Bak biola

1180 Words
Saat mendengar betapa syahdu nya tantangan yang diberikan Denias untuk nya, Gerry pun mencoba masuk dan mendekat ke arah Denias. Denias mengangkat sebelah kakinya, Ia mengusap lembut paha lulusnya bak sang penggoda yang sedang memberikan godaan kepada seorang lelaki. Denias terlihat sangat mempesona dan posenya sangat membuat semua lelaki terpesona akan tubuh indahnya. Tubuh Denias bak biola, lekukan tubuhnya terlihat sangat menawan, ia memiliki postur tinggi seperti cewek-cewek bule seperti biasanya. Bibir mungil nan sedikit tebal itu membuat nya semakin bagus saat memakai pewarna bibir berwarna merah, alisnya pun sangat terukir sempurna. Hidung mancung dan memiliki bolong hidung yang sangat kecil membuat wajahnya semakin cantik terlihat, tak hanya itu Denias juga memiliki p******a yang sangat kencang, bulat dan ukuran yang Pas dengan postur tubuhnya. "Ger, lu mau kan buat gw melayang? " Tanya Denias. Entah mengapa Denias menanyakan hal itu, Gerry benar-benar merasa susah menelan ludahnya sendiri. Untuk menjawab pertanyaan Denias saja, ia hanya dapat mengangguk dengan pelan. "Jawab dong Ger? " Tanya Denias sembari sedikit memberikan desahan, "lu mau anggurin gw kaya si Oge?" Tanya nya kembali, Gerry menggelengkan kepalanya. Denias pun terlihat semakin menggoda Gerry, Ia membuka sedikit penutup payudaranya sehingga membuat p****g Denias terlihat oleh Gerry. "Gw takut Den!, " Ucap Gerry. "Takut kenapa? " Tanya Denias. "Takut gw ketagihan!, " Sahut Gerry singkat, Denias menatap sendu wajah Gerry. "Terus kalau gw yang ketagihan gimana? " Tanya Denias, "lu mau diem aja? " Tanya Denias kembali. "Monoton banget sih hidup gw tanpa adanya s*x!, " Susul Denias seraya mengeluh di hadapan Gerry, ia menggigit kecil bibir bawahnya. "Enggak, bukan gitu! Gw cuma gak mau nantinya elu sama gw gak bareng-bareng lagi! " "Maksud lo?" Tanya Denias. "Iya kan kalau buat hubungan gitu, seenggaknya kita harus bangun Chemistry berdua! " Ucap Gerry, matanya sangat menatap lembut wajah Denias. "Caranya? " Tanya Denias. "Ya lu sama gw sedikitnya harus pacaran! " Ujar Gerry. "Gila loh, Oge sama Billa mau lo kemanain? " Tanya Denias, Gerry duduk di atas ranjang miliknya. Gerry menatap kembali lekukan tubuh Denias, sungguh lekukan tubuh yang sangat sempurna untuknya. Jauh sekali dengan tubuh Billa, Billa terlihat sangat kurus walaupun sama-sama memiliki paha mulus. Namun, Denias lebih terlihat menarik. "Jadi gimana? " Tanya Gerry. Slurph... Slurph... Denias mencium lembut bibir Gerry, rasanya Denias sudah tidak sanggup menahan hasrat libidonya yang sudah naik. Denias memang sedikit memiliki kelainan s*x menyimpang, namun sebenarnya Denias masih 100 persen virgin. Yang Gerry tahu Denias memang seperti wanita nakal, namun sebenarnya Denias mampu menjaga area kewanitaannya yang sama sekali belum pernah tersentuh. Entah mengapa saat melihat Gerry setengah telanjang dengan tubuh yang sangat proporsional, membuat Denias semakin menyukai tubuh Gerry. Apalagi Denias pernah memergoki Gerry sedang tidur dan memainkan alat kejantanannya yang sudah mengeras. Untuk Denias, hal itu sangatlah membuatnya nyaman saat membayangkan tingkah Jerry. Dan Jerry sendiri pernah memergoki Denias sedang mandi dan mengusap-usap tubuhnya yang di lumuri oleh sabun, licinnya sabun di tubuh Denias semakin membuat imajinasi Gerry semakin meronta luas. Slurph... Ah Slurp... Gerry pun membalas ciuman Denias, ia menikmati setiap permainan lidah dari Denias. "aAwrgh!, " Teriak Denias dengan kencang, "Lu gak bener ah, main gigit-gigit bibir gw!, " Protes Denias sembari mendorong tubuh Gerry. "Maaf habisnya lu bikin gw nafsu!, " "Udah ah, gw males!.. Baru aja gw becandain elu, goda-goda elu." Ucap Denias sembari sedikit menahan tawanya. Gerry menatap sarkas wajah Denias, "Jadi lu bohongin gw? " Tanya Gerry. "Iya, hahaha" Balas Denias di iringi tawa yang cukup keras. "Gila Lu ya!, " Ucap Gerry, Gerry meninggalkan Denias sendirian di dalam kamar. Denias segera memakai pakaiannya, dan berlari mengejar Gerry. Gerry menjatuhkan diri di atas sofa empuk yang berada di dalam ruang tamu miliknya, Denias pun berjalan menghampirinya. "Ger, Lu marah iya? Gw kan becanda!," Rengek Denias sembari menggoyangkan tubuh Gerry, Gerry menelungkup kan tubuhnya. Ia mencoba tak mendengar apa yang di ucapkan Denias, "Ger gw minta maaf!, " Ucap Denias kembali, rengekan nya masih tetap sama. "Udah malem, tidur sana! " Ucap Gerry. "Elu gak nanggung apa? " Tanya Denias. "Enggak, keburu gak nafsu!, " Ucap Gerry, raut wajah ketus ditunjukkan olehnya. Denias mencoba menggodanya kembali, ia menggigit kecil telinga Gerry. "Sakit Den, kagak enak tau. Keburu gw mandek, Gak nafsu!, " Ucapnya kembali. "Ah elu, gak rame ah! Elu pemarah, ya udah gw mau balik aja. Biarin gw di siksa lagi sama bokap dan di tiduri semalem sama bos kucay! " Ia sedikit mengancam Gerry, Gerry menoleh menatapnya. "Elu mah ih!, " Gerry mendudukkan tubuhnya, mengangkat kedua bahunya sembari menyunggingkan bibirnya. "Lu mau nya gitu kan Ger? " Tanya Denias, "Mau lu itu mah!, " Balas Gerry. "Ya udah anterin Gw ke bokap tiri gw sekarang juga!, " Rengek Nya sembari mengerucutkan bibir sexy nya. "Denias, " Gerry memanggil namanya sembari meraba area sensitive nya. "Apa? " Tanya Denias, sebelah tangannya terlihat menopang dagunya. "Yakin gak Mau?" Tanya Gerry. Denias beranjak dari duduknya, lalu berjalan melangkahkan kakinya menuju mini bar milik Gerry. Ia mengambil dua gelas kecil dan menuangkan sedikit alkohol ke dalam gelas itu, lalu menyodorkan satu gelas itu dan memberi kode agar Gerry meminumnya. Gerry pun segera berjalan menghampiri Denias, menyambut gelas tersebut dan segera meneguk isi minuman itu hingga habis. Gerry pun menuangkan kembali, lalu meneguknya habis dan menatap wajah Denias dengan tatapan yang penuh godaan. Gerry mendekati tubuh Denias, memutarkan tubuh Denias lalu memberanikan diri melumat kembali bibir sexy milik Denias. Denias mengikuti alur permainan lidah Gerry dan sesekali Denias membalas lumatan bibir Gerry, mereka saling bertukar saliva. Seakan menikmati permainan di dalam rongga mulut masing-masing, Gerry membuka satu persatu kancing yang menutupi gundukan p******a Denias. Ia pun meremas habis gundukan kenyal nan bulat milik Denias, "Mmm ahhhh, " Denias mendesah kecil saat Gerry memberikan hisapan pada p****g milik Denias yang berwarna merah muda dan sedikit mengeras karena merasa sangat b*******h. "Ger, " "Ssshhhhhh!, " Gerry menutup mulut Denias menggunakan satu tangannya, "Ahh.. ", Desah Denias, Kini Gerry mulai memasukan tangannya kedalam celana milik Denias. Memainkannya penuh dengan kelembutan, " Ger, " Ucap Denias sembari menjambak habis rambut Gerry, memberikan sentuhan kukunya di pundak Gerry hingga kulit putih Gerry terlihat memiliki sedikit goresan. Kini Gerry melepaskan sabuk miliknya, menurunkan perlahan celana yang menghalangi barang kejantanannya yang kini sudah sangat keras. "Ger, " Panggil Denias dengan sedikit desahan yang tertahan. Gerry menggendong Denias dan berjalan menuju kamar setelah mendapat hisapan hingga kuluman dari Denias, setelah itu dia merebahkan tubuh Denias di atas ranjang surgawi mereka. Saat ini Gerry benar-benar terpesona karena melihat semua lekukan tubuh Denias yang terlihat tanpa busana, Gerry melumat kembali bibir Denias. Denias sudah benar-benar tak berdaya, "Gerrrrre, Ahhh" Gerry mencoba memasukkan barang kejantanan miliknya yang sudah sangat keras ke dalam lubang surgawi Denias,rasanya benar-benar sulit dan, "Arrrrghhhhh" Teriak Denias, Gerry menatap wajah Denias yang sedikit meringis kesakitan. "Den?, " Sorot matanya seakan menatap wajah Denias. "Lanjutin Ger, gw gak kuat! " Pinta Denias sedikit merengek, Gerry pun mencoba memompa tubuh Denias dengan ritme yang sangat pelan. Karena Gerry tahu jika Denias baru saja kehilangan perawan nya, rona bahagia terpancar dari wajah Gerry. "Ouch, Iyes Den.... " Desahan dan erangan Gerry sangat terdengar jelas, Ia benar-benar menikmati tubuh sexy nan sensual Denias.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD