Part 13 Gadis Manis

1123 Words
Celomita tersenyum manis saat melihat Melodi bisa tersenyum bahagia saat bersamanya. “Terima kasih Nona sudah membuat Nona muda tersenyum bahagia,” ucap bi Murni mengagetkan Celomita yang sedang menatap Melodi. Celomita menoleh kearah bi Murni. “Maksud bi Murni apa?” Tanya Celomita dengan rasa penasaran yang saat ini menghinggapinya. Karena Celomita merasa perkataan bi Murni tidak biasa. Bi Murni yang melihat ekspresi Celomita, dia pun sedikit bercerita tentang Melodi. “Nona Melodi sebenarnya anak yang sangat tertutup. Dia hanya berbicara dengan orang terdekat saja. Itupun selalu ditanya terlebih dahulu baru dia menjawabnya,” tutur bi Murni. Celomita yang mendengarnya tiba-tiba sangat kaget. Karena saat bersama dengannya, Melodi banyak bicara. Bertolak belakang dengan apa yang barusan dikatakan oleh bi Murni. Setelah mendengar apa yang barusan dikatakan oleh bi Murni, Celomita menatap Melodi dengan perasaan penasaran dengan sosok gadis kecil yang saat ini menikmati salad buah yang tadi dia buat. Melodi memakannya dengan lahap dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya. “Apakah kamu menyukainya?” “Yes, Tante Celo. Salad buah buatan tante Melodi sangat menyukainya. Andai Melodi bisa setiap hari dibuatkan makanan sama tante Celo. Melodi pasti akan selalu bahagia,” ucap Melodi dengan senyum yang tiba-tiba hilang di wajah cantiknya. Celomita langsung merengkuh tubuh Melodi dalam pelukannya. Mengecup puncak kepala gadis kecil itu penuh rasa sayang. “Jangan berbicara seperti itu. Kamu bisa main ke apartemant tante jika ingin dibuatkan makanan oleh tante,” ucap Celomita dengan lembut. Celomita merasa iba melihat gadis kecil yang saat ini dia peluk. Dia yakin kalau Melodi sangat merindukan sosok mamanya. Terlebih lagi dia ditinggal mamanya saat dia baru lahir. “Melodi berharap tante Celo bisa menjadi mama Melodi,” ucap Melodi didalam hati. Pelukan dari Celomita membuat Melodi begitu bahagia. Karena Melodi bisa merasakan kalau Celomita begitu tulus dengan dirinya. *** Karena sebuah janji mengharuskan Kalfi untuk keluar bersama Sonia. Sonia adalah putri dari salah satu pemegang saham di perusahaannya saat ini. Terlebih lagi dia adalah anak dari teman almarhum papa dan mamanya. Kalfi melihat jam tangannya dan waktu menunjukkan angka 21.00. Dia menghela nafas berat. Dia benar-benar sudah merasa kesal dengan Sonia. Tanpa sepengetahuannya dia mengajaknya keacara pernikahan temannya. Dan yang lebih membuat kesal Kalfi, Sonia memperkenalkannya sebagai kekasihnya. Padahal Kalfi hanya menganggapnya sebagai seorang adik saja. Tidak lebih dari itu. “Jika sudah selesai acaranya kita pulang sekarang,” ucap Kalfi dingin pada Sonia. Sonia menatap Kalfi dengan kesal. Karena dia masih ingin berbincang-bincang dengan temannya. Terlebih lagi dia sangat bangga memperkenalkaan Kalfi sebagai kekasihnya. “Bentar,” ucap Sonia. Tanpa memperdulikan Sonia diapun pergi meninggalkan acara. “Rey kita pulang sekarang!” perintah Kalfi pada Rey. Rey menganggukkan kepalanya tanpa bertanya. Karena dia tahu dari ekspresi Kalfi kalau dia sedang menahan marah. Rey membukakan pintu dan Kalfi pun masuk kedalam mobil. “Jalankan mobilnya,” ucap Kalfi. Rey pun mulai menyalakan mesin mobil dan mobil pun mulai melaju di jalan. “Apa kita langsung pulang, Tuan?” Tanya Rey. “Langsung pulang saja. Aku merasa bersalah dengan putriku. Karena seharusnya hari ini adalah waktu yang aku dan dia habiskan bersama. Bukan malahan dia aku tinggal bersama dengan Celomita. Perempuan jadi-jadian itu,” ucap Kalfi. Rey yang mendengarnya tidak bisa menahan tawanya. “Meskipun begitu dia sangat cantik dan pawai bermain music Tuan,” ucap Rey memuji Celomita. Kalfi yang mendengarnya tersenyum disudut bibirnya. Dia pun juga tidak memungkiri kalau Celomita memang benar-benar cantik kalau sudah berdandan. Terlebih lagi kalau dia sudah bermain music Dj. Terlihat sangat memukau dan bisa menyihir siapapun yang mendengarnya. “Kenapa anda diam, Tuan? Apa anda sedang membayangkan nona Celomita saat ini,” goda Rey. Kalfi membuang muka menatap ke luar jendela mobilnya. Melihat jalanan yang sedang terguyur oleh hujan. Dia tidak ingin kalau sampai Rey melihat dirinya malu karena terlihat seperti membayangkan sosok Celomita. Wanita yang sudah mengusiknya beberapa hari ini. Terlebih lagi Celomita saat ini tinggal bersamanya karena project kolaborasi single barunya. Mau tidak mau dia mengizinkan Celomita untuk tinggal bersama dengannya. “Entah aku benar apa salah menuruti perkataan produser untuk tinggal bersama dengan Celomita. Satu bulan waktu yang lama menurutku. Semoga saja aku tidak stress adanya dia di rumahku,” ucap Kalfi. “Di syukuri saja Tuan. Kapan lagi anda bisa tinggal dengan dish joki terkenal, Tuan,” goda Rey lagi. Kalfi geleng-geleng kepala mendengar perkataan kaki tangannya itu. Tidak berselang lama mobil pun memasuki gerbang rumah Kalfi. Kalfi pun turun dari dalam mobil setelah dibukakan pintu oleh Rey. Dengan langkah lebar dan tegas Kalfi memasuki rumah tanpa berbicara sepatah katapun dengan Rey. Rey yang melihat kepergian Kalfi tersenyum simpul. “Semoga hati anda terbuka dengan adanya nona Celomita, Tuan. Sudah waktunya anda bahagia,” ucap Rey lirih. Kalfi memasuki rumahnya yang terlihat sepi. Dia sangat heran tidak mendengar suara putrinya. Karena biasanya putrinya langsung menghampirinya kalau dia mendengar suara mobil berhenti di depan rumah. “Dimana Melodi? Kenapa aku tidak melihatnya? Apa dia pergi bersama Celomita?” Kalfi bertanya-tanya dalam benaknya. Dia pun menaiki tangga rumahnya dan langsung menuju ke kamar Melodi. Saat dia pelan-pelan membuka pintu kamar Melodi, dia disuguhi pemandangan yang indah. Melihat putrinya tertidur dalam pelukan Celomita. Terlihat sangat manis dimatanya. Setelah melihat Melodi yang tertidur, Kalfi pun langsung menutup pintunya kembali dan dia menuju ke kamarnya untuk beristirahat. Kalfi masuk kedalam kamarnya. Merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur king size miliknya. Meregangkan otot-otot tubuhnya yang sudah terasa lelah. Menutup matanya dengan banyak pikiran yang bersarang dikepalanya saat ini. Terlebih lagi dengan kekesalan yang saat ini dia rasakan gara-gara Sonia. Anak dari sahabat orangtuanya. Kalfi menghela nafas berat. Dia merasa hidupnya tidak bahagia meskipun dia memiliki kekayaan dan karir yang bagus. Baik dalam karirnya sebagai pembisnis ataupun karirnya sebagai seorang penyanyi solo yang saat ini sedang naik daun. Semenjak istrinya meninggal, Kalfi merasa dirinya benar-benar sangat hampa. Layaknya sebuah pijar yang mulai redup dengan berjalannya waktu. Namun semenjak dia bertemu dengan Celomita, hidupnya sedikit terusik. Hal yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. **** Kediaman Kalfi Rintik hujan di pagi hari semakin membuat siapapun betah untuk bermalas-malasan dan memilih untuk semakin mengeratkan selimut ditubuhnya. Tidak terkecuali Kalfi dan juga Celomita. Terlebih lagi hari ini adalah hari minggu. Waktu untuk beristirahat dari kepenatan kerja. “Tante…!!!” Melodi membangunkan Celomita yang masih tertidur pulas dengan balutan selimut yang melilit tubuhnya. Melodi menggoyang-goyangkan tubuh Celomita. Namun usahanya sia-sia. Celomita tidak terusik sama sekali. “Ya Tuhan…! Tante Celo kalau tidur seperti mayat saja. Padahal aku sudah menggoyang-goyang tubuhnya. Dia tidak bergerak sedikitpun. Apa suaraku kurang keras? Perasaan tidak juga. Suaraku saat membangunkannya keras sekali. Apa aku ke kamar papa dulu?” ucap Melodi bermonolog sendiri sambil menatap Celomita yang masih tertidur dengan pulas. Melodi turun dari tempat tidur dan berjalan keluar menuju ke kamar Kalfi yang letaknya di samping kamar Celomita.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD