“Yura,”
Yura melihat ke arah suara yang memanggil namanya itu. Ternyata yang memanggilnya adalah Minho. Yura yang sedikit terkejut karena kedatangan Minho berusaha untuk setenang mungkin agar Minho tidak curiga padanya.
“Op-oppa, sedang apa kau disini?”
“Tentu saja menyusulmu, tadi kau bilang kau sedang bosan. Maka dari itu aku segera mencarimu,”
“Ahhh, geure,” balas Yura sambil menganggukan kepalanya.
“Yura, siapa laki – laki ini?” tanya Minho sambil menujuk Jungwoon yang saat ini sedang tersenyum manis ke arah mereka Yura.
"Annyeonghaseyeo, kenalkan namaku Yang Jung-,” ucapan Jungwoon terhenti karena Yura segera memotong kalimatnya.
“Dia adalah Yang Jungwoon,” potong Yura dengan cepat.
“Siapa dia?” tanya Minho lagi.
“Aa-aah dia hanya pelanggan cafe sini oppa,” jawab Yura.
“Jika dia hanya pelanggan cafe sini kenapa kalian saling kenal?”
“Aku yang mengajaknya berkenalan duluan tadi. Walaupun dia memakai topi tapi dia terlihat sangat cantik maka dari itu aku mengajaknya berkenalan. Dan siapa kamu? Ahhh pasti saudara laki – lakinya kan?” ucap Jungwoon dengan senyum yang masih menempel di wajahnya.
“Kim Minho, aku adalah pacarnya,” jawab Minho singkat.
“Oh? Ternyata nona cantik ini sudah punya pacar, ku kira dia tidak punya pacar karena dia tadi duduk sendiri. Maafkan atas ketidaktahuanku,” jawab Jungwoon.
Karena perkataan Jungwoon suasana menjadi sangat canggung. Yura yang memperhatikan Minho sejak tadi merasa bahwa pacarnya itu sedang berusaha untuk menahan amarahnya karena mendengar perkataan Jungwoon tadi.
"Op-oppa, bagaimana kau bisa mengenaliku dan bagaimana bisa kau tahu tempatku?” tanya Yura secara random agar suasana tidak terlalu canggung.
“Apa yang kau tanyakan? Bagaimana aku bisa mengenalimu? Tentu saja aku mengenalimu karena kau adalah pacarku dan bagaimana bisa aku tahu bahwa kau sedang ada disini karena tadi aku baru saja ke rumahmu tapi ternyata kau tidak ada di rumah jadi eommoni memberitahuku kau sedang ada dimana,” jelas Minho dengan panjang lebar.
“Geure, sepertinya pertanyaanku sangat bodoh. Apa oppa ingin memesan sesuatu? Akan ku pesankan, oppa duduklah disini,” ucap Yura sambil menepuk bangku kosong yang ada di sebelahnya.
“Permisi, maafkan atas kelancanganku. Sepertinya aku mengganggu kalian ya? Kalau begitu aku pergi dulu,” ucap Jungwoon yang langsung pergi meninggalkan Yura dan Minho.
Minho yang masih kesal dengan Jungwoon terus menatap punggung Jungwoon yang semakin menjauh itu. Dia sangat kesal karena ada laki – laki yang berani menggoda Yura dan mengajaknya berkenalan.
"Oppa, apa kau mau memesan sesuatu?” tanya Yura sekali lagi, kali ini dengan nada bicara yang sangat pelan.
“Ice latte,” jawab Minho singkat.
“Baiklah aku pesankan dulu, oppa jangan pergi kemana – mana. Tunggu sebentar, arrachi?” pinta Yura dan Minho hanya membalasnya dengan anggukan saja. Tidak butuh waktu lama untuk memesankan minuman Minho, Yura kembali ke mejanya dengan membawa segelas minuman di tangannya. Yura kemudian meletakkan pesanan Minho di meja.
Yura yang melihat Minho hanya diam saja sejak tadi menjadi bingung dan tidak tahu apa yang harus dia bicarakan pada Minho. Karena jika Minho sedang kesal biasanya Yura hanya mendiamkannya saja sampai Minho mendapatkan moodnya kembali. Tapi kali ini berbeda, kali ini sangat jelas bahwa Minho kesal karena ucapan Jungwoon yang mengatakan bahwa Yura tidak memiliki pacar.
"Oppa? Kenapa kau diam saja sejak tadi,” tanya Yura dengan sangat hati – hati agar Minho tidak semakin kesal.
“Tidak apa – apa,” jawab Minho.
“Jika tidak apa – apa kenapa kau diam saja sejak tadi?”
“Geunyang,”
“Apa kau kesini hanya untuk diam saja?” tanya Yura lagi karena kali ini dia sudah mulai kesal mendengar jawaban Minho yang sangat singkat.
“Hmm,”
“Kau tidak mau meminum ice latte mu? Biasanya kau selalu menghabiskannya dengan cepat,” tanya Yura yang masih berusaha agar tidak kesal.
“Nanti,”
“Yaish Kim Minho! Ada apa denganmu hah?! Kenapa diam saja?! Kenapa menjawab pertanyaanku dengan singkat?! Apa kau kesini hanya untuk seperti ini?! Aku sudah berusaha agar tidak kesal padamu karena aku tahu saat ini kau juga sedang kesal pada orang tadi. Tapi kenapa kau melampiaskan kekesalanmu padaku hah?! Jika ada yang membuat kau memikirkan hal tidak penting cukup tanyakan saja!” cukup, Yura sudah sangat kesal dengan Minho saat ini. Dia bahkan berbicara dengan lantang karena dia sangat emosi pada Minho.
Dia bahkan tidak memedulikan tatapan pelanggan cafe yang lain. Setelah mengatakan semua isi hatinya Yura segera mengambil semua barangnya dan keluar dari cafe dengan cepat karena semakin lama dia disana semakin kesal pula dirinya melihat kelakuan Minho.Minho yang masih terkejut karena mendengar teriakan Yura masih diam mematung. Berusaha untuk mencerna apa yang sedang terjadi, setelah sadar dari pikirannya ternyata Yura sudah berjalan menjauh dari cafe, melihat itu Minho segera bangkit dan mengejar Yura.
"Tokki yaa,” panggil Minho dengan meraih tangan Yura agar dia tidak pergi. Yura yang memiliki nama merasa terpanggil, tapi kali ini dia diam saja. Bukan maksud membalas perlakuan Minho padanya saat di cafe tadi. Hanya saja dia sangat kesal dan jika dia sedang kesal dia bisa saja menangis. Saat ini Yura masih diam di tempatnya dan berusaha agar air matanya tidak jatuh.
"Tokki yaa, mianhae. Jinjja mianhae, aku tidak bermaksud seperti itu tadi,” ucap Minho kali ini Minho lah yang berusaha untuk berbicara dengan pelan.
“Lepaskan oppa, aku harus segera pulang,” jawab Yura dengan posisi masih membelakangi Minho danbmenundukkan kepalanya.
“Yura yaa, jinjja mianhae. Aku hanya sedang kesal pada laki – laki tadi, maafkan aku jika aku tanpa sadar melampiaskan kekesalanku padamu. Maafkan aku,” jelas Minho, kali ini Minho sudah ada di depan Yura, tetapi tetap saja Yura masih menundukkan kepalanya.
"Gwaenchana oppa, sekarang lepaskan aku. Aku benar – benar harus pulang,” jawab Yura dengan suaranya yang sudah mulai serak.
“Yura yaa, kumohon jangan menangis. Maafkan aku, aku salah. Maafkan aku Yura yaa,”
ucap Minho sambil memeluk Yura, karena dia tahu saat ini Yura sedang menangis.
“Maafkan aku Yura yaa, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji, maafkan aku, kumohon janganbmenangis,” tambah Minho. Tapi mendengar ucapan Minho yang memintanya agar Yura tidak menangis malah membuat tangisan Yura semakin pecah. Yura menundukkan kepalanya dan menenggelamkan wajahnya di d**a Minho, sehingga dia menangis di pelukan Minho. Yura saat ini tidak tahu harus berbicara apa, saat ini dia hanya ingin menangis. Orang – orang yang berlalu lalang semakin menatap aneh Minho karena melihat Yura menangis di pelukannya.
“Kumohon berhentilah menangis Yura yaa, apa kau mau wajah cantikmu hilang?” ucap Minho yang berusaha untuk menenangkan Yura agar tidak menangis lagi. Minho menangkupkan kedua tangannya di wajah Yura untuk melihat wajah Yura yang sudah menunduk dari tadi, mata Yura sangat sembab dan hidungnya sangat merah karena tangisannya.
“Aigoo, lihatlah wajah cantikmu ini. Wajah cantikmu hilang berganti menjadi wajah yang jelek karena kau menangis tokki,” ucap Minho.
“Lepaskan,” ucap Yura sambil melepaskan tangan Minho dari wajahnya.
“Maafkan aku Yura yaa, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, hmm?” ucap Minho yang kembali meminta maaf pada Yura.
“Gwaenchana oppa, aku juga harus minta maaf padamu karena pergi begitu saja. Padahal aku tahu bahwa kau sedang kesal dengan laki – laki tadi, harusnya aku memahamimu,” ucap Yura dengan sangat lirih.
“Baiklah, bagaimana jika kita sama – sama memaafkan?” tanya Minho yang di balas dengan anggukan oleh Yura, kali ini dengan senyum yang sudah melekat di wajah Yura.
“Nahh begitu, jika kau tersenyum maka kau akan terlihat sangat cantik. Jadi jangan menangis lagi, arrachi?” ucap Minho dengan mengusap kepala Yura.
“Apakah aku sungguh cantik?” tanya Yura dengan wajah polosnya.
“Hahaha tentu saja, tentu saja pacarku ini sangat cantik,” jawab Minho sambil mengecup pucuk kepala Yura karena dia sangat gemas mendengar pertanyaan Yura.
"Kalau begitu, haruskah kita pulang sekarang? Karena tadi eommoni juga berpesan padaku agar segera pulang sebelum jam makan malam,” tambah Minho.
“Ahh majja, harus cepat – cepat pulang,”
Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk segera pulang, selama perjalanan pulang Minho masih saja berusaha untuk membuat Yura tertawa. Semua lelucon berusaha Minho buat agar Yura kembali ceria lagi, karena bagi Minho kebahagiaan Yura adalah kebahagiaannya juga. Jika dia melihat Yura menangis seperti tadi maka dia akan sangat merasa bersalah karena sudah membuat Yura menangis. Dan jika dia membuat Yura menangis, maka dia melanggar janji yang dia buat sendiri pada keluarga Yura, karena Minho berjanji akan selalu membuat Yura bahagia dan menjalani hari – hari nya dengan penuh tawa tanpa adanya tangisan.
***
Sebuah mobil terparkir di tanah lapang yang terletak di bawah Sungai Han. Seseorang di dalam mobil yang terlihat sedang kesal tengah memukul setir mobil dengan sangat keras menggunakan tangannya. Karena itu tangannya terlihat sangat merah.
Brak brak brak
“Aish, sialan. Gimana bisa dia dateng si, kali ini waktunya nggak pas. Tapi liat aja, gue bakalan bikin lo jatuh cinta sama gue hahahaha,” ucap laki – laki itu dengan tawanya yang sangat keras mengisi seluruh mobil.