Awal Mula

1004 Words
Emma melihat ke arah gadis itu. 'siapa dia?' batin Emma. Ia melihat gadis itu dengan seksama. Gadis manis dengan rambut bergelombang tersebut berada di meja kasir bersama violet. Emma merasa iri melihat violet dan gadis itu bisa duduk duduk sesuka hati mereka. Sementara ia lelah berdiri di depan meja pelayan. 'Akan sangat menyenangkan jika ia bisa menjadi seorang kasir seperti mereka.' batin Emma. "Kak daniel, siapa dia?" tanya Emma agak merendahkan suaranya. "Dia Eva Atkinson, Dia kepala kasir disini," ucap Daniel menjelaskan. Emma hanya ber-oh ria mendapat jawaban tersebut. Emma menghabiskan waktu seharian bekerja di restoran. Setelah jam sepuluh malam Emma dan karyawan lain segera bersiap siap menutup restoran. Emma dengan sigab membuang sisa sisa makanan ke tempat sampah, menyimpan piring dan menaikan kursi dan membersihkan lantai. Emma merasa sangat lelah. Kemudian ia naik ke lantai atas untuk membantu mencuci sendok dan gelas kotor. Sebelum menyapu dan mengepel lantai atas. Saat mengepel lantai Emma merasa kepalanya berdenyut denyut, penglihatannya agak berkunang-kunang, ia merasa kesadarannya seperti akan hilang. Emma terus melanjutkan mengepel lantai, ia mengabaikan tubuhnya sendiri. Saat ini jason sedang mendekatinya. "Emma apa kau ingin aku membantumu?" tanya Jason, namun Emma tidak menjawab, melainkan tubuhnya tiba tiba limbung dan jatuh. Jason reflek menangkap tubuh Emma yang akan jatuh, karena ia berada di dekat Emma. Gadis itu tiba tiba pingsan membuatnya panik. "Emma, ada apa... hei...." Jason mencoba membangunkan Emma, namun gadis itu tidak memberikan respon apa apa. Jason akhirnya menggendong Emma ke lantai atas, semua orang sedang duduk di lantai bawah menunggu jacob selesai menghitung uang hasil restoran hari itu. Karyawan lain tidak di perbolehkan pulang sebelum uang pendapatan selesai dihitung. Sementara Emma sendirian membersihkan lantai atas. Jason ingin membantu Emma karena melihat gadis itu sangat bersemangat bekerja. Tidak seperti karyawan lain. Namun ternyata ia malah mendapati Emma yang pingsan di depannya. Jason menidurkan Emma di atas kasur lantainya, ia menatap wajah cantik Emma dan sedikit memiliki niat usil. Ia melecehkan Emma sedikit. Namun siapa sangka Emma justru membuka matanya. Tangan Jason masih berada di atas payudaranya membuat Emma langsung bangun dan menatap Jason dengan pandangan marah. "Aku tidak sengaja," ucap Jason berbohong. "Lupakan,maaf aku merepotkanmu," ucap Emma. Dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Jason. Emma merasa malu dan marah. Ia juga kecewa ternyata Jason bukan pria yang baik. Bahkan lebih buruk daripada Daniel. Emma menggertakkan giginya dan turun ke bawah dengan cepat, mengabaikan rasa pusing yang mendera kepalanya. Di lantai bawah Emma melihat semua karyawan masih duduk sambil menunggu jacob menyuruh mereka pulang. Ia ikut duduk dan mengeluarkan rokoknya. Kemudian mulai merokok. Emma memang seorang perokok sudah sejak ia sekolah. Rokok merupakan sebuah tempat pelampiasan saat ia merasa jenuh. Orang tuannya memiliki hubungan yang buruk dan mereka sudah lama bercerai, Emma tinggal bersama dengan sang ayah sejak saat itu. Namun saat sudah dewasa ia pergi dan memilih tinggal bersama dengan ibunya. Emma menghisap satu batang rokok hingga habis, kemudian mengeluarkan lagi dan menyalakannya lagi. "Emma, aku tidak tau kau seorang perokok," ucap Daniel. "Iya, aku memang tidak terlihat seperti itu," jawab Emma. Suasana hatinya sedang buruk. "Berikan aku satu, aku akan menemanimu," ucap Daniel. "Boleh," jawab Emma. Ia mengeluarkan satu batang rokok lagi dan memberikannya pada Daniel. Saat itu Jason tiba tiba turun dan duduk di sebelah Daniel. "Darimana saja kau?" tanya Daniel sambil menatap Jason. "Maaf, aku mengambil ponsel ku di lantai atas," ucap Jason berbohong. Emma menatapnya dengan sorot mata dingin. 'Jason, lihat saja. Aku akan membuatmu tertarik padaku kemudian mencampakanmu.' batin Emma. Ia masih merasa marah dengan tindakan Jason padanya. Menurut Emma itu adalah pelecehan dan Jason harus membayarnya. Daniel dan Jason saling berbincang kemudian ponsel Jason berdering dan menampakan nama 'bidadari ku' di layarnya. Emma mengernyit. Jason segera pamit dan pergi menjauhi Emma dan Daniel. "Kak daniel,apa dia sudah punya kekasih?" tanya Emma saat Jason pergi untuk mengangkat panggilan telfonnya. "Iya, dia memiliki seorang tunangan di tempat asalnya, dia kesini untuk bekerja, ia bilang ia akan menikah dua tahun lagi," ucap Daniel menjelaskan. Mata Emma berkilat jahat. "Owh seperti itu," jawab Emma pura pura tidak peduli, namun sebenarnya ia memiliki rencana lain. Ia akan mendekati Jason dan membuat hubungannya dengan tunangannya hancur. Emma merasa segalanya akan berjalan baik jika ia terus bersabar. Setelah beberapa saat akhirnya Jacob memperbolehkan mereka semua untuk pulang. Emma segera mengemasi tasnya dan pergi. Ia pulang dengan berjalan kaki. Karena rumahnya tidak terlalu jauh dari restoran. "Emma, aku akan mengantarmu!" ucap Daniel memberikan tumpangan. Emma menatap Daniel sungkan, namun memikirkan rasa lelah dan pusing dikepalanya ia akhirnya mengiyakan ajakan tersebut. Emma memberikan arah Daniel dimana tempat tinggalnya. Jalanan sudah sangat sepi saat Emma pulang, karena sudah hampir jam dua belas malam. Ia duduk di sana selama satu jam lebih menunggu hasil pendapatan restoran. Setelah sampai di depan rumah Emma berterima kasih kepada Daniel dan menunggu hingga Daniel pergi. Baru ia masuk ke dalam rumah, di rumah itu hanya ada ia dan juga ibunya. Ia memiliki kakak laki-laki, namun tidak tinggal bersama mereka. Ia tinggal di asrama kantor. Emma menyalakan lampu kamarnya, meletakkan tas tangannya dan kemudian berganti baju. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mulai membuka ponselnya. Beberapa pesan masuk melewati aplikasi hijau. Emma membukanya dan mendapat pesan dari temannya Christine. Christine merupakan sahabat Emma satu satunya, ia juga yang merekomendasikan tempat kerja itu untuk Emma. Mereka bertemu saat sama sama bekerja sebagai SPG di sebuah mall, dan mulai akrab sejak saat itu. "Hai Emma, bagaimana tempat kerjamu?" "Sangat melelahkan, banyak pekerjaan yang harus aku lakukan, aku akan berusaha keras agar bisa menjadi seorang kasir," jawab emma. Beberapa saat kemudian cristine membalas lagi. "Astaga, jam berapa kau pulang? Kau sangat hebat, semangat!" "Sudah kubilang melelahkan, ngomong ngomong tempat kerjanya bagus, orang orang disana sangat baik. Kurasa aku akan betah," "Bagus, saat kau libur ayo kita keluar" "Oke,tapi maaf. Satu bulan ini aku tidak memiliki jatah libur, mungkin bulan depan aku baru bisa keluar," "Tidak apa apa, kabari aku kalau kau ada waktu, sudah sana tidur. Besok kau harus kembali bekerja lagi!" "Iya,sampai besok," Emma mematikan ponselnya dan segera tidur. Besok ia harus kembali bekerja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD