Sisi Lain

1232 Words
Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti memiliki sisi baik. Seburuk apapun dia. Sehitam apapun hatinya. Selalu ada 1 titik putih di dalam hati yang hitam dan kelam itu. Cahaya matahari yang sangat menyilaukan itu menembus di balik sela-sela jendela. Keringat yang terus bercucuran membasahi lantai memaksa Kelvin untuk bangun dari tidurnya. Dia mengintip keluar jendela sejenak untuk melihat orang-orang melakukan aktivitasnya. Dia selalu terbayang dan berfikir sampai kapan dia harus hidup seperti ini. Kelvin telah melakukan aksi pembegalan berkali-kali, dia sudah sangat terbiasa dengan pekerjaan itu. Akan tetapi terkadang ada rasa iri dalam hatinya ketika melihat orang-orang yang hidup bahagia dengan normal. Terkadang dia rindu dengan aktivitasnya dulu. Bangun pagi, ke kampus hingga sore, malam nya dia bisa berkumpul bersama teman-teman nya. Sudah beberapa bulan ini kehidupan Kelvin berubah total. Dia sudah tidak lagi seperti dulu. Kelvin hanya hidup di malam hari untuk melakukan aksinya. Hingga subuh dia pun pulang ke tempat Feri dan tidur hingga siang. Begitulah siklus hidup Kelvin selama beberapa bulan terakhir. Tak hanya kehidupan nya yang berubah, raut wajah hingga fisik Kelvin pun mulai berubah. Yang dulunya Kelvin terlihat sangat menarik dengan wajah tampannya. Akan tetapi sekarang raut wajah itu berubah menjadi lebih menakutkan. Ditambah lagi dengan coretan-coretan tato yang bertebaran di tangan kirinya. Semenjak bergabung di geng begal bersama Yuda, kondisi keuangan Kelvin mulai membaik. Kebutuhan akan obat-obatan nya tersuplai dengan lancar. Hingga dia menoreh kan tato di tangannya setiap dia selesai melakukan aksinya. Tato itu bagaikan sebuah lambang kebangkitan baginya, sebuah lambang perubahan dalam hidupnya. Semua anggota geng memang sudah memiliki tato nya masing-masing. Begitupun Kelvin sebagai anggota baru. Malam ini Kelvin bersama gengnya itu kembali akan melakukan aksinya. Karena cuaca yang sangat panas siang ini Kelvin memutuskan untuk berangkat ke markas sore harinya. Kelvin menghabiskan waktu hingga sore untuk bermalas-malasan, agar energinya kembali pulih karena aksi malam sebelumnya sungguh melelahkan Ketika matahari sudah mulai berubah menjadi kemerahan, dan mulai menghilang pada garis cakrawala di sebelah barat. Kelvin pun bersiap berangkat. Hanya bermodal jaket kulit dan celana jins Kelvin pun keluar dari kos. Disaat itu pula Feri pulang dari kampus dengan menggunakan sepeda motornya. Mereka bertemu tepat di depan pintu. " Belum capek juga lo Vin? " tanya Feri. Ia berharap Kelvin bisa segera berhenti melakukan tindakan yang buruk itu. " Gue butuh uangnya fer, gue harus melakukan ini." " Meskipun pekerjaan kita sama sama tidak bagus, setidaknya gue tidak merebut hak orang lain dan tidak menyakiti orang lain. " Berkali-kali Feri selalu merayu Kelvin agak segera berhenti dari pekerjaan itu. Berbagai macam cara dilakukan Feri. Tapi Kelvin tak pernah mendengar kan. Semua nasihat itu hanya menjadi angin lalu bagi Kelvin. " Udah ya, ceramahnya nanti. Gue pergi dulu, yang penting lo doain aja gue agar tidak kenapa-kenapa saat beraksi." " Iyaa gue doain lu supaya cepet dapat hidayah," balas Feri menatap kepergian sang teman. Disaat malam telah datang, udara dingin mulai menusuk geng itu pun siap melakukan aksinya. Malam ini mereka tidak punya target,sehingga mereka mulai keliling untuk mencari-cari. Berkeliling kota sebelum menemukan korban adalah hal yang disukai oleh Kelvin. Di kesunyian itu terkadang Kelvin menemukan kedamaian tersendiri. Tiba-tiba Yuda dan anggota lainya mendadak berhenti. Mereka melihat keramaian di sebuah masjid di pinggiran kota. Dan dengan segera mereka memutar balik motornya dan mundur beberapa meter hingga ke tempat yang cukup sepi dan gelap. Mereka berhenti di tepian jalan dan menunggu korbanya datang dengan sendirinya dan masuk perangkap mereka. Hingga kini Kelvin sudah berkali-kali melakukan aksinya. Dia tidak lagi gugup dan takut seperti sebelumnya nya. Dia sudah terbiasa dan selalu melakukan tugasnya dengan sangat baik. Malam semakin larut. Keramaian yang mereka lihat tadi sudah mulai menyepi. Orang-orang sudah berangsur pulang. Dan pada akhirnya korban mereka terlihat dari jauh. 2 orang wanita yang berboncengan dengan menggunakan sepeda motor mendekat ke arah mereka. Yuda dan yang lainnya melihat ke sekitar, untuk memastikan tidak orang lain di dekat sini. Setelah itu mereka memberi sebuah aba-aba jika dua orang wanita itu adalah targetnya. Setelah memasuki perangkap, mereka langsung melancarkan aksinya. Mereka memaksa kedua wanita itu untuk turun dari motor, dan menyerahkan harta yang mereka bawa. Wanita itu mulai menjerit saat di todong dengan sebilah pisau. Kelvin yang terakhir turun dari motor baru melihat sosok korbanya itu yang sudah mulai tersingkir dari motornya. Dia melihat dua orang wanita muslimah yang sedang ketakutan. Ada penolakan di dadanya. Kelvin berkali mengambil nafas panjang agar keberaniannya kembali timbul. Tapi acap kali dia mencoba melangkahkan kakinya maju ke depan dan melihat wajah korbanya itu, dia merasa ada sesuatu yang salah, entah apa itu. Dia merasa ada sesuatu yang menghalangi pikiran dan hatinya untuk melakukan ini. Jantungnya berdebar kencang, keringat mulai membasahi wajahnya. Sama seperti saat Kelvin melakukan aksi pertama nya. Ada rasa takut. Tapi malam ini sungguh berbeda, dia merasa tidak sanggup untuk menyakiti kedua wanita itu. Kelvin reflek menahan temannya yang mulai menarik dan menyeret salah satu wanita itu. Tanpa sadar dia menghentikan temanya. Disaat itu dia melihat mata itu, ada dua buah bola mata indah yang berlinang air mata. Kelvin tak kuasa menahannya. Dia meminta temannya untuk menghentikan aksinya malam ini. Dia menarik mundur temanya itu dan sekali lagi memohon untuk berhenti menyakiti kedua wanita itu. Seketika Kelvin beradu pandang dengan perempuan yang sudah terduduk di atas jalan. Sekali lagi dia merasa ada yang salah pada dirinya. Pertanyaan-pertanyaan muncul dalam benaknya. Kenapa dia bisa begini. Tatapan tajam dari teman-temannya tidak membuat Kelvin ketakutan. Dia lebih merasa ketakutan melihat perempuan itu disakiti daripada tatapan marah teman-temannya. "Maaf," ucapan itu tidak sengaja keluar dari mulut Kelvin. Walaupun sangat pelan, dia yakin bahwa ucapannya didengarkan oleh perempuan itu. Mereka langsung pergi meninggalkan tempat kejadian, ini pertama kalinya dalam sejarah geng begal mereka menghentikan aksi dikala sudah hampir mendapatkannya. "Bego lo!!!" Edo langsung melayangkan pukulannya tepat di wajah Kelvin. Kelvin tidak membalas, karena dia tahu ini kesalahannya. Yuda hanya tersenyum penuh tanda tanya untuk saat ini. "Teman lo Yud pengen gue bunuh tau nggak, semua gagal gara dia. Dari awal gue udah nggak suka sama dia," teriak Edo frustasi. Edo juga seorang pecandu obat-obatan haram, dengan dia tidak mendapatkan uang malam ini maka obat pun tidak akan ada ditangannya. "Sabar bro, santai," tahan Udin. Edo tidak mendengarkannya, dia kembali memukul Kelvin sampai belur. Di Sudut ruangan ada Yuda yang melihat sambil menikmati sekaleng minuman bermerek Kranting**ng. Semua mengira bahwa Yuda tidak peduli terhadap Kelvin, karena tidak ada usaha Yuda sedikitpun untuk menghentikan amukan Edo. "Udah puas lo Do?" tanya Yuda. Edo menyudahi amukannya, terdapat luka lebam di tubuh Kelvin. Edo dan Udin meninggalkan Kelvin yang sudah tidak berdaya. "Untuk malam ini gue minta maaf. Sebagai gantinya ini." Yuda menyodorkan beberapa lembar uang kepada Edo dan Udin. Terlihat wajah murung mereka sedikit kembali segar. "Gue tau lo Yan, sampai kapanpun lo gak akan bisa jadi jahat," ucap Yuda. Kelvin hanya terdiam kaku tidak berniat untuk menanggapi ucapan temannya itu. "Lo udah bener, jalan kita memang salah. Bagaimanapun kita menutupi aksi ini dengan gembira dan senang hati. Tetapi semua gak bisa dibohongi, hati lo hati gue gak bisa nyakitin orang lain," lanjut Yuda. Kelvin mengangkat wajahnya memandang Yuda. "Gue salah Yud, Maaf karena ini lo gak bisa dapat duit," lirih Kelvin sambil menahan rasa sakit. "Haha udah santai. Lupakan hari ini, hati gue pun nggak bisa nerima aksi kita tadi. Tapi inilah hidup Yan, yang bertahan adalah orang yang egois," balas Yuda. Yuda membopong tubuh lemah Kelvin untuk meninggalkan markas mereka. Kejadian hari ini diluar perkiraan Kelvin
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD