Ini Hanyalah sebuah Pekerjaan

1076 Words
Leon terus berpacu dengan gerakan cepatnya memborbardir milik Sonya. Tapi setelah beberapa saat, dia sadar kalau Sonya sudah kepayahan karena itu dia hanya mendesah dan menghentikan upayanya. "Kamu sudah dapat, sayang?" tanya Sonya yang masih merasa lemah karena malam ini dia sudah bekerja sangat keras. Kepuasan yang didapat Sonya saat ini, jauh melebihi kepuasan yang pernah dia dapat sebelumnya dengan pria-pria yang lain. "Ya. Aku sudah." Bohong Leon. Padahal dia tidak jadi meneruskan dirinya untuk mencari kepuasan. Karena selain Leon tahu kalau tugasnya sudah selesai, Sonya sang klien sudah mengalami kepuasan berkali-kali, dia juga tidak ingin mencari kepuasan pribadi karena baginya, ini hanyalah sebuah pekerjaan. Leon berdiri dan mulai memakai bajunya. Dengan masih agak lemah, Sonya menggeser tubuhnya untuk mengambil tasnya. Dia ingin memberikan tip gede kepada pria yang paling memuaskan yang pernah dia pakai ini. Sonya ingin memberi Leon tip gede supaya nanti Leon mengingatnya dan mau menyediakan waktu untuk Sonya. Sonya mengeluarkan puluhan uang kertas berwarna merah dan dia langsung memanggil Leon. "Iya, tante?" Leon mendekat. "Ini untukmu." Sonya memberikan puluhan uang kertas itu dan berkata," Sabtu nanti, aku ingin memakai kamu lagi, ya?" "Iya, tante." Leon, pria tampan nan atletis berumur baru genap 25 tahun pada beberapa hari yang lalu itu, menatap ke arah lembaran kertas merah itu. Demi uang ini dia terpaksa menjajakan dirinya dan ini adalah pertama kalinya dia harus menjajakan tubuhnya. Ada rasa bersalah kepada seseorang tapi Leon tahu, kalau dia harus melakukan pekerjaan ini. Karena pekerjaan ini adalah pekerjaan yang paling gampang bagi dia untuk mendapatkan uang sebanyak ini. Sebelumnya Leon harus kerja berbulan-bulan untuk mendapatkan uang sebanyak ini karena itu Leon tahu kalau inilah pekerjaan yang harus dilakukannya demi seseorang yang dia cintai "Aku berjanji, tante. Sabtu nanti, tante bisa kembali bersamaku," tandas Leon. "Bagus. Aku pasti akan ke sini lagi minggu depan dan aku akan menyiapkan stamina yang lebih karena kamu sangat-sangat hebat. Aku tidak bisa menandingi kamu." "Tante bisa saja." "Oh, iya. Uang ini cuma uang tip, ya. Tanda terima kasihku kepadamu. Sementara uang sewa untuk kamu sudah aku bayarkan ke Tante Lisa, jadi kamu bisa ambil bagianmu dari Tante Lisa. Ok?" "Iya, tante. Aku pergi dulu." Sonya mengangguk, mengambil handphone dan mulai memuji-muji Leon di grup WA Tante Nepsong, grup dimana Sonya menjadi salah satu admin grup. Leon sendiri segera berjalan keluar kamar. Dia langsung disambut oleh seorang pelayan yang mengantarkan dia untuk menuju ke ruangannya Tante Lisa, pemilik gedung ini yang juga merupakan agen untuk para pria dan wanita yang bekerja seperti yang Leon jalankan sekarang yaitu menjajakan tubuh. Beberapa saat kemudian Leon sudah masuk di sebuah ruangan yang mewah. Di dalamnya ada Lisa yang duduk di balik meja mahal nan klasik. Lisa adalah seorang wanita berumur 50 tahunan yang berdandan agak menor dengan tubuh agak gemuk. Perhiasannya sangat banyak di tangan dan lehernya. Sementara di kursi-kursi ada beberapa gadis muda dan juga ada seorang tante berumur sekitar 30 tahunan yang kini semuanya langsung menatap Leon dengan penuh nafsu. "Sonya baru saja memuji-muji kamu, Leon. Nampaknya perkiraanku benar kalau kamu adalah aset berharga masa depan perusahaanku ini." "Tante Sonya terlalu memujiku, Tante Lisa." "Justru dia itu terkenal pelit pujian, tahu gak? Dia bahkan pernah menendang salah satu andalanku di sini yang gagal memuaskan dia. Jadi, kalau dia sampai memuji-muji kamu seperti ini di grup para klien aku, maka berarti kamu memang hebat." Wanita berumur 30 tahun yang sedang duduk di sebelah kiri langsung berdehem seperti memberi isyarat kepada Lisa. Lisa mengangguk. Kemudian dia mengeluarkan amplop dan memberikannya kepada Leon. "Ini upah pertamamu dan seperti yang aku bilang sebelumnya, kamu sebenarnya diperebutkan oleh dua orang. Selain Sonya, dia juga memperebutkan kamu." Lisa menunjuk ke arah wanita berumur 30-an itu. "Tapi karena penawaran Sonya lebih tinggi setelah dia melihat dan kesengsem padamu maka Sonya yang menang tetapi Wiwit yang di sana itu masih penasaran padamu," lanjut Lisa. Leon mengangguk ramah ke arah Wiwit. "Jadi, kalau kamu sanggup untuk melakukan ronde 2 malam ini, maka kamu bisa dapat tambahan uang yang banyak. Bagaimana?" Leon berpikir sebentar. Sebenarnya dia ingin segera pulang tapi karena dia memerlukan uang banyak, karena itu dia langsung mengerling ke arah Wiwit dan berkata, "oke, aku bisa melakukannya." Wiwit langsung semangat. Dia berdiri dan langsung menggandeng tangan Leon. "Kalaupun kamu sudah habis-habisan dengan Sonya, maka kita short time saja. Aku sudah sangat senang walau singkat karena kamu betul-betul menggairahkan bagiku." "Terima kasih, tante." "Panggil aku Wiwit," kata Wiwit yang mulai meraba-raba d**a bidang milik Leon. Dalam ruangan ini bukan hanya Wiwit yang kesengsem dengan tubuh Leon yang tegap dan wajahnya yang sangat tampan ini tetapi juga wanita-wanita muda yang berada di ruangan ini. Wanita-wanita muda ini kebalikan dengan Leon, mereka adalah para wanita yang menjajakan tubuh mereka untuk para lelaki hidung belang. Mereka mulai menggerak-gerakkan pinggul. Mereka mulai kepanasan melihat pesona yang dimiliki Leon dan tubuh atletis serta wajah tampan Leon yang membuat d**a mereka berdegup kencang. "Sebenarnya waktu Leon ini datang ke tempat ini untuk minta kerja, aku sebenarnya masih ingin melakukan semacam percobaan karena aku belum tahu kemampuannya tapi Sonya memaksa ingin langsung mencoba dan setelah dia memuji Leon setengah mati maka tidak ada percobaan untuk Leon. Dia akan langsung tersedia besok malam, besok malamnya lagi dan seterusnya sesuai kemampuannya," tandas Lisa. "Sekarang dia denganku dulu ya?" kata Wiwit sambil senyum-senyum. "Oke oke. Pelayan akan mengantarkan kalian berdua ke kamar kalian." Dengan bersemangatnya Wiwit langsung menarik tangan Leon keluar dari ruangan ini. Setelah berada di luar, mereka berdua langsung diantar oleh seorang pelayan untuk menuju ke sebuah kamar. Setelah berada di dalam kamar, Wiwit langsung membuka semua yang berbahan kain di tubuh Leon. Wiwit langsung menelusuri tubuh kekar Leon dengan tangannya. Sejak awal dia sudah menyukai Leon dan ingin menjadi orang pertama yang mencoba kemampuan Leon. Sayangnya saat dilakukan lelang antara dia dengan Sonya, dia kalah dari Sonya. Tapi Wiwit menolak untuk pulang atau mencari pria penjaja tubuh yang lain, dia ingin menikmati Leon walaupun Leon sudah melayani Sonya dulu. Wiwit tahu kalau kemampuan lelaki itu terbatas tidak seperti wanita yang bisa terus bermain cinta tapi karena dia tidak bisa menahan hatinya, dia ingin melakukan apa yang dia inginkan dengan Leon walaupun hanya sebentar saja. Tapi setelah penyatuan tubuh terjadi antara Wiwit dan Leon, Wiwit baru sadar kalau permainan dia dengan Leon tidak mungkin hanya akan short time seperti yang dipikirnya karena Leon begitu kuat, Leon membuat Wiwit sangat panas. Wiwid mulai mendesah saat milik Leon melesak masuk ke dalam miliknya, menyentuh titik-titik yang membuat Wiwit keenakan dan permainan ini mulai berlanjut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD