Part 12 Kebersamaan

1010 Words
“Lalu apa saja yang biasa ia makan?” “Papa cuma makan roti dengan selai atau salad yang disiapkan Bibi saja. Jika keluar negeri, Papa biasanya hanya membawa mie instan,” jelas Melodi mendramatisir kondisi kesehatan Kalfi. Padahal ia hanya alergi kacang-kacangan saja. Itupun hanya batuk-batuk dan ruam ringan saja di kulit tubuhnya. Entah Melodi yang pintar berakting atau Celomita yang bodoh kecolongan terus untuk ke sekian kali. Dan Kalfi bisa makan apa saja selain penyebab alerginya. Masalah mie instan, dia memang menyukai mie tapi tidak selalu memakannya. Hanya saja pernah satu kali dirinya akan ke luar negeri tapi di salah satu kopernya diisi mie instan oleh Melodi yang jahil. “Oh begitu.” Celo melirik keluar, melihat matahari yang sudah sangat terik. “Sepertinya makan salad buah di cuaca yang panas seperti ini pasti akan lebih nikmat,” seru Celo. Melodi berbalik dan melihat ke arah Celo. “Tante mau makan salad campur juga? Biar Bibi Murni sekalian membuatkanya,” tanya Melodi dengan wajahnya yang lucu. “Tidak. Tapi Tante mau membuatnya sendiri. Kamu mau memuatnya bersama Tante?" Melodi terlihat berpikir sejenak. Bukankah dirinya dilarang pergi ke dapur apalagi dirinya memasak? "Tenang saja,. Kalau Papa mu memarahimu, bilang saja Tante yang minta,” pesan Celo kepada Melodi. Celo menggandeng tangan Melodi lalu menuju dapur. Di sana ada Bibi Murni yang tengah menyiapkan makan siang untuk mereka nanti. “Eh, Non Melodi. Ada apa, Non? Non pengen cemilan? Atau jus?” tanya Bibi kemudian menoleh dan tersenyum kepada Celomita. “Mbak Celo mau cemilan juga?” tambahnya lagi. “Enggak, Bi. Kita mau bikin salad campur buat Papa, terus kita bikin salad buah buat kita makan sendiri. Bahan-bahannya ada kan, Bi?” tanya Melodi yang kemudian berjalan menuju lemari es. Buru-buru Celo meraih kotak buah dan sayur sebelum Melodi keberatan. “Sini, biar Tante aja yang bawa. Kamu ambil yogurt sama mayones aja,” kata Celo kepada Melodi. “Bibi bantu ya, Mbak,” izin Bi Murni kepada Celo. “Terima kasih, Bi,” jawab Celo ramah. “Bibi siapin aja salad yang buat Papanya Melodi. Biar saya bikin sama Melodi, salad buahnya.” “Oh, gitu, Mbak. Baiklah, kalau begitu,” jawab Bi Murni sopan. Dengan cekatan Bi Murni mengambil s**u kental manis, keju, minyak zaitun dan beberapa alat yang dibutuhkan untuk membuat salad. Setelah semua bahan telah siap, Celo mengupas beberapa buah yang masih segar seperti apel, semangka, kiwi, jeruk dan memotong beberapa buah anggur, strawberi juga ceri. Setelah buah-buahan siap, Celo membuat saos salad yang sangat mudah proses pembuatanya. Hanya mencampur yogurt, mayones dan s**u kental manis saja. Kemudian mengaduknya hingga benar-benaar tercampur rata. yakin bahan saos sudah tercampur dengan baik, ia mengambil wadah besar untuk tempat saos salad. Setelah saos, lalu ia memberi taburan keju cheddar yang lumayan tebal. Menata beberapa potongan buah segar dan penuh warna di atasnya. Sangat cantik dan begitu menggugah selera. “Taraaaa! salad buahnya sudah jadi,” seru Celo sambil menunjukkan salad buah buatannya. “Boleh aku cicipi, Tante? Sepertinya enak,” tanya Melodi yang sudah tidak sabar merasakan salad buatan Celo. “Nanti dulu, sayang. Harus dingin dulu baru enak pas dimakan. Kita masukin freezer sebentar, ya.” Melodi mengangguk setuju. Dirinya mengikuti Celo saat wanita itu memasukkan kotak yang berisi salad buah itu ke dalam lemari es. “Kita bantu Bibi buat salad sayurnya,” ajak Celo yang kemudian berjalan ke arah Bi Murni yang sedang mencuci buah dan sayur yang akan ia gunakan untuk membuat salad campur. Di wadah sudah ada tomat ceri, selada, kol ungu, paprika hijau dan merah, mentimun yang baru saja ia cuci. “Mari, Bi saya bantu iris-iris,” kata Celo yang meminta wadah tersebut dari Bibi. “Makasih, Mbak. Mbaknya baik banget. Gak kayak mbak-mbak yang biasa kemari,” kata Bi Murni yang meluncur begitu saja. “Eh,” seru Bi Murni keceplosan dan langsung dihadiahi tatapan kesal Melodi. “Maksudnya mbak-mbak siapa yang biasa kemari?” tanya Celo meski tidak begitu ingin tahu. Dirinya masih asyik memotong buncis yang kemudian dilanjutkan dengan mentimun yang sudah ia kupas. Bi Murni gugup tapi kemudian menjawab, “Bukan siapa-siapa kok, Mbak.” Si bibi panik kemudian mengalihkan pembicaraan. “Saya panggang d**a ayamnya dulu ya, Mbak,” izinnya kemudian pergi ke sisi lain untuk memanggang ayam yang sudah dibumbui. Melodi bisa bernapas lega karena Celo tidak banyak bertanya mengenai wanita yang biasa ke rumahnya. Sementara Celo masih fokus mengolah sayur-sayur itu menjadi salad. Dari pintu dapur, Kalfi melihat Celo yang tengah serius mengolah bahan makanan tersebut. Tiada orang yang tidak terlihat seksi ketika orang itu tengah fokus akan sesuatu dan sangat serius. Tiba-tiba penilaian Kalfi tentang Celomita menjadi berbeda hanya karena sebentar wanita itu berada di dapur. Astaga, sadar Kalfi, batinnya berteriak. Meneriaki sisi dirinya yang tengah dibuat bodoh karena pesona Celomita. “Papa. Apa yang Papa lakukan di sana? Papa sudah sangat lapar? Tunggu sebentar lagi ya, Pa.” “Tidak, sayang. Saladnya simpan saja dulu. Akan Papa makan nanti kalau Papa sudah pulang.” “Papa mau pergi kemana? Melodi tidak diajak?” Melodi melihat Kalfi sudah rapi dengan kemeja dan celana bahannya yang membuatnya terlihat makin gagah saja. Duda tampan itu berjalan mendekat ke arah putri kecilnya yang berada di bench tengah bersama dengan Melodi. “Ehmm, lain kali, sayang. Lagipula sedang ada tamu kan? Masa’ tamunya mau ditinggal?” Kalfi membelai rambut Melodi yang panjang, lurus dan tebal berponi. Melodi sebenarnya sudah tahu kemana dan akan bersama siapa jika Papanya pergi keluar tanpa mengajaknya pergi. Seketika wajah riang Melodi langsung berubah murung karena Papanya akan pergi. “Papa pergi dulu, ya. Bi Murni, titip Melodi.” Kalfi hanya menatap Celo tanpa berkata sepatah kata pun. Tapi meski begitu, Celo bisa menangkap jika Kalfi sebenarnya tidak ingin membuat putrinya bersedih. Tapi dirinya harus pergi seperti yang sudah-sudah. "Tante Celo ada disini buat menemani Melodi. Jadi Melodi tidak boleh bersedih. Ok... Cantik," ucap Celo sambil menyunggingkan senyum. Wajah Melodipun langsung berubah menjadi senang. Karena dia akan ditemani wanita yang sangat dia idolakan selama ini. Dan dia berharap, Tante Celo bisa menjadi mamanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD