2. Aphrodite dan Ares Abad Modern

1606 Words
Pernah dengar salah satu kisah yang paling terkenal saat zaman Yunani kuno dulu. Dewi Kecantikan bernama Aprodhite yang berselingkuh dengan Ares seorang Dewa Perang. Mereka saling mencintai dan akhirnya memutuskan untuk berselingkuh dari Hephaestus, suami Aprodhite yang dipilihkan Ayahnya, Zeus. Mungkin ini salah satu kisah yang mirip dengan kisah Dewa-Dewi Yunani zaman dulu. Terjebak pada pusaran dosa yang menghanyutkan hingga membuat mereka tersesat dan tak bisa kembali pulang. . . . . Rengga menggeliat pelan, matanya perlaha-lahan terbuka. Langit-langit kamar warna putih menjadi warna yang pertama kali ia lihat. Pria itu menoleh ke samping, pada perempuan yang tidur pulas di sampingnya. Helaan nafas yang teratur menggelitik Rengga karena tepat di tulang selangka pria itu, sang wanitanya tengah tertidur pulas. Varengga tersenyum lantas membelai rambut milik perempuan itu ke samping, menyentuh pipinya dan juga sudut bibir yang pernah ia kecup. Matanya tak sengaja melihat ke arah jam weker di atas nakas. Bagaimana mungkin Rengga tidak jatuh hati dengan wanita itu. Tidak hanya berparas cantik, namun juga mempesona dan anggun. Wanita idaman semua pria. Wanita yang akan membuat siapapun pria iri dengan Rengga. "Cantik," gumam Rengga masih menatap kekasih gelapnya. Lalu tiba tiba ia teringat dengan perempuan lain yang mungkin saja tengah menunggunya. Perempuan yang dengan setia menunggu kedatangannya. Istrinya. "s**t!" maki Rengga pelan saat bayangan istrinya menyapa fikiran gilanya. Pria itu menoleh ke arah jam di dinding apartemen Liora, ia kembali memaki saat jarum jam sudah menunjukan pukul 9 pagi. Padahal ia berencana untuk pulang pagi pagi sekali, mengingat semalam ia tidak sempat izin kepada istrinya karena nafsu bejatnya. Rengga lalu melirik ke samping, mengecup pelipis Liora sebelum kemudian menyibak selimut yang menutupi tubuh polosnya. Pria itu berjalan menuju kamar mandi tanpa busana. Baju yang ia pakai tergeletak begitu saja di lantai kamar Liora. Liora membukia matanya lalu melirik ke arah pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat. Well, sebenarnya ia sudah bangun sejak tadi. Bahkan sebelum Rengga terbangun. Ia hanya tidak ingin terbangun dari mimpi indahnya. Karena saat ia terbangun, itu artinya mimpi indahnya akan usai dan ia harus merelakan pangerannya untuk wanita lain. Sekalipun dalam hal ini, ialah selingkuhannya. Beberapa menit kemudian Rengga keluar dari kamar mandi. Rambutnya setengah basah setelah ia memutuskan untuk mandi sekalian. Ia melihat Liora sudah bangun dan duduk bersandar pada tempat tidur dengan tangan bersedekap di depan. Perempuan itu sepertinya tengah merajuk. Mengingat beberapa hari ini ia jarang bersama karena kesibukan syuting masing masing. Promo film terbaru mereka sudah selesai dan mereka akan lanjut aktivitas masing masing. "Berhenti menatapku seperti itu, Ra. Aku sedang tidak ada waktu untuk memenuhi nafsuku merobek bajuku lagi," ancam Rengga menyisir rambutnya dengan jari. Bagian atas tubuhnya tak tertutupi apapun, meneteskan air yang entah kenapa sangat menggoda Liora. Pria itu hanya menggunakan handuk sepinggang. "Bajuku masih ada yang di sini kan? Aku tidak mungkin menggunakan kemeja yang kancingkan sudah hilang semua," tanyanya kemudian seraya melirik baju di lantai. Liora tersenyum sinis. "Aku tahu. Tugasmu sebagai suami sudah di mulai." Perempuan itu beranjak dari tempat tidur. Menuju lemari besar dan mengambilkan Rengga sepasang setekan celana dan kemeja. Rengga memutar bola matanya emndengar ucapan Liora barusan. Ia menerima pakaiannya tanpa bicara apapun. "Aku janji kita akan lebih sering bertemu. Si Rajez juga menawarkan film barunya kepadamu 'kan? Kalau kontraknya berjalan dengan lancar, kita bisa satu film lagi," ocehnya sembari sibuk mengenakan pakaian. Tanpa perduli jika di dalam ruangan tersebut masih ada Liora. Well, mereka sudah biasa seperti itu. "Well, aku tidak masalah. Lagipula, hari ini aku ada syuting," oceh Liora tak acuh. "Masalah Rajez, aku akan mempertimbangkannya. Sejujurnya aku sudah membaca naskah yang ia tawarkan, tapi aku tidak terlalu suka. Cerita cinderella sudah cukup banyak, Reng. Terlalu monoton dan super klasik," imbuhnya panjang lebar. Dalam hal menilai pekerjaan, Liora selalu pemilih dan tidak sembarangan. Dia selalu teliti pada pekerjaan apapun yang ia ambil. "Oh, ayolah, Sayang." Rengga berjalan mendekat setelah celana dan kemeja terpasang sempurna di tubuh tegapnya. Tangannya meraih dasi di sofa dan hendak memakainya. "Kau tidak mau kalau kita satu projek bersama lagi?" tanyanya tersenyum menggoda. "Tergantung kesepakatannya." Liora mengambil alih tangan milik Rengga yang tengah menyimpulkan dasi. "Rajez akan membayarmu dengan mahal. Seperti biasanya. Kau tidak perlu khawatir dengan kesepakatannya," ujar Rengga tak habis fikir. Padahal Liora sudah cukup sering bekerja sama dengan Rajez. "Bukan kesepatanku dengan Rajez, tapi kesepakatanku denganmu." Liora berbisik lirih di bibir pria itu. "Kesepakatan apa?" tanya Rengga yang merasa tertarik. Ia meraih pinggang Liora supaya perempuan itu kian mendekat. Liora menyelesaikan simpulan dasi milik Rengga dengan sempurna. "Kita bahas lagi nanti. Sekarang saatnya kau kembali ke dongeng milikmu dan istrimu." Liora mengambil jarak namun pandangan matanya masih ke arah Rengga. Varengga hanya diam saja, menunduk menatap wajah Liora yang juga tengah menatapnya. "Kita akan bertemu lagi weekend," ujarnya pelan. Ia mengecuk sudut bibir Liora sekilas. "Hehm." Liora hanya mengangguk setuju. "Pastika kau meluangkan waktumu untukku," imbuhnya mengancam. "Hehm, aku janji. Aku pergi dulu," pamit Rengga lalu mencium kening Liora cukup lama. "Hati-hati di jalan," sahut Liora tersenyum kecil. Ia bersikap layaknya istri yang tengah melepas suaminya untuk pergi bekerja. Padahal faktanya, ia hanya selingkuhan yang mau tidak mau melepaskan pria yang ia cintai kembali ke istri sahnya. Rengga sempat mengecup bibir Liora sekilas sebelum berlalu pergi. Liora tersenyum miris. Rengga akan kembali ke lakon hidupnya. Sedangkan dirinya, ia hanya kembali menjalani hidupnya seperti biasanya. Dia bahkan tidak tahu mana lakon hidupnya yang benar. Menjadi perempuan jalan yang merebut suami orang atau seorang perempuan single yang bekerja di bidang seni. Pihak ketiga. Selingkuhan. p*****r. Penggoda. Jalang. Entah kata apalagi yang pantas disematkan untuk Liora. Hatinya telah jatuh pada pria yang sudah memiliki itakatan dengan perempuan lain. Bukan hubungan sepele melainkan ikatan suci bernama pernikahan. Demi bertanggungjawab pada hati Liora yang telah jatuh, Varengga rela menghianati janji suci pernikahannya. Mereka sama-sama menawarkan ikatan di belakang istri Rengga. Ikatan yang bisa menghancurkan siapapun jika terkuak di depan media, terlebih lagi mereka berdua adalah pablik figur. Rengga dan juga Liora mempertaruhkan karir mereka hanya demi ikatan zina yang terjalin di antara mereka. Manusia memang tempatnya khilaf, dan mereka memilih untuk menjalani khilaf itu bersama. Mereka terlanjur jatuh di lubang paling dalam bernama cinta. Liora sebenarnya perempuan ambisius yang logis. Dia akan berusaha mendapatkan sesuatu yang bisa ia capai dan tidak akan membuang-buang waktunya pada hal yang mustahil. Tapi karena cinta, ia bisa membuang sisi logisnya. Seperti orang bodoh yang percaya cinta bisa mengalahkan segalanya, khususnya rasa takut. Ya. Sebelum memutuskan untuk menjadi selingkuhan Rengga, berulang kali Liora memikirkan semuanya. Ia juga merasakan ketakutan yang amat sangat. Tapi Liora membuang semua ketakutan itu dan memilih jatuh bersama Rengga. Ia yakin suatu saat nanti ia akan menemukan jawaban dari semua permasalahannya. "Semuanya akan baik-baik saja," rapal Liora dalam keheningan. "Hubungan kita akan baik baik saja." "Tuhan menginginkan kita berdua sama sama jatuh, jadi tidak ada salahnya jika kita bersama." Liora kembali berbisik. "Inaya hanya beruntung karena bertemu denganmu lebih dulu daripada aku." ***** Rengga menyetir mobilnya di atas rata-rata, jalanan cukup sepi karena jam berangkat kantor dan sekolah sudah usai. Fikirannya kalut karena pulang terlambat. Rencananya ia akan pulang subuh, tapi ternyata ia bangun kesiangan dan baru bisa pulang jam 9 pagi. Istrinya pasti sudah khawatir, ia juga lupa memberi kabar pada istrinya. Bukan sekali dua kali, Rengga tidak pulang ke rumah. Tapi ia selalu antisipasi dengan memberi kabar ke rumah. Kalau kejadiannya begini, istrinya pasti khawatir. Dia pria yang memilih hubungan zina dengan berselingkuh di belakang istrinya. Cinta yang membuat seorang Varengga jatuh dalam godaan setan bernama perselingkuhan. Rengga tidak tahu kenapa ia bisa jatuh cinta dengan Liora. Yang jelas ini bukan karena ia tak lagi mencintai istrinya. Rengga sangat mencintai istrinya, ia hanya tidak bisa menahan perasaan yang terus meluap setiap kali bersama Liora. Perempuan itu bagaikan candu untuknya, ia tidak bisa untuk berhenti. Mobil milik Rengga berhenti di perempatan lampu merah Fatmawati. Jalanan di depannya lumayan padat dari arah selatan. Melihat ke sekeliling, Rengga melirik gedung salah satu stasiun TV terbesar di Indonesia. Layar plasma di gedung itu menampilkan iklan minuman kaleng yang diperankan dirinya bersama dengan Liora. Rengga mencengkeram erat kemudi mobil saat mengingat wartawan sialan itu bekerja di salah satu lantai gedung megah itu. Ia juga teringat dengan ucapan pria itu di dalam toilet kemarin. 'Kalau kau tidak bisa memilih salah satunya. Lepaskan dua-duanya, itu lebih baik daripada kau menyakiti salah satunya.' 'Seseorang tidak akan selingkuh jika bisa memilih salah satunya' "b******k! Kau fikir mudah melepaskan dua-duanya. Aku tidak akan semenyedihkan ini jika dari awal bisa memilih. Sialan!" maki Rengga pada keheningan. Rengga memukul stir mobilnya dengan kasar. Rengga mencintai istri dan juga selingkuhannya. Ia baru menyadarinya setelah 3 minggu menjadi hubungan dengan Liora. Ia fikir hubungannya hanya akan berjalan singkat, saat ia jenuh dengan pernikahannya. Tapi ia tidak menyangka kalau pesona milik Liora berhasil membuatnya jatuh. "Tapi aku tidak menyesal. Aku tidak menyesal sudah mencintai Liora dan memilih mempertahankan istriku. Aku tidak menyesal telah jatuh dua kali. Jalanku emmang seperti ini. Pilihanku memang membuatku menduakan istriku, " ujar Rengga pelan. Rengga memutuskan untuk bersikap egois, sejak ia menjatuhkan hatinya untuk Liora. Jadi ia akan bertanggungjawab pada pilihannya sampai nanti, pada akhirnya ia bisa melepaskan salah satunya. Dirinya memang segila itu, sejahat itu. Dia memang piintar menyakiti hati perempuan yang perduli kepadanya. Tin! Tin! Tin! Klakson mobil di belakang Rengga membuat pria itu membuyarkan lamunan serta fikirannya. Ia segera melajukan mobilnya sebelum mendapat makian dari semua antria mobil di belakangnya. Rengga akan pulang setelah sebelumnya tersesat pada dosa bernama perselingkuhan. Hanya untuk sesaat, karena setan tak pernah puas menggoda manusia hanya satu kali. Terus, terus dan terus, sampai manusia terkubur pada dosa yang membelenggunya. Lagi dan lagi membuat dosa yang sama sampai mereka bertemu dengan fase penyelsakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD