BAB 1 - NORMAL

776 Words
Matahari terbit tepat di ufuk timur mengantarkan kehangatan di sebuah pedesan kecil di bawah kaki gunung Bronz, Deluxia. Rimbunya hutan pinus seakan membentengi desa itu dari hingar bingar kerajaan Deluxia, negara yang terkenal dengan kekayaan dan kemakmuran rakyatnya. "Cathriona...! Kau harus sarapan dulu sayang!" ucap lembut seorang wanita dengan kisaran usia 40 tahun awal pada seorang gadis berambut coklat bergelombang panjang yang kini diikat ekor kuda.             "Baiklah ibuku sayang..." Cathriona menyuapi beberapa sendok bubur gandum hangat kedalam mulut kecilnya.             "Duduklah!" teriak wanita anggun yang sedari tadi sudah menahan emosinya terhadap putri semata wayangnya itu.             Tanpa mendengarkan perintah ibunya itu. Cathriona tetap menyuapi bubur gandum hangat itu kemulutnya. Setelah 6 suap, iapun meneguk setengah gelas s**u murni dan menyudahi makanannya.             "Bu, aku ganti pakainku ini ya..." tatap mohon Cathriona pada ibunya.             "Cat.. kau wanita, kau memang seharusnya menggunakan pakaian ini. Ibu tidak ingin melihatmu berkeliaran lagi mengunakan celana!" perintah ibunya.             "Coba lihatlah, pakaian ini sangat pantas untukmu.."             Cathriona menatap dirinya sendiri pada sebuah cermin besar dihadapannya. Untuk kali ini ibunya benar, namun pakaian ini bisa membuatnya mati kaku karena sangat membatasi gerakkannya.             "Baiklah bu, sekarang aku sudah terlambat. Aku akan ke paman Felix! Sampai jumpa nanti sore ya...!" ucap Cathriona sambil mencium dahi ibunya yang terlihat sangat cantik walau dengan pakaian sederhana dan keriput tipis di wajahnya.                "Nanti sore! Ingat kau harus menepati kata-katamu itu!" teriak wanita itu ketika Cathtiona sudah meninggalkan rumah kayu kecil yang sudah mereka tepati selama  19 tahun sejak Cathriona kecil terlahir di dunia ini. ***             "Hei sayang! Kau terlihat cantik pagi ini!" ujar Sam, pria bermata hitam menawan itu menatap Cathriona dengan tetapan terpesonanya.             "Aku tahu Sam, aku memang cukup cantik hingga membuat air liurmu menetes." ucap Cathriona sebal pada pria tinggi yang sudah dikenalnya selama belasan tahun itu.             "Wuaaahh,, lihat ini! Nona Cathriona menggunakan Dressola (Gaun panjang yang digunakan para wanita di Deluxia) Jangan bilang kalau menerima tawaran berkencan dari George!" ujar pria lain yang juga menatap kagum padanya.             "Sudahlah Ber, apa kau ingin merasakah kaki keras white di selangkamu! Dan kalau kau sangat ingin berkencan dengan George.. kau pergilah..!" teriak Cathriona pada Bernard yang juga merupakan temannya itu.             "Hei... hei! apa kau Gila! Kau ingin menunggangi White dengan pakaianmu itu?" tanya Sam pada Cathriona yang sedang berjalan menuju lapangan luas tempat puluhan kuda berkumpul dan berlarian.             Tanpa memperdulikan ucapan kedua sahabatnya itu, Cathriona tetap melangkah meninggalkan mereka yang masih terpesona melihat Cathriona dengan Dressola Ungunya.             "Selamat pagi paman Felix!" teriak riang Cathriona pada pamannya itu yang sedang mengisi tempat minum kuda-kudanya dengan seember air. Sebenarnya mereka tak ada hubungan darah sama sekali, tetapi karena pamannya itu merupakan sahabat ayahnya, membuat mereka menjadi sangat dekat hingga seperti keluarga.             "Oh... lihat keponakanku ini! Kau sangat menawan Cat! Seharusnya kau lebih sering menggunakan pakaianmu ini!"             "Ayolllaaa paman...  kau orang ke-1000 yang mengatakan hal itu padaku pagi ini. Sepanjang perjalanan aku menuju tempat ini, banyak orang-orang mengatakan itu, bahkan bibi Mushida di pasar yang kulewati tadi. Kalau bukan karena ibu, aku tidak akan mau menggunakan pakaian merepotkan ini! " ujar Cathriona dengan nada sedih dan dilebih-lebihkan.             "Hahahaha... Baiklah, terserah kau saja! Apa kau ingin bermain bersama White lagi? dengan pakaian itu?" tanya paman Felix sambil menatap Cat dari ujung kepala sambil ujung kaki dengan wajah berkerut.             Cathriona menunjukan sebuah tas kain padanya dan dengan senyuman lebar ia berlari menuju rumah pamananya. ***             Gadis anggun dengan dressola itu kini telah menjelma menjadi seorang gadis maskulin dengan celana Cokelat panjangnya dan kemeja lengan panjang hitamnya yang kini membungkus tubuhnya dengan sangat menawan.             Gadis itu berlahan menaiki White, kuda kesayangannya  Yang diterimanya dari paman Felix sebagai hadiah ulang tahun ke-17nya sekitar 2 tahun yang lalu. Seperti namanya, White memiliki tubuh sempurna berwarna putih bersih, yang merupakan ras asli dari kuda kerajaan. Kuda dengan tubuh besar dan tinggi yang dikenal dengan staminanya yang kuat untuk berbagai aktifitas bahkan untuk berperang. Cathriona sangat menyukai kudanya itu, walaupun hingga saat ini ia sering bertanya-tanya, dari mana pamannya memperoleh kuda-kuda ras asli ini yang ia tahu memiliki harga selangit dan tak mudah diperoleh oleh rakyat biasa sepertinya ataupun pamannya.             "Cat...!!!! Ingat kau berjanji akan menemaniku berbelaja siang ini!" teriak seorang gadis cantik berambut pirang sepinggang dari pinggir lapangan sambil memegang pagar kayu yang membatasi lapangan kuda milik ayahnya itu.             "Oke! Tapi aku tidak janji!" balas teriak Cathriona yang tengah asik memacu kudanya kencang meninggalkan Donita, anak paman Felix itu.             "Baiklah sayang.... ayo kita tempat biasa kita..! Aku sudah sangat merindukan Swordyku... Aku tak sabar untuk menyentuhnya dan bermain dengannya.." Cathriona menarik pelana White dan mengarahkannya memasuki hutan Pinex, hutan pinus yang membatasi Kerajaan Deluxia dengan kerajaan  Luxia. Hutan yang melarang setiap rakyat biasa memasukinya. Namun Cathriona, tanpa setitik gentar memasuki hutan itu.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD