Rasanya malam ini begitu melelahkan untuk Raquel, dia yang baru saja tiba diparkiran gedung apartemennya memutuskan untuk menghapus lisptik merahnya terlebih dulu sebelum turun dari mobil. Setelah membiarkan bibirnya terlihat pucat, dia pun turun dari mobilnya. Rasanya ingin sekali dia segera berbaring diranjang empuknya. Saat ini ponselnya berdering dengan nyaringnya, dia menatapnya dengan malas, dia sudah bisa menebak siapa yang menghubunginya saat ini, "Halo, Pa." "Apa semuanya berjalan sesuai dengan rencana, sayang?" "Iya, Pa. Papa tenang aja ya, Raquel tidak akan pernah memberikan ampun kepadanya." "Kepada siapa?" Seketika Raquel membalikkan badannya kearah suara yang sangat tidak asing ditelinganya, dia membelalakkan kedua matanya dengan tidak percaya, "Kamu!" Serunya dengan san