"Ma,papa mau nyaleg ya?"
"Huss sembarangan kamu.Memangnya ada bendera partai depan rumah kita?"
"Lah,tumben mama masak banyak terus saudara saudara pada datang nih."
"Udah,lihat aja nanti.Teman papa kamu mau datang.Makanya kita masak masak."
"Terus kenapa saudara saudara juga pada datang?Mau rapat papa nikah lagi?"
Candaan Haira membuat wajah ibunya masam seperti perasan lemon.
Haira melihat jelas tatapan laser ibunya didepan mata.
"Ampun ma,canda aja.Mana mungkin papa cari yang lain kan.Mama aja udah cantikk banget kayak bidadari biarpun suka ngomel tiap hari kayak bebek belum di umpan."Haira mencoba membanyol untuk mencairkan kemarahan ibunya.
"Pandai aja mulut kamu,biar ntar kamu yang rasain!"
"Rasain apa ma?"
"Ntar juga kamu tahu."
Haira jadi aneh dan penasaran dengan perkataan ibunya,walau bertanya kesana kemari pada kerabatnya yang lain tetap ia tidak mendapat jawaban.
Seketika rumah megah Haira sudah penuh dengan deretan ketring makanan juga dekor sederhana yang masih membuatnya bertanya tanya.
'Aneh banget,kok rumahku jadi gini ya?Apa papa lupa aqiqahan aku pas kecil terus pas udah gede gini aja baru aqiqah?Ah masa iya?Atau ini anniversary mama papa?Nah bukan juga.Jadi apa?Apa???Aku tanya mbah google yang serba tahu juga nggak dapat jawaban.Apa harus tanya ke orang pintar aja ya?'Haira masih bingung bukan kepayang.
Lebih lebih sekarang dia d rias oleh MuA terkenal,bukan lagi ibunya.Haira makin curiga dengan firasat abu abu seperti akan hujan.
'INI KENAPA?!!!!'Jerit Haira sekencangnya dalam hati.
****
Sebuah mobil Range rover merah dan Alphard hitam tiba tiba datang memasuki gerbang rumah Haira.
Dari mobil Alphard turun sepasang suami isteri juga seorang kakek tua yang memegang tongkat untuk alat bantu berjalan karena sudah mulai bungkuk dengan uban di kumis dan rambut.Namun ketiga orang itu semua berpakaian bagus untuk acara resmi.
Lalu dari Range rover merah keluarlah sesosok pria tampan dengan pakaian rapi dan aksesoris mewah di badannya.Baik itu jam tangan,ponsel juga ikat pinggang.Dia bergaya layaknya CEO walau untuk makan malam ini.Tidak lupa lengan baju yang ia sinsingkan selengan menampakkan tangan indahnya.
"Giyan,ayo cepet."
"Iya ma."
Yapz,Giyan dan keluarganyalah yang datang menyambangi rumah Haira malam ini.Dengan sesuatu dan lain hal yang menyangkut kehidupan Haira dan Giyan kedepannya.
****
"Eh,udah dateng tamu kita."Sambut ibu Haira ramah pada keluarga Giyan.
"Iya,maaf ya telat."Ibu Giyan juga menyambut ramah sambutan itu sambil cipika cipiki pada ibu Haira.
Ayah Haira juga menyambut ayah dan kakek Giyan.
Giyan masih santai sambil berkenalan dengan orang tua Haira.
"Ganteng banget kamu nak."Puji ibu Haira pada Giyan.
Dan Haira,ia shock berat saat melihat tamu yang dinanti keluarganya adalah Giyan.
Giyan mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum usil pada Haira.
'Giyan?!!Terus ada mama,papa sama kakeknya juga?!Kenapa ini??!!!Kok kayak mau lamaran aja!Aduhhh,aku merinding parah nih!Apa pura pura pingsan aja ya biar bisa kabur lewat jendela nanti?Eh malah Giyan usilin nanti,kalau pura pura kesambet terus lari keluar secepat mungkin gimana?Ya pasti Giyan yang bakalan nangkap dan makin usilin aku!Bisa di suap pakai eek ayam nanti sama dia!Aku kejebakk!'Haira mulai oleng karena seisi otaknya sudah ribut seperti pertunjukan sirkus.
"Haira,kamu udah kenal dong sama Giyan?Nggak perlu di kenalin lagi kan?"Ibu Haira yang sekarang berdiri bersebelah dengan ibu Giyan cengar cengir melihat Haira.
"Cantik ya Haira."Puji ibu Giyan.
Tapi Giyan malah menahan tawa mendengarnya.
"Makasih tante."Haira tersenyum terpaksa sambil melirik kesal pada Giyan.
"Ya udah,kalian ngobrol aja dulu.Ntar 10 menit lagi ngumpul di meja makan ya.Ada yang mama sama mau bicarain ke kalian."
"Iya ma."
"Iya tante."
Sahut Giyan dan Haira pada ibu Haira sebelum semuanya pergi dan masuk kedalam.Tinggal Giyan dan Haira saja di ruang tamu.
"Eh jin ngiprit!Ngapain kamu kesini!?"Haira mulai duluan karena terbawa kesal setiap melihat Giyan.
Giyan mengangkat kedua bahunya."Nggak tahu."
"Nggak usah pura pura nggak tahu deh!"
"Ya,memang aku nggak tahu Haira Onengggg!"
"Nggak usah nyebelin Deh Giyan!Oneng oneng,kamu tuh Oon!"
"Biarin,yang penting cakep!"
"Makan tuh cakep,cakep apaan 11 12 sama fredy sambo kamu!"
"Dasar emak emak,kebanyakan nonton tv kamu."
"Mending kan,daripada kamu.Kebanyakan nonton yang ngeres ngeres."
"Namanya lelaki yah wajar aja dong.Biar bisa praktek sama kamu.Yuk kekamar kamu."Giyan mulai usil dan menggoda Haira.
"Slap."Haira mencubit perut Giyan dengan kuat.
"Aduhh..Aduhh."Giyan malah menjerit kesakitan.
"Hap."Haira membekap mulut Giyan dengan tangannya."Rasain!Jangan berisik kamu!"
"Slap."Giyan balas memeluk tubuh Haira yang memang mendekat padanya.
Haira panik,ia melepas bekapan juga cubitannya."Giyan,lepas!"
"Nggak."
Giyan dan Haira lalu saling berpaku pandangan.
"Deg!"Jantung Haira berdegub kencang.'Kenapa aku jadi berdebar gini sih?'
'Haira Haira.,kamu susah banget jinaknya.'
Masing masing memiliki pemikiran dalam benak masing masing terhadap satu sama lain.
"Kamu cantik banget malam ini."
Pujian Giyan membuat wajah Haira merona.
"Apaan kamu?Sekarang muji muji aku?Lagi korslet otak kamu?"Haira salah tingkah di puji oleh Giyan,walau ia juga mengakui kalau Giyan sangat tampan malam ini.
"Di usilin marah,di puji juga nggak mau.Kamu maunya apa coba?"Nada Giyan tetap lembut pada Haira.Haira tahu betul jika Giyan memang usil tapi ia tidak pernah membentak atau berkata dengan nada kasar padanya.Tidak seperti dengan Karin,Haira tahu jika Giyan dingin pada Karin juga gadis gadis lainnya.
"Maunya kamu lepasin aku.Cepetan.Ntar ada yang lihat."
"Slap."Giyan malah memeluk Haira semakin erat dan mendekap padanya.
Keduanya masih berpandangan dan Haira bisa melihat wajah tampan Giyan dari jarak yang begitu dekat.
"Deg...Deg.....Duarrrr!"Jantung Haira amat berdebat kacau dengan keadaan ini.
'Aku kenapa sih?!'Haira benar benar tidak bisa berpaling dari menatap Giyan.
"Lepas Giyan!"Dengan segenap kekuatannya Haira tetap berusaha bicara.
"Nggak akan,ngapain juga coba.Suka suka aku.Kalau ada yang lihat juga nggak apa apa.Aku nggak peduli.Lebih dari ini juga aku bisa."
Perkataan Giyan membuat Haira makin putus asa."Kamu kesambet penunggu rumah aku ya!Jadi makin aneh aja kamu?!"
Giyan hanya tersenyum sambil tetap memeluk Haira.
"Aku teriak nih!"Ancam Haira lagi.
"Teriak aja,aku cium kamu!"
Balasa ancaman itu membuat Haira menciut seperti balon kempes.'Perkataan orang gila pasti benar nih!Aku teriak pasti dia cium nanti.'
"Bilang dulu,Giyan ganteng,lepasin aku dong."
Tawaran itu membuat Haira mual sejenak.
Haira menunjukkan ekspresi ingin muntahnya.
"Kenapa sayang?efek dedek bayi di perut ya?"
Haira melotot tajam lalu terpikir untuk.
"Skak."Haira menggunakan lututnya lalu menghantamkan ke bagian sensitif giyan dengan kuat.
"Arghhhhh.Kamu!"Giyan kesakitan dan melepas pelukannya.
"Rasain!!Blekk!"Haira menjulurkan lidahnya lalu pergi meninggalkan Giyan.
"Awas aja kamu!"Sementara Giyan masih menahan sakit di bagian vitalnya yang belum mereda.
****
Haira lebih dulu ke ruang makan lalu di susul Giyan dengan raut wajah dan cara berjalan yang kesakitan.
"Eh,kalian.Udah ngobrolnya?"Tanya ibu Haira saat Haira dan Giyan memasuki ruang makan.
'Awas aja,nanti aku kerjain kamu Haira!'Giyan masih kesal dengan kelakuan Haira tadi.
"Udah ma."Sahut Haira manis seperti tanpa rasa bersalah.
"Aku di smack down tante."Timpal Giyan di belakang Haira.
Ayah Haira hanya menggeleng dengan kelakuan Haira.
"Hahaha,biarin aja nggak apa apa.Giyan kan anak tunggal,nggak punya teman kalau di rumah.Nggak apa apa deh main smack down sama Haira."Ibu Giyan menimpali di tengah tengah Hairan dan Giyan yang sekarang sudah duduk bersebrangan di kursi masing masing.
***
Acara di mulai untuk menjelaskan apa yang sebenarnya di persiapkan oleh keluarga Haira dan keluarga Giyan dirumah Haira sehingga di tata sedemikian rupa.
"Jadi,gini Haira dan Giyan.Kalian akan tunangan malam ini."
Perkataan ayah Giyan dan Haira di sambut tatapan dan ekspresi kejutan oleh Haira dan Giyan bersamaan.
"What???"Giyan bingung namun saat memandang orang tua dan kakeknya semuanya mengangguk.
"Kutukan apa lagi ni?Ini bohong kan?"Haira menatap orang tuanya dan keduanya menggeleng tandanya ini benar adanya.
Giyan dan Haira saling bertatap dan tidak pernah terbayangkan akan malam mengejutkan ini.