Happy Reading.
*
Aliya menatap malas Jimin dan Jungkook yang sedang main ponsel. Mereka datang dari tadi dan hanya sibuk bermain ponsel tanpa memperdulikanya. Aliya sendiri tidak tahu apa yang dimainkan keduanya. Member Bangtan yang lain pergi dan Aliya tidak tahu kemana. Aliya juga sudah menghubungi Jin tapi tidak diangkat.
"Oppa aku lapar" kata Aliya.
"Masak saja Sayang. Oppa sibuk" balas Jimin tanpa menoleh pada Aliya.
"Aku tidak mau! Oppa harus masak" tegas Aliya.
"Kookie saja ya?"
"Yak kenapa aku? Aku tidak bisa masak!" Balas Jungkook.
"Ck demi keponakanmu" kata Jimin.
"Yakh kau Ayahnya!" Teriak Jungkook kesal.
"Yakh kalian berdua yang masak atau kutendang kalian dari sini" teriak Aliya kesal. Keduanya langsung bertatapan.
"Palliiii"
*
"Asiinnnn" Aliya berteriak saat memakan makanan yang dimasak Jimin dan Jungkook.
"Jinja?" Tanya Jimin kaget.
"Kalian mau meracuniku huh?" Jungkook dan Jimin menggeleng kompak.
"Lalu ini?" Tanya Aliya tajam.
"Mian!" Kata mereka.
"Ck aku tidak mau tahu, masak lagi dan harus enak. Jika sampai rasanya aneh lagi kalian akan tahu akibatnya!" Ancam Aliya.
*
Jungkook dan Jimin meringis saat merasakan sakit pada tubuhnya. Ini akibat Aliya yang marah karena masakan mereka gagal lagi. Aliya bahkan sempat melempar mereka dengan spatula tadi. Mereka memasak nasi goreng Kimchi dan hasilnya awut-awutan, rasanya amburadul dan aneh. Dan tentu saja Aliya marah lagi.
"Sakit Hyung!" Ringis Jungkook.
"Nado Kookie, aku tidak menyangka jika tenaganga sekuat ini" kata Jimin sambil mengusap punggungnya yang ditendang Aliya tadi.
"Huh tau begini aku ikut yang lain saja" ketus Jungkook.
"Lalu aku dengan siapa?" Ketus Jimin.
"Disana enak ada Tzuyu, disini?" Jimin mendengus kesal mendengar ucapan Jungkook.
"Kau jadi memberikan itu?" Tanya Jimin.
"Hem! Aku sudah patungan dengan V Hyung" kata Jungkook.
"Lalu yang lain?" Tanya Jimin penasaran.
"Kau lihat saja nanti. Jangan hanya tanya hadiah kami saja, hadiahmu mana?" Tanya Jungkook kesal.
"Aku juga sudah siap!" Kata Jimin bangga.
"Jinja? Mwo?" Tanya Jungkook ingin tahu.
"Nanti saja"
*
"Wae?" Tanya Jin saat melihat wajah kusut Aliya.
"Lapar!" Rengek Aliya.
"Kenapa tidak makan?" Tanya Jin lagi.
"Makan apa? Jimin dan Jungkook merusak moodku dengan memasakkan makanan sial untukku. Mereka benar-benar tidak bisa diandalkan. Aku lapar" Jin tersenyum dan mengusap rambut Aliya sayang.
"Kenapa tidak masak?" Aliya menggeleng.
"Malas?" Aliya mengangguk.
"Baiklah ingin makan apa? Oppa masakkan" mata Aliya berbinar mendengar tawaran Jin.
"Jinja?"
"Hem!"
"Omlet dan Kimchi" Jin mengangguk.
"Tunggu nde?"
*
"Apa ini?" Tanya Aliya saat mendapatkan undangan silver dari Jin.
"Pesta! Jimin diundang dan karena dia hilang aku berikan padamu" Aliya mendengus kesal. Setelah ia melempari Jimin dan Jungkook dengan barang-barang yang ada didepanya keduanya hilang dan tidak kembali sampai saat ini jam 8 malam.
"Jam berapa?" Tanya Aliya yang membolak-balik undangan itu.
"Setengah sembilan, hari ini!" Kata Jin.
"30 menit lagi?" Jin mengangguk.
"Yakh bagaimana bisa? Bantet belum pulang dan mana bisa aku menghadirinya sendiri?" Kata Aliya.
"Kau pergi dengan Oppa dan untuk Jimin itu urusan belakang. Sekarang kau bersiap oke" Kata Jin.
"Tapi..."
"Sudah siap-siap saja" Jin mendorong Aliya kekamar dan menutupnya.
"15 menit Aliya"
*
Aliya mendengus saat melihat sibantet sudah ada disini dan sedang berbincang dengan Rose dan lainnya. Rasanya Aliya ingin melemparkan flat shoes yang ia pakai kepada bantet itu.
"Kajja!" Ajak Jin.
"Siapa yang mengadakanya?" Tanya Aliya.
"Chingu-ku!" Jawab Jin.
"Bisakah aku bertemu denganya?" Jin menatap Aliya bingung.
"Untuk?"
"Minta ijin untuk menghancurkan pesta ini. Sibantet itu benar-benar ingin mati ditanganki rupanya" Jin tertawa melihat Aliya yang marah. Jin sudah tahu jika Aliya kesal karena Jimin sedang berbicang akrab dengan wanita-wanita yang ada disini.
"Sabar Aliya. Kau tidak boleh membuat keributan dipesta orang!" Kata Jin.
"Tahu begini aku tidak sudi ikut" geram Aliya kesal.
"Kita bergabung dengan yang lain"
*
"Sayang kau datang...akh" Jimin memekik saat Aliya menendang kakinya.
"Hei sakit" Aliya melirik sinis Jimin dan memilih mengeratkan peganganya pada Jin.
"Wae?" Tanya Jimin.
"Bukan urusanmu Bajingan" semua wanita yang tadi berbicara dengan Jimin langsung kabur mendengar umpatan Aliya untuk Jimin.
"Hei kau ini kenapa?" Aliya kembali menepis tangan Jimin yang hendak meraih tanganya.
"Don't Touch Me!" Desis Aliya. Sementara Jin hanya tersenyum penuh kemenangan. Rasakan saja bantet, siapa suruh bicara banyak pada wanita lain. Sudah tahu istri hamil dan sensitif masih saja nekad. Ck rasakan saja kemarahan Aliya hihi. Monolog Jin menertawakan Jimin.
"Kita ke yang lain saja Oppa. Aku malas disini. Ada Virus!" Jin terkekeh dan menarik Aliya menjauh.
"Sial kenapa aku yang kena" kesal Jimin.
*
"Sial kapan ini selesainya?" Maki Aliya emosi. Jam sudah menunjukkan pukul 23.50 dan acaranya tidak segera dimulai atau dibubarkan. Aliya sendirian, semua idol berkumpul jadi satu ditengah dan Aliya tidak mengerti dengan apapun ini. Dia sendirian dari jam 10 malam tadi dan ini hampir 2 jam dan belum ada yang kembali dari diskusi sialan itu.
"Ck aku...argggg" Aliya berteriak saat lampu tiba-tiba mati.
"Yak apa ini?" Aliya berteriak takut. Dan ia merasa aneh karena tidak ada yang berteriak selain dirinya. Hei ada banyak wanita tadi dan tidak mungkinkan hanya dirinya saja yang takut gelap.
Prangkkk. "Argggg" Aliya berteriak saat mendengar suara benda jatuh.
"Apa ini? Dimana yang lain? Aku takut!" Lirih Aliya.
"Yakh siapa ini?" Aliya kembali berteriak saat merasa ada yang mencoleknya.
Brakkkk. "Hiks! Oppa! Aku takut Hiks!" Aliya meringkuk memeluk lututnya dan isak tangis yang terus terdengar.
Duarrrr. "Kyyyyaaa" Byarr.
Saengil Chuka Hamnida.
Saengil Chiuka Hamnida.
Saranganen Aliya Park.
Saengis Chuka Hamnida yeyeeyy. Mata Aliya terbuka dengan sempurna saat melihat semua selesai menyanyikan lag.
"Hyung dia menangis" teriak Jungkook.
"Hei..."
"KALIAN SEMUA MAU MATIII HAHH!"
*
"Shut kau mau menangis semalaman hem?" Tanya Jimin sambil mengeratkan pelukanya. Mereka ada dikamar dan pesta sudah usai jam setengah dua tadi dan saat Jimin membawa Aliya kekamar, Aliya langsung menangis.
"Kalian jahat hiks!" Jimin tersenyum samar.
"Siapa suruh lupa ulang tahun sendiri" kata Jimin.
"Tapi tidak begitu juga, aku takut" Jimin melepaskan pelukanya. Menatap penuh cinta pada wajah yang basah karena menangis daei tadi.
"Kau jelek...akh!" Jimin memekik saat Aliya mencubit perutnya.
"Ara-ara. Shut dengarkan Oppa" Jimin menarik wajah Aliya untuk menatapnya.
"Selamat ulang tahun untuk istriku tersayang. Terima kasih sudah datang dalam hidupku dan mewarnainya. Kau membuatku semakin merasa bahagia dengan kehadiran anak kita nanti. Kau yang paling utama dan paling sempurna dalam hidupku. Terus dampingi aku dan bersamaku. Aliya canduku dan elemen yang harus selalu ada dihidupku. Saranghae" Aliya tersenyum saat Jimin memangut bibirnya. Manis dan hangat, Aliya tidak bisa menyiayiakanya. Ciuman lembut dan penuh perasaan, menggambarkan perasaan masing-masing. Saling melumat dan memanggut dengan dalam.
"Oppa!"
"Hem!"
"Nado Saranghae!" Jimin tersenyum dan kembali memanggut bibir merah Aliya dalam ciuman yang lebih manis dan dalam. Bibir Jimin terus bergerak lembut diatas bibir Aliya. Posisi yang awalnya saling duduk, kini sudah berubah menjadi saling tindih. Jimin tidak sepenuhnya menindih tubuh Aliya. Bahaya, anak mereka bisa terjepit nanti.
"Shhh!" Aliya mendesis saat Jimin menjilati lehernya dan terus meringsut turun.
"Kurobek atau kau lepas sendiri?" Tanya Jimin menggoda Aliya.
"Jika Oppa merobek baju ini. Oppa tinggal menggantinya" Jimin tersenyum mesum saat mendengar ucapan Aliya. Sensual dan menggoda.
"Lepas sendiri ya? Oppa ingin melihatmu utuh" Jimin bangkit dari posisinya.
"Aku sendiri?" Jimin mengangguk.
"Oppa yang minta" Aliya duduk dan membelakangi Jimin. Tangan Aliya mulai menurunkan pelan resletingnya, bergerak pelan menggoda Jimin. Sedangkan Jimin hanya bisa menggigit bibir bawahnya saat melihat gerakan menggoda Aliya.
"Kau menggodaku Sayang" Jimin memeluk Aliya dari belakang dan langsung melemas dua gundukan Aliya dengan lembut.
"Oopah!" Aliya menghentikan tanganya saat tangan nakal Jimin mulai bermain dengan dadanya.
"Sh, janghan kerass kerhass" lirih Aliya.
"Wae? Sukakan?" Tanya Jimin seduktif dengan meniup cuping telinga Aliya.
"Oopahh!" Jimin membalik tubuh Aliya dan menarik Aliya untuk berciuman. Bibir Jimin bergerak dominan dibibir Aliya. Melumatnya dalam dan ganas.
Tangan Jimin mulai merambah bagian tubuh Aliya yang lain, menarik kasar Mini Dres yang Aliya gunakan dan melemparkanya kelantai dengan asal. "Kau menggodaku Sayang!" Kata Jimin seduktif melihat Aliya yang hanya menggunakan Bra dan Celana Dalam warna senada.
"Me? Not!" Kata Aliya sensual.
"Aku akan tahu akibatnya Nyonya Park" Jimin kembali menerjang tubuh kecil Aliya dan memulai kembali permainan panas mereka diatas ranjang.
"Oppaahhhhh!"
T.b.c