BAB 1

1629 Words
Hai, nama gue Min Yoora, panggil aja gue Yura. Gue anak bungsu dari 5 bersaudara. Kakak pertama gue namanya Min Yoonjun, gue biasa manggil dia Jun oppa, kakak kedua gue Seungho, kakak ketiga namanya Junsu, dan kakak gue yang paling kecil namanya Jaemin. Yap, gue satu – satunya anak cewe di keluarga ini. Gue blasteran Indo – Korea, tapi lebih dominan ke gen nya appa, yaitu Korea. Eomma, dia juga blasteran kaya gue, jadi ayah nya eomma itu orang Korea dan ibu nya eomma orang Indonesia. Jadi itulah kenapa gue blasteran Indo – Korea. Gue lahir di Seoul dan besar di Seoul juga. Keluarga gue adalah pengusaha semua, appa dia masuk ke dalam daftar salah satu pengusaha terbesar di Jerman karena di sanalah kantor pusatnya dan di Korea Selatan, ada beberapa anak cabang perusahaan appa cabang pertama di Seoul di pegang sama Jun oppa, ke dua di Gangnam di pegang sama Seungho oppa, dan cabang ke tiga ada di Busan di pegang sama Junsu oppa dan Jaemin oppa. Perusahaan milik appa bernama Min Company dan kami biasa di sebut Min Group. Keluarga gue itu nggak kaya drama korea yang berebut buat mendapatkan posisi sebagai direktur di perusahaan. Semua kakak gue udah di amanahi buat megang setiap perusahaan yang ada di Korea Selatan walaupun mereka nggak pengin posisi itu, tapi mereka tetap berusaha sebisa mereka. Sedangkan gue? Ntahlah. Gue paling males berurusan dengan bisnis keluarga gue. Jadi gue minta sama appa buat nggak kuliah di berbagai jenis jurusan bisnis apa pun itu nama jurusannya dan gue lebih milih kuliah di kedokteran, karena itulah impian gue sejak kecil. Dan saat ini gue udah semester 10 dan semakin botak juga kepala gue gara – gara mikirin berbagai macam nama, tapi gue tetep enjoy karena ini yang gue mau. Cukup sampai sini cerita tentang keluarga dan data pribadi gue. Ada yang di tanyakan? Nggak kan. Keseharian gue yaaa begitulah, penuh dengan hapalan praktek ataupun hal lainnya. "Woy, Yura, bangun. Kelas udah selesai nih, lo mau balik kaga?" Gue ngelirik ke sekeliling ternyata emang kelas udah sepi, " Ya udah yuk, balik. Tapi ke mall dulu ya, ada yang pengin gue beli," "Mall? Hayuk lahhh, mau nyari apa lo?" "Biasaa, mau nglengkapin koleksi album oppa gue, yang lama belum nemu nih," "Hehhhh, kaya orang susah lo, tinggal minta aja kan pasti di kasih," "Kaga ah, males gue minta - minta. Walaupun kita sodara, kaga mau gue sampe ngrepotin sodara sendiri," "Eleh, tapi kenapa sama Jun oppa seneng banget lo minta uang jajan?" "Lah, suka - suka gue lah. Nih kunci mobil, lo yang bawa," Oya, kenalin yang tadi itu sahabat gue dari bayi namanya Kim Nara, cocok kan Yura dan Nara, banyak yang bilang kita kaya anak kembar, kemana - mana selalu bedua. Biar gue kasih tau rahasia, Nara itu seneng sama Jaemin oppa, katanya si ganteng imut gitu kaya idol. Kalo menurut gue mah ganteng dari mana, gantengan juga pacar gue. "Yur, kita mau toko mana dulu nih?" "Ke tempat langganan aja, gue udah bilang ke pemiliknya buat nyariin stok album yang lama, katanya si udah ketemu," "Annyeonghaseyo ahjussi, " "Ohhh, Yura, Nara. Lama kalian tidak kemari, bagaimana, ada yang mau di cari?" "Ahjussi bilang kemarin albumnya sudah ketemu? Yura ingin membelinya," "Ohhh album ya, sebentar aku ambilkan dulu. Caaaa, ini dia albumnya," "Berapa harganya ahjussi ?" "Hanya 14000 ₩ saja," "Ini uangnya, gamsahabnida ahjussi. Oh ya ahjussi , sebentar lagi mereka akan comeback, tolong pesankan 2 kardus untuk masing - masing versi ya ahjussi , "  "Tentu saja Yura, kamu pasti ingin pergi ke fanmeeting mereka kan," "Gamsahabnida ahjussi , kami pergi dulu," *** "Yur, tu album mau lo apain beli banyak - banyak?" "Albumnya gue jual lagi lahh, tapi dijual terpisah," "Emang lo ya, otak bisnis udah mendarah daging sama lo Yur," "Biarin lah, eh temenin gue beli BT21 lagi dong Nar," "Iya ayoo, tapi habis ini traktir gue makan ya," "Beresss, lo mau apa aja gue beliin, selama lo mau nemenin gue shooping," "Ya udah, habis beli BT21 kita belanja baju ya, buat besok ke kampus, bingung gue mau pake baju apa, itu - itu mulu baju gue," "Siappp, yuk," Lo semua mesti pada mikir gue boros kan? Yaa beginilah gue, selalu boros kalo udah berkaitan sama koleksi. Untungnya appa sama eomma tau kalo gue suka ngoleksi yang beginian. Dan mereka nggak keberatan dengan yang gue lakuin, asal gue harus selalu hati - hati kalo di tempat umum. "Hahhh, sampe juga di rumah. Habis berapa lo belanja gituan banyak amat," "1500K ₩, hehe" "Gila lo yur, kebiasaan lo kalo udah shooping suka kebablasan,"  "Halahhh, lagian ini juga sama semua makanan yang lo makan tuh, pesen makanan kaga kira - kira, bikin orang tekor lu, mana pesen makanan yang mahal pula," "Hehe yang penting kan gue habisin," "Yayaya, lo tidur sini kan? Besok kan kuliah kosong, kebetulan Jaemin oppa hari ini pulang kesini," "Jaemin oppa? Yes, gue nginep lah kalo ada Jaemin oppa," "Soal makanan sama Jaemin oppa aja lo inget, tugas kaga lo inget," "Itu kan beda cerita lagi Yur," "Tau ah, gue mau mandi, awas lo ganggu gue mandi," Gue bangun dari tidur nyenyak gue gara – gara Nara yang heboh liat Jaemin oppa, padahal kata dia Jaemin oppa Cuma buka pintu buat mbangunin gue, tapi ternyata Nara udah bangun duluan alhasil dia heboh sendiri. “Yuraaa cepet bangun, gue pengin sarapan,” “Ahhh, berisik lo, ganggu orang tidur aja. Lo kalo mau sarapan ya tinggal turun lah, kaya kaga biasanya lo turun sendiri,” “Ya ini beda Yur, ini tuh beda. Kalo biasanya Jaemin oppa sibuk di busan tiap kali gue ke rumah lo, sekarang tuh Jaemin oppa lagi balik. Bangun Nara cantikkk,” “Ahhhh iya iya gue bangun, minggir gue mau cuci muka dulu,” “Nah gitu dong dari tadi, kan jadinya cantik,” “Bodo, dari lahir gue udah cantik,” Gue sama Nara turun ke ruang makan, di meja udah disiapin sarapan sama eomma , “Eomma morning ,” “Aigooo , akhirnya putri cantik ku sudah bangun, cepat kalian berdua sarapan karena kita bakalan pergi belanja bulanan,” “Ne eommoni, geunde eommoni Jaemin oppa eodiseoyo? ” “Yeee, lu langsung to the point amat nyariin oppa ,” “Biarin lah, suka – suka gue,” “Udah. Tadi pagi Jaemin langsung berangkat lagi ke busan Nara. Trus dia ke kamar kamu katanya kangen sama kamu sayang,” “Yahhh nggak bisa ketemu Jaemin oppa deh. Lo si Yur, cuci muka aja kelamaan,” “Yeee, santai dong. Mana gue tau kalo Jaemin oppa bakalan langsung berangkat,” “Udah kalian berdua. Yura, Nara, eomma mau siap – siap dulu, kalian makanannya cepet habisin, trus siap – siap. Oke?” “Ne eomma,” “Ne eommoni, gamsahabnida, ” *Di supermarket “Eomma, kita ke lantai atas ya, ada buku yang mau di beli sekalian,” “Okeh, nanti kalo kalian selesai duluan tunggu eomma di Dal Caffe ya, kita makan siang sekalian,” “Arraseoyeo eomma. Kajja,” Gue sama Nara bener – bener bingung harus nyari buku ke mana lagi, buku yang disuruh profesor beli ternyata buku yang udah nggak di produksi, gila. “Yur, kita carinya besok lagi aja ya, pegel nih kaki gue muterin toko buku,” “Ya udah deh kita ke cafe aja,” Gue sama Nara akhirnya mutusin buat pergi ke cafe, sesampainya di cafe “Nar, kayaknya eomma belum dateng deh, kita pesen minum dulu yuk,”  “Ngikut aja gue mah,” ucap Nara “Lo mau pesen apa Nar?” “Ice Latte” “Mba ice americano satu, ice Latte satu, strawberry cake satu, tiramisu satu. Bayarnya pake credit card ya mba,” “Silahkan tanda tangan disini mba,” “Gamsahabnida,” “Udah pesen?” “Udah, tinggal nunggu pesenannya dateng aja,” “Oiya Yur, gimana pesenan albumnya, udah dateng belum?” “Katanya si dua minggu lagi dari pusat bakal dikirim, trus kita bisa ambil,” “Okeh okeh, kalo udah dateng langsung ambil ya. Gue udah nggak punya konten buat di upload nih,” “Neeee, arraseoyeo,” Pesenan kita akhirnya dateng juga. Eomma lama juga belanjanya, minuman gue sama Nara bahkan udah ludes tapi eomma belum dateng juga. “Yur, gimana kalo kita pulang aja?” “Sabar, gue tadi chat eomma dia lagi jalan kesini. Lo udah kelaperan emang?” “Banget,” “Aigooo, eomma mianhae. Tadi saat bayar kasirnya antre panjang banget,”  “Ne, gwaenchanaeyeo eommoni,” “Gwanchana eomma, Nara kelaperan juga nggak apa – apa,” “Jinjja Nara-yaa?” “Aniyeo eommoni. Apaan si lu, sewot aja,” “Kalian ini bisa nggak sehari aja nggak berantem,” “Bisa eomma, kalo lagi nggak bareng,” bales gue sambil ketawa ngledek Nara. “Ya udah kalian mau makan apa, biar eomma yang pesen,” “Tenderloin steak aja eomma, lu apa Nar?” “Carbonara,” “Aku tenderloin steak, kalo Nara carbonara,” “Okey, eomma pesen dulu ya,” “Ahh eomma, jangan lupa americano 2,” “Arraseyeo nae dal,” Seperti yang diputuskan, gue sama Nara mau ambil pesenan album. Hari ini gue sama Nara Cuma ada 1 makul, jadi bisa ke toko agak pagian, kalo siang sedikit hmmm, macet ni jalan. “Annyeonghaseyeo ahjussi,” “Yura, Nara. Kalian pasti mau ambil pesenan kan?” “Ne, majjayeo” “Sebentar ya,” Ahjussi bawa 2 tumpuk dus dan bolak – balik sampai ada 8 dus di depan kita. “Caaa, ini dia. Semuanya ada 4 versi album, masing – masing album 2 dus,” “Neomu gamsahabnida ahjussi, semua pembelian sudah tercatat kan ahjussi?” “Tentu saja. Bagaimana kalian akan membawanya?” “Ah kami membawa mobil,” jawab Nara. “Aniii, bukan itu maksudku. Bagaimana kalian akan membawanya ke mobil?” “Sepertinya kami akan meminjam troli, bisakah kami meminjam troli anda?” Tanya gue. “Geurommm, sebentar aku ambilkan,” “Hati – hati membawanya,” “Neee, gamsahabnida ahjussi,” ucap gue sama Nara secara bersamaan. Ahjussi hanya mengangguk dan tersenyum. Sementara itu di kampus... *Author PoV Seorang mahasiswa laki – laki tengah memandangi ponselnya dan entah yang keberapa kali dia mengecek apakah ada notifikasi masuk atau tidak. Tidak lama kemudian dia mendapatkan telpon dari seseorang.  Drrtt “Yaaa, bagaimana bisa kau mengabaikan ku eoh?” “....” “Astagaaa, bukankah kau bisa mengabariku terlebih dulu? Kau sudah berjanji akan pulang denganku hari ini,” “....” “Dengan siapa kau pergi kesana?” “...” “Hmmm arraseo, aku tunggu di apart.” “....” “Nadooo tokki ya,”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD