Prolog

534 Words
Ball room sebuah hotel bintang tujuh di sulap menjadi indah seperti istana dongeng, pernikahan dengan konsep king dan queen. Anggia putri wicaksono. Putri tunggal pebisnis legendaris Putra wicaksono. Pernikahannya menjadi salah satu pesta pernikahan termewah di negara ini. Dengan gaun Cinderella berwarna putih Anggia memasuki ruangan, di gandeng oleh papanya. Sorak-sorai dan tepuk tangan dari para hadirin membahana di ruangan itu. Banyak orang memuji kecantikan Gia, kulit putih dengan hidung mancung dan bibir yang mungil. Postur tubuhnya juga sangat pas. Hingga tiba di singgah sana Gia di sambut oleh pria yang sangat dicintainya. Kevin Bagaskoro, menampilkan senyum canggungnya serta gerakan kaku. Tak apa, Gia sudah terbiasa dengan laki-laki itu. Dua puluh tahun memendam rasa akhirnya semua terwujud dalam acara sakral pernikahan. "Kau senang?" tanya Kevin, dengan wajah datar. "Tentu, terima kasih." Gia memeluk lengan pria itu sambil menyunggingkan senyum manis. Berbanding terbalik dengan Kevin yang menampilkan raut kecewa. Bahkan Kevin secara terangan-terangan mengembuskan napas kasar berkali-kali, menunjukkan kalau dirinya tidak suka berada di tempat ini. Padahal acara begitu meriah dengan deretan artis terkenal sebagai pengisi acara. Tak tanggung-tanggung bahkan penyanyi IU dari korea pun mengisi acara ini. Dan sepanjang acara, Gia tampak begitu antusias, berbeda dengan Kevin yang terlihat tak acuh dan merasa jenuh. "Kakak sakit?" tanya Gia saat melihat Kevin yang begitu lesu, pria itu menggeleng. "Aku ke toilet dulu," ucap Kevin, bahkan pria itu berjalan begitu saja saat Gia hendak menjawab, kemudian diurungkan oleh gadis itu. Ia hanya menatap punggung Kevin dengan ekspresi tak terbaca. Setengah jam berlalu. Namun, Kevin tak kunjung kembali dan membuat Gia cemas. "Pah, aku susulin kak Kevin ya, aku takut kak Kevin kenapa-napa," pamit Gia pada papanya. "Iya, hati-hati dan segera kembali," kata sang papa, mengizinkan. Gia lantas mencari-cari keberadaan Kevin di toilet. Namun tak kunjung ketemu, bahkan sepuluh menit ia berdiri di depan toilet pria. Tapi Kevin tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Gia yang mulai panik pun langsung menerobos masuk ke dalam toilet tanpa pikir panjang, ia juga tak peduli dengan keterkejutan para pria di dalamnya. Fokus Gia hanya mencari keberadaan Kevin di dalam sina. "Kak kevin!" Gia membuka satu per satu bilik, tapi hasilnya nihil. Kevin tidak ada di toilet. Lantas Gia pun keluar dengan perasaan tak karuan. "Kamu kemana sih, kak?" gumamnya mulai putus asa. Di tengah kepanikannya, tiba-tiba saja Gia tak sengaja mendengar suara seperti erangan seorang wanita dari sebuah lorong di dekat toilet. Ia yang penasaran pun nekat mencari tahu asal suara tersebut dan memberanikan diri berjalan menuju sumber suara yang ada di lorong yang agak gelap, entah tempat apa itu. Dan saat mulai mendekat ke arah suara itu, degup jantungnya seakan berhenti sekaligus netranya membulat seketika. Gia meremas ujung dress-nya, saat melihat adegan di depan mata. Kak Kevin? Hatinya seketika mencelus saat menyaksikan apa yang dilakukan oleh suaminya. Pria itu sedang b******u dengan seorang perempuan lain, bahkan mereka terlihat sangat liar dalam adegan tersebut. Namun, yang membuat Gia lebih terkejut ialah saat mengenali siapa wanita yang bermain serong dengan suaminya. "Zahra!" pekik Gia. Suara lantang Gia membuat kedua sejoli yang sedang dimabuk asmara itu spontan menghentikan aktivitas panas mereka dan menoleh kepada Gia secara bersamaan. "Gia!" Mereka sama-sama terkejut melihat Gia berada di sana, menyaksikan apa yang sedang mereka lakukan bersama.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD