BAB 4 – MENYUKAIMU

591 Words
Lalu Jay mendekati Hana yang sedang memasak di pantry. “Bagaimana lukamu? Kenapa memasak, apa tanganmu tidak sakit?” Tanya Jay yang kini berdiri di samping Hana “Apa yang kamu lakukan disini. Bukankah tadi aku menyuruhmu pulang dan istirahat” Suara Hana terdengar ketus “Kenapa, aku datang karena mendengar suara laki-laki saat menelponmu tadi. Apa yang kamu lakukan makan bersama laki-laki lain, ini sudah dini hari” elak Jay cemberut “Apa maksudmu laki-laki lain?” sindir Hana sambil memasak “Aku pergi ke luar kota 3 hari, kamu bahkan tidak menelponku” “Aku tanya apa maksudnya dengan kata ‘laki-laki lain’ itu?” Ulang Hana   “Kita bahkan tidak sedang pacaran, kenapa kamu marah” lanjutnya menyelesaikan masakannya “Apa? Hana, lalu kamu anggap apa aku selama ini?” Tanya Jay “Apa kamu pernah mengajakku berkencan? Atau menyatakan cinta padaku?” Tanya Hana sambil memasak menu berikutnya “Ah.. tidak” Jawab Jay sambil menggaruk kepalanya “Aku ngantuk, aku pulang dulu. Kalian berdua, jangan membuat masalah” Sela Kim Joon “Kak, jangan pergi dulu. Temani aku makan” ucap Jay segera “Tidak, aku sudah kenyang. Kalian makanlah berdua, Hana tadi tidak makan terlalu banyak. Suruh dia makan dan jangan sampai tangannya terkena air” Jelas Kim Joon lalu berdiri dari kursinya “Kalian berdua, jangan membuat masalah. Pulanglah dengan mobil berbeda” Lanjutnya dan keluar ~~ “Jadi Hana, bagaimana kalau kita pacaran sekarang?” Tanya Jay kemudian setelah melihat Kim Joon pergi “Tidak” “Kenapa? Aku tampan dan juga seorang artis. Kenapa kamu menolakku?” Sahutnya marah “Hah… Kamu kenal Kim Joon?” Tanya Hana kemudian membuat Jay bingung “Ya, tentu saja aku kenal” “Menurutmu dia seperti apa?” Tanya Hana lagi sambil menyiapkan masakan yang sudah selesai “Dia.. Orang yang baik, walaupun dia sangat cuek. Tapi dia mempunyai banyak prestasi dan berbakat” Jelas Jaysambil membantu Hana membawa makanan ke meja “Dan juga tampan, jangan lupa dia juga tampan” tambah Hana “Iya aku tau itu, kenapa.. hey, kenapa kamu menanyakan itu. Jangan bilang kamu menyukainya” respon Jaymarah lalu berdiri lagi dari kursinya “Kenapa? Bukankah dia sempurna?” Tanya Hana lagi tanpa mempedulikan reaksi Jay “Kenapa kamu melakukan itu, aku bahkan lebih dulu mengenalmu dan menyukaimu” responnya putus asa “Hahaha, tadi dia melamarku dan aku menolaknya. Jadi kenapa aku menolak orang yang sempurna dan berpacaran denganmu” Kata Hana dan membuat Jay terkejut “Apa maksudmu? Dia melamarmu?” Tanya Jaykaget “Yup.. kamu tidak percaya? Kamu bisa tanya pada temanmu tadi” jawab Hana santai dan mulai makan lalu dia tertawa saat melihat reaksi Jaydengan wajah putus asa “Kamu pasti bercanda kan?” Tanya Jaysaat melihat Hana menahan tawa “Aku serius, apa perlu aku menelponnya sekarang juga, agar kamu bisa menanyakan secara langsung?” “Hey… bicaralah yang jujur. Katakan, sebenarnya apa yang terjadi?” Kata Jayemosi merasa dipermainkan “Hahaha, kenapa reaksimu seperti itu?” tawa Hana pecah saat melihat wajah Jay benar-benar kesal “Itu karena aku menyukaimu. Bagaimana bisa kamu melakukan itu dengan kakakku?” “Sudah-sudah, perutku sakit kalau terlalu banyak tertawa” Kata Hana melambaikan tangan “Jelaskan, apa benar Kakak melamarmu?” “Ya” “Kenapa kamu menolaknya? Bukankah kamu bilang dia sempurna?” “Kamu mau kakakmu ditangkap polisi? aku masih dibawah umur” Elak Hana lalu memasukkan makanan ke mulut Jay “Bagaimana mungkin Anggota kepolisian menerimamu bekerja padahal kamu masih dibawah umur” gerutu Jay “Tentu saja karena aku berprestasi” bela Hana “Ya.. aku percaya itu” kata Jay pasrah ~~ “Apa itu sakit?” Tanya Jay kemudian saat mereka sudah selesai makan “Ya sedikit perih, awalnya tidak berasa apa-apa. Tapi semakin lama menjadi sakit” Jelas Hana yang saat ini dibantu Jaymengganti perban ditangannya karena kotor saat dia memasak “Lain kali hati-hati, itu memang pekerjaanmu tapi kamu juga harus menjaga keselamatanmu juga” tutur Jay pelan “Ya” “Apa ada luka lainnya?” Tanya Jay lagi lalu Hana meluruskan kakinya, terlihat kini pergelangan kakinya bengkak dan merah “Kenapa kakimu? Apa terkilir?” teriak Jay kaget “Kemungkinan terkilir, tadi aku menggunakan Heels saat menendang Penjahat itu” “Kenapa kamu menendangnya? Bukankah kamu memiliki pistol untuk menembaknya?” “Apa kamu gila! Menembak seseorang di keramaian?” 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD