05 - Merasa Tertarik

1024 Words
Raquel sudah melakukan persiapan yang sempurna sebelum beraksi. Dia mengenakan gaun berwarna merah menyala dengan belahan di daerah dadanya yang dibiarkan terbuka lebar hingga memperlihatkan sedikit kedua gundukannya. Warna gaun yang sesuai dengan kulitnya yang putih mulus. Gaun yang baru dia beli belakangan ini yang sebenarnya sangat tidak nyaman untuk dipandang mata, khususnya para pria buaya. Namun, untuk melancarkan misinya dia harus terlihat seksi dan menarik perhatian semua orang yang melihatnya. Setelah selesai mengoles lisptik senada berwarna merah menyala, dia mengenakan jubah untuk menutupi tubuh seksinya lalu berjalan menuju tempat parkiran mobil. Tidak perlu menunggu waktu lama lagi, dia sudah melajukan mobilnya. Mendengarkan deringan ponselnya, dia menjawabnya dengan cepat, "Apa semuanya sudah sesuai dengan rencana?" Tanyanya yang tidak ingin melakukan suatu kesalahan. "Semuanya sudah sesuai dengan rencana, Nona." "Bagus, aku tidak ingin ada kesalahan yang terjadi. Mengerti?"  "Tentu saja, Nona." Setelahnya Raquel mengakhiri panggilan teleponnya lalu tersenyum menyeringai dan misterius. Kedua matanya sudah berapi - api. "Aku akan membuat Tuan Muda b******k sepertimu menyesal atas apa yang sudah kamu lakukan kepadaku. Tunggu dan lihat saja nanti." Ucapnya. Sesampainya ditempat tujuan, Raquel memarkirkan mobilnya lalu segera turun dari mobil. Dia sudah melepaskan jubahnya yang sedari tadi menutupi tubuh indahnya. Dengan sepatu hak tingginya dia berjalan lurus kedepan dengan penuh percaya diri. Semua mata tertuju kepadanya, rasanya ingin sekali dirinya untuk menampar satu persatu p****************g yang kini sedang menatapnya secara intens seolah - olah ingin melahapnya. Sesuai dengan rencana dia didekati oleh seorang pria, dia pun menyapa dengan senyuman ramah dan penuh dengan pesona pria itu. "Hai apa kabar? Aku kangen banget sama kamu." Raquel terlihat begitu akrab dengan pria yang baru pertama kali ditemuinya itu. Tentu saja pria itu pun membalas sapaannya sambil memeluknya erat. "Aku juga, Raquel. Kapan kamu kembali?" Balas Arya sambil tersenyum menggoda. "Sudah beberapa bulan ini. Aku sedang menikmati waktuku sendiri setelah kembali." Balas Raquel lalu membisikkan sesuatu ditelinga Arya, "Hentikan basa - basinya, bisa kita melanjutkan rencananya lagi?" Setelahnya Raquel melepaskan pelukannya sambil tersenyum. Arya mengangguk lalu memeluk pinggang ramping Raquel dengan posesitf, "Tentu saja, ayo ikuti aku. Saat ini dia sedang melihat kearah kita tepat diarah jarum jam 12." Bisik Arya sambil mendekat ke telinga Raquel. Raquel tersenyum puas lalu berjalan bersama - sama dengan Arya menuju ke meja keduanya. Ya saat ini keduanya saling menatap satu sama lain, ketika sebentar melihat kearah Mahesa, seketika Raquel memalingkan wajahnya kearah lain seakan merasa tidak mengenalnya. Terlihat sangat jelas sekali tatapan kesal, emosi, marah Mahesa yang sedang berusaha dia tahan. Tentu saja Raquel tidak perduli dengan semua itu. Dia semakin puas melihat reaksi berlebihan yang diperlihatkan oleh Tuan Muda b******k itu. Sampai saat ini penilaiannya terhadap Mahesa belum berubah sama sekali. "Tunggu sebentar," Ujar Arya yang disetujui anggukan kepala Raquel. Saat ini Arya sengaja untuk meninggalkannya seorang diri sesuai dengan rencana mereka berdua. Raquel begitu tidak nyaman berada ditempat seperti ini, dia tidak menyukai tatapan - tatapan yang tertuju kepadanya. Rasanya ingin sekali dia pergi dari sini, kalau saja dirinya tidak mengingat mengenai rencana awalnya. Mungkin sejak tadi Raquel sudah pergi meninggalkan tempat terbejat ini. Dia berusaha untuk terlihat tenang dan rileks, ia melihat ada minuman dihadapannya lalu meneguknya secara perlahan. 'Sial kenapa rasanya sangat pahit? Aku harus bertahan. Kenapa sampai sekarang dia tidak mendekatiku? Apa aku tidak menggoda dimatanya?' Pikir Raquel yang merasa kesal sendiri. Beberapa p****************g berjalan mendekatinya, Raquel masih terlihat santai dan bersikap jutek terhadap semua pria itu, "Permisi, bisa bergabung disini?" "Silahkan." Jawbanya dengan ramah. "Ini untuk kamu, aku yakin kamu pasti menyukainya." "No, thanks." Jawabnya singkat. "Kamu sangat cantik, Nona. Apa kamu sudah punya kekasih?" Rasanya Raquel ingin sekali menonjok wajah pria dihadapannya itu karena telah berani menyentuh bahunya lalu memainkan tangannya disana.  "Aku belum...." "Bisakah kalian semua menjauh dari wanitaku?" Seru Mahesa yang sudah tidak bisa menahan dirinya lagi ketika melihat beberapa p****************g mendekati Raquel. Raquel tersenyum didalam hati, 'Akhirnya kamu bereaksi juga.' Batinnya puas ketika melihat reaksi Mahesa. "Dia milikmu?" "Tidak!" Ketus Raquel dengan tegas. "Dia milikku!" Balas Mahesa dengan tak kalah tegasnya, baik Mahesa maupun Raquel saling menatap satu sama lain dengan penuh arti. Raquel berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan mendekati Mahesa, dia semakin dekat lalu membisikan sesuatu tepat ditelinga pria itu, "Aku bukan milik siapa - siapa, terutama kamu. Mengerti!" Ucapnya lalu berjalan keluar dari Bar tersebut dengan reaksi yang sangat puas. Mahesa mengejarnya hingga ketempat parkiran, "Tunggu!" Serunya yang merasa tidak terima dengan sebuah penolakan dari seorang wanita. Khususnya Raquel yang jelas - jelas tidak tertarik kepadanya, Mahesa merasa sangat tertantang untuk mendapatkan dan menaklukkan hatinya. Raquel yang ingin membuka pintu mobilnya pun kini menghentikan kegiatannya lalu membalikkan badannya dengan sepasang mata yang menatap Mahesa dengan sangat tajam, "Apa yang kamu inginkan?" Tanyanya sambil melipat kedua tangannya. "Aku Mahesa, bisakah aku meminta nomor kamu Raquel?" Mahesa langsung to the point dengan niatnya.  Tanpa disangka - sangka Raquel malah tersenyum mengejeknya, "Maaf aku tidak mengenalmu dan tidak berniat untuk bermain - main denganmu. Itu hanya akan membuang - buang waktuku saja. Kamu bukan tipeku sama sekali." Balasnya. Mendengarkan jawaban dari mulut wanita dihadapannya itu membuat Mahesa kesal, ini kali pertamanya dia sebegitu penasaran dengan seorang wanita yang bahkan tidak tertarik kepadanya. "Apa kamu tidak akan menyesali ucapanmu, Nona?" "Tentu saja tidak." Lalu Raquel membalikkan badannya kembali. "Tunggu!" Seru Mahesa kembali dengan keras. "Lalu bagaimana jika suatu saat nanti kamu menyukaiku?" Tanya Mahesa lagi dengan perasaan yang masih tidak bisa menerima penolakan begitu sana. Sebelum menjawab pertanyaan dari Mahesa, Raquel menghela nafasnya dengan panjang, lalu kembali menatap pria menyebalkan dibelakangnya itu, "Itu tidak akan pernah terjadi, Tuan Mahesa." Jawabnya sambil menepuk kedua bahu Mahesa dan tersenyum seramah mungkin.  Mahesa semakin menatap Raquel tajam, "Oh iya? Kita lihat saja nanti, seumur hidup aku tidak pernah ditolak oleh seorang wanita. Aku yakin kamu akan memohon cintaku kelak." Jawab Mahesa lagi. Lagi - lagi Raquel tersenyum mengejek, "Sungguh pria yang menyedihkan! Maaf, Tuan. Rasanya kamu sudah terlalu lama membuang - buang waktuku yang sangat berharga ini." Kemudian Raquel masuk kedalam mobilnya dengan cepat. Dia langsung melajukan mobilnya dengan tersenyum puas melihat reaksi kesal Mahesa. "Secara perlahan kamu mulai masuk kedalam jebakanku, Tuan Mahesa." Ucapnya dengan tatapan tajam dan misterius.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD