31

1121 Words

Cukup lama untuk Aruna berpikir. Sampai-sampai Wisnu meng goyang-goyang kan ukuran tangannya sesekali. "Tidak mau, ya," gumamnya lirih. Dan pada saat Wisnu akan kembali menarik ukuran tangannya, dengan cepat Aruna bergerak. Ia menjabat tangan Wisnu dengan erat. "Ya. Mulai saat ini kita adalah teman. Oh, mungkin rekan kerja sama." Wisnu mengangguk, senyum cerah terkembang di wajah pria itu saat ini. Membuatnya terlihat lebih bersahabat daripada biasanya. "Kalau begitu, aku pulang dulu." Wisnu mengangguk. Ia tidak bisa mengantarkan Aruna pulang, meski ia ingin. Hal itu hanya akan membuat hubungan mereka menjadi canggung lagi. Dan soal Aruna. Gadis itu memilih untuk melupakan apa yang terjadi antara ia dan Wisnu pada malam itu, tidak ada gunanya juga untuk menyimpan rasa sakit hati. S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD