BAB 2

1091 Words
* Apart   "Tokkiiiii"  "Aishhh, oppa menjauhlah. Badanku sedang berkeringat,"  "Emmm arraseo," jawab laki - laki itu.  "Oppa, pinjam baju. Aku ingin mandi,"  Laki - laki itu hanya menganggukan kepalanya saja sembari manjatuhkan badannya di sofa.  "Yura yaaa," panggil laki - laki itu sembari mengetuk pintu kamar mandi.  "Nde oppa? Waee?!!" teriak Yura dari dalam kamar mandi.  "Kau sudah makan? ,"  "Belum oppa,"  "Kau ingin makan apa? Biar aku pesankan sekarang,"  "Aku hanya ingin makan ramyeon oppaaa,"  "Arraseo, aku pergi belanja dulu,"  "Nde oppa. Oppa belikan aku cola,"  "Geureee, uri tokki yaaa"  Laki - laki itu pun pergi keluar untuk membeli beberapa ramyeon dan hal lain. Saat Yura keluar dari kamar mandi ternyata laki - laki itu sudah mulai membuat ramyeon. Yura pun berjalan mendekati pacarnya itu dan memeluknya dari belakang.  "Oppa, cepat sekali pergi belanjanya? Mana cola milikku?" tanya Yura.  "Oohh, kau mengejutkanku tokki. Cola milikmu ada di kulkas, ambillah,"  "Gomawoo oppaaa,"  Yura pun mengambil cola miliknya dan langsung meminumnya.  "Oppa mau aku bantu?"  "Tidak perlu, kau duduk saja. Ini juga sudah matang,"  Laki - laki itu berbalik sembari membawa panci yang berisi penuh ramyeon. Dia melihat Yura yang masih melihat - lihat isi kulkas, "Yura yaa, apa yang kau lakukan?"  "Oppa, apa oppa tidak membeli kimchi?"  "Kimchi ada dimeja sayang, aku baru saja membelinya,"  "Aigooo, uri oppa jinjja jjang. Kau tau saja apa kesukaanku,"  "Tentu saja, aku ini pacarmu. Jika kau menganggapku seperti itu, beri aku satu poppo.  Disini," pinta laki - laki itu dengam menunjuk bibirnya.  "Yaishh, sirheo. Aku ingin makan saja," tolak Yura.  "Arraseo arraseo, makanlah yang banyak. Aku tidak ingin kehilangan pipi tembam mu," ucap laki - laki itu sembari mencubit pipi Yura.  "Ahhh oppa, sakit. Hentikan sekarang, aku benar - benar ingin makan,"  "Arraseo mianhae tokki yaaa. Aku akan menonton tv, habiskan makanmu tidak perlu mencuci piringnya biar aku saja yang mencuci. Jika sudah selesai, temani aku menonton tv. Arrachi????"  Yura hanya mengangguk tanpa menengok ke arah laki - laki tersebut, karena dia sibuk mengunyah ramyeon miliknya.  Saat sedang menonton tv tiba - tiba saja telpon milik Yura berbunyi, dan tertera nama "Eomma" dilayarnya.  "Yuraa yaa, eomma menelepon,"  "Emmm, angkat saja oppa,"  "Ndee, yeoboseyeo eommoni,"  "..."  "Nde eommoni, dia disini sedang makan,"  "..."  "Tidak perlu khawatir eommoni, aku akan selalu menjaga Yura,"  "..."  "Ndeee eommoni,"  Telpon pun ditutup bersamaan dengan Yura yang datang setelah menghabiskan makannya.  "Kenapa eomma telpon oppa?"  "Yaish, anak nakal. Apa kau tidak memberitahu eommoni jika kau akan main ke apart ku?"  "Hehe aku lupa memberitahu eomma oppa," jawab Yura dengan tersenyum menunjukkan gigi putihnya.  "Lain kali jangan ulangi hal seperti ini lagi, aku tidak mau eommoni kecewa padaku nantinya," pinta laki - laki itu.  "Arraseo oppa. Lalu apa kata eomma tadi?"  "Dia bilang kau diminta untuk menginap di apart ku dulu untuk dua hari ini. Karena rumahmu akan kosong, eommoni dan abeoji akan pergi ke Busan untuk melihat perkembangan perusahaan."  "Ahhh geure,"  "Oppa ayo kita jalan - jalan. Aku butuh berjalan untuk mencerna makananku,"  "Eodi??"  "Tentu saja kita pergi ke mall dan bermain game,"  "Johaaa, kajja. Biar aku ambil dompet dan kunci mobil dulu. Tunggu sebentar,"  "Ah oppa, sekalian ambilkan tasku,"  *Mall  Yura dan laki – laki tersebut tengah kelelahan karena telah memainkan semua permainan yang terdapat di arena itu. Laki – laki itu menatap Yura yang sedang terengah dan bercerita bagaimana dia bermain tadi, dia sangat menyukai ekspresi bahagia Yura. Saat Yura tertawa dan tersenyum hatinya merasa sangat bahagia dan bersyukur bahwa Yura lah yang menjadi  kekasihnya saat ini.  “Oppaaa?”  Tidak ada jawaban saat Yura memanggil laki – laki tersebut, karena laki – laki itu memang sedang menikmati wajah cantik Yura.  “Oppaa! Kenapa kau menatapku seperti itu, tatapanmu seperti ingin memakanku,” ujar Yura.  “Hmm, aku memang ingin memakanmu karena kau sangat imut tokki yaaa” ujar laki – laki itu sambil mengacak rambut Yura.  “Ahhh oppa, rambutku jadi berantakan” ujar Yura dengan tangan yang sibuk membenarkan tatanan rambutnya.  Cup  Satu kecupan mendarat di bibir Yura, Yura yang terkejut masih shock karena perbuatan pacarnya itu. Sedetik kemudian Yura mengerjapkan matanya dan kembali sadar dari shocknya,  “Oppa, ini di tempat umum, apa yang kau lakukan” ujar Yura sambil memukul lengan  pacarnya itu.  “Waee? Tentu saja aku mencium yeoja chingu ku ini,”  “Dasar byuntae,”  “Mwo? Byuntae? Yaa, bersyukurlah aku masih bisa menahan keinginanku untuk  memakanmu Yura yaa. Jika namja lainnya mungkin sudah tamat riwayatmu,”  “Baguslah, itu artinya kau benar – benar mencintaiku chagiyaa dan memang sudah tugasmu untuk menjagaku,” ujar Yura dengan kedua tangan yang di tangkupkan di wajah pacarnya dan membalas kecupan yang tadi. Setelah melakukan hal tersebut Yura langsung pergi menjauh agar pacarnya itu tidak meminta lebih. Tapi sayangnya salah kakinyalah yang terlalu pendek sehingga pacarnya itu bisa mengejarnya dan merengkuh pinggang Yura.  “Tokki yaa, kenapa kau lari?”  “Geunyang,” jawab Yura singkat.  “Saat di apart nanti bisa kau ulangi lagi kejadian tadi? Kau sangat imut saat melakukannya,”  “Ani, tidak akan aku ulangi lagi,”  “Arraseo, kalau begitu aku saja yang melakukannya,”  Yura merutuki dirinya yang tadi, inilah jadinya jika dia kelepasan dan tidak bisa mengendalikan dirinya. Karena dia tau bahwa pacarnya itu akan meminta dia melakukannya lagi, jika sudah seperti itu yang bisa dilakukan Yura hanyalah menjaga jarak jangan sampai  pacarnya itu menyentuhnya.  ***  Tidak terasa sudah hampir dua minggu Yura menginap di apart milik pacarnya itu karena memang eomma dan appa nya harus pergi keluar negeri untuk mengurusi klien perusahaan dari Busan yang berasal dari Osaka. Klien tersebut hanya mau tanda tangan kontrak apabila appa Yura lah yang menemuinya langsung. Saat Yura tengah asik melihat keluar jendela, tiba – tiba ada tangan yang merengkuh pinggangnya, ya siapa lagi jika bukan pacarnya itu.  “Oh oppa, kau sudah bangun?”  “Hmmm, aku masih sangat mengantuk tokki ya, bisakah aku tidak berangkat kuliah hari ini?” ujar laki – laki itu sembari menyembunyikan mukanya di leher Yura.  “Andwaeyeo oppa, kau sebentar lagi lulus. Apakah kau mau nilaimu menjadi jelek dan  dicoret dari daftar menantu oleh appa?”  “Sirheo. Arraseo aku akan berangkat kuliah dan cepat – cepat lulus agar bisa menikahimu!” jawab laki – laki itu dengan sedikit berteriak, karena saat mendengar jawaban Yura kantuknya seketika menghilang dan dia pergi untuk bersiap berangkat kuliah. Yura yang melihat tingkah menggemaskan pacarnya itu hanya tertawa sembari menggelengkan kepalanya melihat tingkah pacarnya yang masih seperti anak kecil.  Tidak ada yang tidak mengetahui hubungan Yura dengan pacarnya itu. Bukanlah rahasia publik karena keduanya adalah mahasiswa yang sangat populer di kampus, Yura dengan kepopulerannya sebagai Min Group dan seorang anak dari pemegang investasi terbesar di kampus, sedangkan pacarnya yang bernama Kim Minho yang terkenal akan ketampanan dan kemampuannya yang serba bisa. Mereka berdua sama – sama meraih nilai tertinggi di angkatan mereka masing – masing. Tidak ada yang tidak menyukai Yura, karena memang Yura adalah sosok yang sangat baik walaupun dia berasal dari keluarga kaya, kecuali satu orang.  Banyak hal yang sering dilakukan oleh Yura dan Minho, contohnya adalah mengadakan event untuk mengumpulkan dana yang akan disumbangkan ke beberapa panti asuhan dan panti jompo, membuka festival kesehatan kampus yang tentu saja gratis. Itu semua didukung oleh pihak kampus. Karena hal seperti itulah semua orang sangat menyukai dan mendukung hubungan Yura dan Minho 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD