!" "Mirip emang sama kamu!" "Sama apanya?" "Sama sama gila!" "Gila juga karena kamu,obatnya yah kamu."Canda Giyan lagi pada Haira yang sedang naik darah. "Kamu!!!!Ihh!!Kesel!!"Haira menghentakkan kaki dan mengepal jarinya di hadapan Giyan. "Udah Haira.,malu tuh."Raya sahabat Haira mencoba menenangkan Haira. Sedangkan Giyan menjulurkan lidahnya mengolok Haira. "Ikut aku!"Haira pergi lebih dulu tanpa basa basi lebih lanjut. Giyan mengikuti sambil senyum senyum di belakang Haira. Raya terpaksa di tinggal dulu karena Haira mungkin akan melumpuhkan Giyan dengan bela diri ditempat lain. **** Tepat di taman belakang sekolah,Haira mulai menyidang Giyan yang ada di hadapannya. "Kenapa kamu bilang aku monyet tadi hah!!"Bentak Haira sambil bertolak pinggang. "Pengen aja,btw tuh baju kamu naikin,,Bh kamu sama isinya nampak tuh." Haira kaget dan lekas menutup dadanya. "Dasar m***m!Kecebong parit!" "Idih,udah di bantuin juga!Coba kalau orang lain yang lihat,mau kamu di selipin uang kesitu,di sawerin!" "Mau lah!"Jawab Haira semberono karena gengsi bilang terima kasih pada Giyan. Giyan memandang aneh."Ihh,daripada orang lain ya udah aku aja yang nyelipin mau?" Haira ketakutan karena wajah Giyan berubah mesum."Ogah!Mending aku kabur deh!Susah debat sama orang sakit kayak kamu!" "Sakit apaan?Kamu tuh yang kayaknya overdosis kecanduan aku.Tiap hari ada aja alasan buat ketemu.Ajak debatlah,inilah itulah.Mending juga ajak aku kekamar atau ke wc aja.Kan tuntas." Haira semakin naik pitam dengan candaan Giyan."Oh Tuhan,kalau kayaknya di neraka kurang karyawan.Bawa aja manusia ini ya Tuhan.Biarin aja dia kerja sampai akhir jaman setelah itu musnahin dan jangan ada edisi lain lagi dari dia.Cukup dia seri terakhir manusia tak beradab di muka bumi ini.Jangan kasi diskon kalau dia kena azab karena udah dzolim sama hamba yang lemah ini." Giyan malah menahan tawa mendengar doa Haira dan Haira memilih pergi karena ronde ini sudah dimenangkan Giyan telak. Saat Giyan masih diam di tempat,Karin menghampiri Giyan dari belakang. "Giy," Giyan menoleh dan melihat Karin di belakangnya dengan wajah datar,tidak seperti wajahnya yang ceria saat berhadapan dengan Haira tadi.Kesan dinginnya kembali mencuat dan membuat orang terintimidasi. "Kenapa?"Nada datar terucap dari bibir manis Giyan. "Nggak,aku cuma mau bilang kalau kamu keren banget hari ini." "Oh." Hanya sesingkat itu jawaban Giyan lalu pergi meninggalkan Karin tanpa basa basi. 'What!Kamu nggak balas muji aku balik sedikitpun dan malah pergi!Kamu kira aku iklan youtube yang main skip aja gitu!'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD