44

1206 Words

"Aku hanya khawatir karena Aruna pagi-pagi sekali sudah tidak ada di rumah." Jawaban Wisnu membuat satu alis Chandra memicing. Belum lagi pria itu yang sesekali menghindari kontak mata dengan dirinya, seolah tengah menyembunyikan sesuatu. "Aku cuma nyari tukang bubur, buat sarapan," Sahut Aruna cepat. Wisnu mengganguk saja, kemudian pria itu menggandeng tangan Aruna, hendak membawanya pergi sebelum suara Chandra lebih dulu menginterupsi. "Mau ke mana?" "Pulang," itu Wisnu yang menyahut. "Tunggu. Buburnya biar di bungkus, sayang mubazir nanti." Mereka menunggu penjual bubur membungkus pesanan Aruna, baru setelahnya dua orang tersebut meninggalkan Chandra sendirian di sana. "Gebetannya mas?" celetuk penjual bubur membuat Chandra menoleh. Pria itu hanya tersenyum kecil dan kembali me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD