Cemburu

1057 Words
Setelah Jacob memberikan instruksi ia pergi ke meja paling ujung yang berada di tempat restoran tersebut sambil mengamati pekerjaan para karyawan restoran. Emma mengalihkan pandangannya kedalam meja dapur. Disana terdapat pria yang tadi menyapa Daniel di lantai atas. Pandangan mata pria itu sedingin Es, ia tidak begitu tertarik untuk menyapa Emma. Pria itu justru bersenda gurau dengan Daniel yang berada di sebelahnya. Emma merasa sedikit agak canggung. Raut wajah Emma tak sengaja tertangkap oleh Daniel. "Emma, kenalkan. Dia sahabatku Jason. Aku harap kalian akan segera akrab," ucap Daniel sambil menatap jason. "Hai Emma, kau jangan terlalu dekat dengannya. Dia buaya darat," nasihat Jason dengan nada mengejek ke arah Daniel. Emma tidak perduli dengan sikap dingin Jason yang tersirat. Ia merasa terpesona oleh ketampanan Jason. Emma menatap Jason setiap ada kesempatan, mengabaikan Daniel yang berceloteh di sebelahnya. "Jason, jangan bermain main dengan kak Daniel, buatkan saja pesanan pembeli secepatnya," Interupsi sebuah suara dari meja depan. Emma menatap seorang gadis yang kira kira berusia lebih muda darinya satu tahun. Gadis itu terlihat sangat cantik. Dengan mata bulat dan rambut hitam panjang. Emma merasa sedikit iri saat melihat tatapan jason ke arah gadis itu sangat berbeda. Ia tidak memberikan tatapan dingin melainkan tatapan lembut yang hangat, seperti yang ia berikan pada Daniel. "Violet, jangan terlalu hawatir, aku dan Daniel memang selalu seperti ini. Aku bisa memanggang keju moza dengan mata tertutup," Seru jason sambil memamerkan senyum. Emma sedikit merasa tidak senang. Ia memandang perempuan bernama violet itu dengan sorot permusuhan. "Hei, apa dia orang baru?" tanya Violet mengabaikan candaan jason. Ia melihat Emma yang berdiri di sebelah meja pelayan. "Benar, dia Emma, dan kenalkan dia Violet," ucap Daniel. "Aku Emma," sapa Emma kikuk. "Aku violet, aku beri tau ya, kak Daniel itu selalu menggoda gadis gadis. Jangan dekat dekat dengan dia," ucap Violet ramah. Emma tersenyum, namun tak memberikan kata apa apa. Ia tidak ingin berkomentar terlalu banyak, karena itu memang benar. "Maaf, kak Daniel. Apa pelayan disini hanya aku dan kakak?" tanya Emma sedikit penasaran. Dari tadi ia tidak melihat pelayan lain selain dirinya. "Tentu saja tidak, sebenarnya disini ada pelayan wanita lagi. Namun ia sedang libur. Kurasa besok kau akan segera bertemu dengan dia," ucap Daniel menjelaskan. "Owh ... begitu. Apa dia jahat?" tanya Emma sedikit was was. "Hahahaha ... Tenang, dia sangat profesional dan dapat diandalkan,"  Ucapan Daniel membuatnya lega, bagaimanapun akan tidak nyaman jika ia memiliki rekan kerja yang menyulitkan. Itu sangat tidak bagus. "Pesanan no 402 siap," Interupsi jason. Emma segera mengalihkan pandangan ke arah meja pelayan. Mendapati sebuah nampan sudah berisi makanan dan sebuah nota. "Sementara kau lihat aku, setelah itu baru kau boleh membawakan makanan kepada tamu," ucap Daniel dan mengambil Alih tugas Emma. Emma memperhatikan setiap gerakan Daniel, kemudian mengingat apa yang harus ia lakukan. Setelah Daniel kembali Emma merasa Daniel sangat bisa diandalkan,walaupun dia memiliki sifat yang kurang serius. Namun ia laki laki yang penyayang dan humoris. Emma merasa jika sifat penyayang dan humorisnya itu lah yang membuat ia di cap playboy. Mungkin para wanita itu merasa nyaman dengan sikap Daniel yang supel dan menyenangkan. Kemudian mereka kecewa ketika tau jika Daniel sudah berkeluarga. Setelah berfikir seperti itu, ia merasa jika wanita wanita itu pasti sangat mudah digoda dan dimanipulasi. "Ayo Emma sekarang giliranmu," ucap Daniel memberikan interupsi. Emma segera mengambil nampan dan membawanya ke meja pembeli. Emma terlihat sedikit kesulitan membawa nampan hanya dengan satu tangan. Ia tidak terbiasa membawa makanan seperti itu. Ia takut makanan itu akan jatuh ke lantai dan jadi sia sia. Untunglah ia bisa membawa makanan itu ke meja pembeli dengan selamat. Setelah kembali ia merasa sangat bersyukur. "Kalau kau tidak bisa membawa dengan satu tangan. Pakai dua tangan saja dulu, sambil belajar menggunakan satu tangan. Setelah itu kau pasti akan cepat bisa," ucap Daniel menyemangati. "Trimakasih kak, aku akan mengingatnya," ucap Emma malu. Ia meletakkan kembali nampan yang ia bawa ke meja pelayan. Emma kembali melirik ke arah dapur. Ia melihat jason yang sedang asyik bercanda dengan Violet, Emma merasa sangat cemburu. Ia juga ingin berada lebih dekat dengan jason seperti Violet. "Kalau lelah, kau boleh duduk di dalam,bos mengizinkan kita untuk istirahat jika tidak ada banyak pembeli. Santai saja," ucap Daniel, saat ia melihat ke dalam dapur yang terdapat sebuah kursi kosong, ia salah faham mengira Emma ingin duduk. Ia tidak melihat sorot mata Emma mengarah kemana. Sorot mata Emma mengarah di tempat duduk sebelahnya dimana jason dan violet saling berbincang. "Trimakasih kak," ucap Emma. Ia segera masuk ke dalam dapur dan duduk di sebelah jason. Ia merasa sangat gugup berada di sebelah pria itu. Emma bisa mendengar percakapan antara Violet dan juga jason. Dari percakapan mereka Emma tau jika Jason dan Violet sama sama tinggal di asrama restoran. 'pantas mereka berdua sangat akrab,' batin Emma. "Violet, kau sudah berapa lama bekerja disini?" tanya Emma pada Violet. Ia ingin masuk ke percakapan mereka berdua. Ia ingin lebih dekat dengan Jason. "Ah, aku baru bekerja sebulan disini. Aku bukan berasal dari kota ini," ucap Violet. "Dia berasal dari irvine," ucap Jason menginterupsi. Emma merasa usahanya tidak sia-sia, sikap dingin Jason agak menghilang padanya. "Dan kau berasal dari mana l?" tanya Emma balik pada Jason. Ia ingin lebih akrab. "Aku berasal dari Torrance," ucap Jason. "Rumahku ada di dekat sini, kalau kalian ingin mampir," ucap Emma. "Mungkin lain kali, disini libur hanya sekali seminggu," ucap Jason. "Kalian berdua tinggal di asrama ini?" tanya Emma. "Iya, aku dan Jason tinggal disini," jawab Violet. Daniel yang melihat mereka pun ikut mengobrol. "Kau jangan coba coba menginap disini emma, tempat ini berhantu," goda Daniel. "Benarkah?" tanya Emma penasaran. Ia sedikit tertarik mengenai cerita hantu, dan ia juga ingin lebih dekat dengan jason. Ia langsung menatap jason meminta jawaban. "Aku tidak begitu yakin, tapi beberapa orang mengatakan jika meja dan kursi disini sering berpindah tempat dengan sendirinya," ucap jason menjelaskan. "Apa aku juga boleh menginap disini?" tanya Emma. "Aku penasaran dan ingin tau dan memeriksa sendiri," Lanjut Emma. "Tentu saja boleh, kau bisa bertanya pada Jacob tentang itu," ucap Daniel. Emma sedikit berfikir, ia rasa menginap di asrama bukan ide bagus. Ia tidak begitu akrab dengan Violet jadi ia mungkin akan merasa canggung jika menginap disana. Meskipun itu untuk melihat hantu sekalipun. "Mungkin kapan kapan jika ada kesempatan," ucap Emma. "Ada pembeli, cepat kembali ke posisi masing-masing," interupsi seorang gadis lain. Emma dan yang lain segera kembali ke tempat masing-masing.                
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD