Mahesa telah mengantarkan pulang Raquel menuju ke hotelnya menginap, walaupun malam ini wanitanya itu sudah menamparnya dengan sangat keras, namun, rasa kebahagiaan yang dia rasakan jauh lebih besar. Maka dari itu dia tidak mempermasalahkan tentang tamparan keras yang telah diberikan oleh Raquel.
Raquel sendiri merasa sangat aneh, dia terus saja berpikir selama naik kedalam lift. Bahkan bekas tamparan kerasnya masih begitu terlihat jelas diwajah tampan Mahesa, sampai - sampai tanpa disengaja olehnya bibir pria itu sampai mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Dirinya sendikit merasa khawatir, namun, lagi - lagi hatinya menolak untuk meminta maaf.
Namun, tidak bisa dipungkiri wajah Mahesa yang terlihat sedih terus menerus dibayang - bayang diingatannya, Raquel menggeleng, "Tidak, ini
