Hanya dalam tempo yang tidak terlalu lama, maka, Venty mulai merasakan gairahnya melonjak-lonjak. Pinggulnya mulai bergerak memutar untuk menandingi tusukan-tusukan yang dilakukan Nathan dengan terong besarnya. "Aduh ... ini enak benget, Nathan. Enak. Oh ..." "Iya, kak. Ini enak banget. Oh ... enak banget." "Tusukan kemu berasa banget, Nathan di dalam tubuhku. Auh ... eh. Enak e." "Cengkeraman kakak juga hebat, kak. Aku suka." "Nanti abis ini, kamu kasih nomor telponmu, ya? Biar kita bisa atur waktu untuk main di rumahku. Ok?" Nathan terdiam mendengar permintaan Venty ini. Sudah beberapa pelanggan yang meminta nomor telponnya. Orang-orang yang ingin berhubungan lebih lanjut dengan Nathan, tanpa melalui Tante Lisa. Ini adalah sesuatu yang tidak disetujui oleh Nathan. Apalagi dia teri

