Percikan cemburu

1190 Words
"Good Morning!" Teriak Denias di samping Gerry yang masih dalam keadaan tertidur, teriakan nya cukup kencang hingga membuat telinga Gerry merasa sakit. "Teriakan lu bikin telinga gw sakit Den, " Keluh Gerry, Denias memeluk Gerry, "maaf, habisnya lu bangunnya siang. Gw kan lapar, gw mau pesan food. Ponsel gw kan ketinggalan di sana, terus mau pesan Food pakai ponsel lu. Ponsel lu nya mati!, " Keluh Denias, "Jadi berasa Gak jelas ah hidup gw kalau nunggu lu bangun, " Pekik Denias sembari cemberut. "Gw biasa bangun jam 2 siang, lanjut mandi. Ke Show room, lanjut ketemu lu terus ke Pet Shop, balik deh ke rumah!, " Pekiknya. "Pantesan lu gak jelas, hidup lu gitu-gitu aja." Ucap Denias tertawa kecil. "Udah puas hina-hina gw? " "Becanda kali Ger, eh hubungan lo sama Billa gimana? " Tanya Denias. "Masih lanjut, " Jawabnya singkat, "Dia tau lo disini kok," Lanjutnya "Tau? Dia gak marah? " Tanya Denias. "Enggak lah, kan Gw video call semalem. Itu juga gw udah tidur, dia nelpon terus. Akhirnya gw angkat, dia nanya dong kok gw tidur di luar? Ya gw cerita aja." Ucapnya seraya menjelaskan, Billa adalah kekasih Gerry. Mereka baru saja berpacaran selama 3 bulan, namun sebelumnya Billa dan Denias sudah mengenal satu sama lain. Bahkan perkenalan Gerry dan Billa melalui campur tangan Denias, Billa tahu Denias dan Gerry hanyalah seorang sahabat dan Billa tak merasa cemburu sedikit pun. "Oh syukurlah kalau gitu, tapi dia gak marah kan?" Tanya Denias. "Enggak, biasa aja. Maaf gw cerita kejadian lu semalam, gw bingung ngasih alasannya." ucap Gerry. "Ya udah lah gak apa-apa, Gw juga pasti cerita kok sama dia nanti. Eh, Ger pinjem ponsel lu dong!, " Ucap Denias, belum sempat Gerry memberikannya. Ting Nung!, Bel itu berbunyi, Denias yang saat itu mendengar segera beranjak untuk membuka pintu. Namun Gerry mencegahnya, Gerry takut jika yang datang adalah orang tua nya. "Eh, biar gw yang buka. Tar yang dateng malah bokap nyokap gw. Gimana? " Tanya Gerry. "Ya udah sana, gw ngumpet dimana ini? " Wajahnya terlihat panik, Gerry pun terlihat sama-sama panik, "elu ngumpet di kamar gw, eh di lemari aja!, " Ucap Gerry, Denias segera masuk kedalam kamar Gerry lalu masuk kedalam lemari milik Gerry. Gerry melangkahkan kakinya lalu berhenti sebentar, menarik nafasnya dengan pelan lalu membuangnya dengan pelan kembali. Ceklek, Pintu terbuka.. Gerry segera menghela nafas nya, "Ya Tuhan, gw sangka lu bokap nyokap gw Ge!, " Gerry mengusap dadanya, Namanya Oge. Oge adalah pacar dari Denias, Oge adik kelas dari Gerry dan Denias semasa sekolah. Oge anak yang baik, Nama asli Oge adalah Julian. Dia di panggil Toge karena, dirinya sangat menyukai sayuran yaitu Toge. Toge anak yang sederhana, cupu dan terbilang kutu buku, entahlah mengapa Denias menerima cintanya, yang jelas bagi Denias Oge sangat baik. "Denias dimana Ger? " Tanya Oge. "Ada di dalem kamar gw, " Jawabnya sembari menutup pintunya kembali. "Lu sama Denias gak ngapa-ngapain kan? " Tanya nya kembali. "Ngapa-ngapain sih? Makan, ngobrol terus tidur seranjang." Oge menatap kesal ke arah Gerry, "Enggaklah mawang! Lu salah nanya nya kan jadinya gw jawab apa adanya!, " Ucap Gerry, Gerry memang selalu becanda. Sifat Freak nya membuat orang-orang nyaman saat bersama dirinya, walaupun jika dilihat dari tubuh Gerry terlihat sangat cool dan menawan namun sebenarnya, Gerry sosok lelaki nyablak. "Terus gw harus nya tanya apaan? " Tanya Oge. "Lu sama Denias gak w*****k kan malam tadi? " Ucap Gerry, "lalu gw jawab, mau cuma ingat ama elu jadinya gak jadi." Lanjutnya di iringi tawa yang terkekeh, Oge terlihat sangat kesal kala mendengar kalimat itu. Denias pun keluar, "Baby, maaf aku gak ngabarin. Kamu kok tau aku disini? " Tanya Denias. "Mama nelpon, ceritain kejadian kemarin. Terus Oge nanya, kemana kamu pergi malem-malem gitu. Mama bilang, palingan juga ke tempat Gerry atau ke tempat Billa." Ucapnya. "Gw bikinin sarapan dulu iya, " Sela Gerry sembari melangkahkan kaki untuk pergi ke dapur, mereka mengangguk. "Kok Mama bisa telepon!? " Tanya Denias. "Katanya Papa kamu mau ke Italia dia lagi urus paspor. Terus mama juga mau ikut, dia nitipin kamu ke aku sama ke Gerry." Denias terpaku mendengar kalimat itu, Denias mengkhawatirkan kondisi ibunya. Ia seakan tak memikirkan Nasib dirinya sendiri, baginya bersama dengan Gerry dan Oge sudah sangat aman, mereka tak mungkin menyakiti Denias. "Udah lu gak usah mikirin nyokap lu Den, gw yakin dia bakalan baik-baik aja. Gw janji sama elu, gw bakalan mantau nyokap lu asalkan gw tau dimana nanti nyokap lu tinggal. Bokap nyokap gw juga kan tinggal di sana!, " Ucap Gerry, "nih makan, sisa sereal di kulkas tar gw belanja. Nungguin si Billa dulu dateng!, " Ucap Gerry kembali. "Yang gw takutkan, bokap Denias tetep nyari Denias, " Celetuk Oge. "Enggak, Gw yang bakalan lindungi Denias!, " Tutur Gerry, Oge merasa cemburu karena melihat Denias begitu nyaman saat menatap wajah Gerry. "Udah suruh cewe lu makan dulu, masalah biaya Denias. Biar Gw yang cari, gw tau Ge lu kan masih kuliah. Lagian gw cuma niat bantu, " Ucap Gerry kembali "Iya Ger, Thanks iya. Gw gak tau kalau emang gak ada elu kayak gimana lagi hidup gw!, " Tutur Denias, kalimat yang sedang di ungkapkan Denias membuat Oge semakin merasa cemburu. Percikan cemburu menusuk hati Oge, bagaimana tidak Denias berbicara sembari memeluk Gerry. "Ge, maafin bini lu. Dia mah emang begitu, kerjaan nya gelendotan mulu sama gw. Maafin ya!, " Ucap Gerry. "Dia udah tau kok, kita kan cuma sahabat ya Ger." Ucap Denias menimpali kalimat Gerry. Tak lama kemudian, Billa datang. Gerry membuka pintunya karena sebelumnya, Billa mengabari Gerry bahwa dirinya sudah menuju lantai yang Gerry tempati. "Selamat siang sayang!, " Sapa Billa kepada Gerry, Gerry menanggapi Billa dengan senyuman namun terkesan dingin. "Masih pagi Bil, " Teriak Denias, "Jam 10 beb, " Tukas Billa, "buat gw siang ini, pagi itu jam 7 baru itu pagi." "Buat gw sama Denias ini masih pagi!, " Celetuk Gerry, Billa terdiam saat mendengar kalimat itu. Mereka duduk dan berbincang bersama, Billa menunggu Gerry bersiap-siap karena Gerry sudah meminta antar kepada Billa terlebih dahulu. Gerry meminta antar untuk membelikan seluruh kebutuhan Denias, Gerry tahu Denias tidak mungkin pergi sendiri. Denias takut jika berpapasan atau bertemu di jalan dengan Ayah tirinya dan bagi Billa ataupun Gerry, itu sangat tidak aman untuk Denias. Gerry sudah bersiap, ia terlihat sangat tampan. Ia memakai celana jeans dan kemeja, lengan nya terlihat di lipat. Sungguh Gerry sangat tampan sekali, dan Denias terdengar memuji Gerry. "Ko lo tumben ganteng Ger? " Tanya Denias. "Baru tau lu kalau gw ganteng? " Tanya Gerry balik. "Dia ganteng banget tau, makannya gw suka" Celetuk Billa membuat Gerry menggerakkan kedua alisnya, sedari tadi Oge hanya terdiam tak mau menanggapi apapun. Oge hanya memainkan ponselnya, Oge benar-benar merasa sangat cemburu kepada Gerry. "Eh lu beli apa aja? " Tanya Gerry. "Apa iya?, palingan kaos? Celana pendek aja dulu. Gw gak akan kemana-mana kok!, " Ucap Denias. "Daleman? " Tanya Gerry,. "Boleh, Billa aja yang milih ya Bil? " Tanya Denias, Bila mengangguk lalu tersenyum. "Ya udah ukurannya kasih tau! " Celetuk Gerry kembali. "36B." "Wih!, " Gerry menggeleng pelan. "m***m, " Kata Billa yang terlihat protes kepada kekasihnya itu, Gerry merasa terpekik saat mendengar Billa yang terlihat protes kepadanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD