Hari ini tanggal 22 Agustus sebenarnya adalah hari ulang tahun kampus Yura. Saat kampus
merayakan hari jadi sebenarnya semua mahasiswa diminta untuk hadir dan berpartisipasi
dalam memeriahkan acara ulang tahun. Semua mahasiswa memang menghadiri acara
tersebut, tapi berbeda dengan Yura dan teman – temannya. Kali ini untuk pertama kalinya
mereka berlima ingin absen dari yang namanya menjadi orang sibuk di kampus. Saat ini
mereka berlima sedang bersembunyi di salah satu ruangan yang memang di sediakan khusus
untuk mereka berlima karena Yura meminta kepada ayahnya untuk dibuatkan ruang belajar di
kampus agar dia dan teman – temannya bisa belajar dengan tenang.
“Ini kita beneran bakal absen?” tanya Beomjin yang memulai percakapan terlebih dulu
karena semua temannya sangat fokus dengan ponselnya masing – masing.
“Sekali – kali jadi anak nakal Jin, lagian dosen kayaknya nggak akan marah kalo kita absen.
Lagian kita absen dari acara ulang tahun kampus aja bukan absen kelas,” jawab Jinyoung
sambil meletakan ponselnya di meja sebelahnya.
“Betul, baru kali ini gue setuju sama omongannya Jinyoung,” timpal Yura sambil sedikit
tertawa meledek Jinyoung.
“Untung yang ngomong cantik, kalo yang ngomong model sadako udah gue tampol
kayaknya,” ucap Jinyoung membalas perkataan Yura.
“Emangnya kalo yang ngomong beneran sadako lo bakalan berani Young?” tanya Nara.
“Jelas lah. Kaga berani gue,” jawab Jinyoung yang membuat ke empat temannya tertawa
mendengar jawabannya.
“Ju, ko lo bisa punya sodara model Jinyoung gini si, udah gitu kembar pula,” ucap Beomjin
sambil tertawa.
“Gue juga nggak tau gimana ceritanya kok gue bisa punya sodara model Jinyoung gitu. Agak
males si gue punya sodara kaya Jinyoung, tapi mau gimana lagi yang bikin kan orang tua gue
hahaha,” jawab Jinju. Mereka berempat memang senang sekali jika berkaitan dengan urusan
meledek Jinyoung.
“Dasar adek kurang ajar, bahagia banget lo kalo ngejelek – jelekin gue,” ucap Jinyoung
dengan bibir yang sedikit maju.
“Aduh Jinyoung oppa, kalo gue ngejelek – jelekin lo harusnya lo berpikir gini nih. Jinju
seneng banget ngejelek – jelekin gue, berarti kebahagian adek gue adalah dengan menjelek – jelekan gue. Nah gitu, harusnya lo ngomong gitu,” ucap Jinju yang semakin meledek
Jinyoung.
“Credit card lo gue ambil ya,” balas Jinyoung dengan ancaman yang diberikan pada Jinju.
“Heh lo berdua, bisa akur nggak si. Urusan rumah tangga jangan dibawa kesini, mending ke
pengadilan aja sana,” ucap Nara yang sedikit bosan dengan tingkah laku Jinyoung dan Jinju.
“Udah – udah, jangan berisik. Nanti kalo ada dosen yang lewat sini dan tahu kalo kita nggak
ada di auditorium bisa di panggil kita,” ucap Yura.
“Gimana kalo kita jalan – jalan aja?” saran Jinyoung.
“Mau ke mana emang?” tanya Nara.
“Nonton yuk, sekali – kali nonton film lah,” ucap Jinyoung.
“Ide bagus tuh, gue juga lagi pengin banget nonton film zombie,” ucap Beomjin menyetujui
saran Jinyoung.
“Emang film yang pengin lo tonton masih di tayangin di bioskop Jin?” tanya Jinju.
“Dua hari lagi udah nggak ada penayanayangan. Jadi gimana kalo kita berangkat ke bioskop
sekarang?” ajak Beomjin.
“Gue mah ngikut kalian aja,” ucap Yura.
“Ya udah ayo berangkat. Kita satu mobil aja gimana? Biar nggak terlalu rame kalo kita keluar
kampus bawa mobil semua,” saran Beomjin.
“Betul gue setuju, pake mobil lo ya Jin,” balas Nara.
“Iya Jin pake mobil lo ya, kan mobil lo yang paling gede di antara mobil kita berlima,”
tambah Jinju.“Iya iya, ya udah ayo berangkat sekarang,”
Mereka berlima pergi secara diam – diam melalui gerbang belakang kampus yang jarang ada
satpam penjaganya. Selama perjalanan mereka berlima bercanda dan tertawa dengan bahagia,
entah itu menertawakan diri sendiri, menertawakan satu sama lain atau menjelek – jelekan
satu sama lain. Setelah memarkir mobil di area parkir mall bawah tanah, mereka menaiki lift
menuju ke lantai empat untuk segera menuju ke bioskop.
Ting
“Untung hari ini nggak terlalu rame, nggak jadi ikut nonton gue kalo bioskopnya rame,” ucap
Yura.
“Kebiasaan lo masih belum berubah ya Yur, nggak akan jadi nonton kalo bioskopnya rame,”
ucap Jinyoung.
“Lo semua kan tau kalo gue itu paling males sama yang namanya antri. Nggak apa – apa kalo
yang antri cuma sedikit, tapi kalo yang antri udah rame males banget gue, mending ke tempat
lain aja,” jelas Yura membalas ucapan Jinyoung.
“Ya udah ini siapa yang mau beli tiketnya?” tanya Jinju.
“Gue aja yang beli, Jinju lo pesen popcorn sama minuman ya,” ucap Beomjin.
“Okeh pada mau pesen apa?” tanya Jinju.
“Ice americano, kalo popcorn gue saranin beli yang porsi besar aja 3,” jelas Yura.
“Setuju, gue juga sama kaya Yura,” tambah Jinyoung.
“Gue coklat dingin aja deh,” ucap Nara.
“Okeh, gue pesen dulu,” ucap Jinju sambil berjalan menuju loket pemesanan makanan.
“Ju, gue ikut,” ucap Nara sambil mengikuti Jinju.
Sementara Beomjin membeli tiket, Jinju dan Nara memesan makanan, Yura dan Jinyoung
menunggu di salah satu tempat duduk yang memang disediakan untuk orang – orang yang
sedang menunggu film.
“Young,” panggil Yura.
“Apa?” jawab Jinyoung.
“Gue mau ngomong sesuatu ke elo,” ucap Yura.
"Apa?"
“Lo suka sama Nara kan?” tanya Yura pada Jinyoung. Jinyoung yang mendengar pertanyaan
Yura terdiam karena sedikit terkejut dengan pertanyaan Yura yang mendadak.
“Hah? Maksud lo? Kenapa lo tiba – tiba tanya kaya gitu?” tanya Jinyoung.
“Iya kan?” tanya Yura.
“Haha ya nggak lah ya, gue nggak suka sama Nara. Gila ya lo tanya kaya gitu,” jawab
Jinyoung.
“Pfft, ya udah biasa aja kali muka lo. Kalo nggak suka ya tinggal bilang aja nggak. Muka lo
nggak nguatin tau nggak, i***t hahaha” balas Yura dengan tawanya karena melihat ekspresi
Jinyoung yang tidak terduga.
“Sialan lo Yur, ngerjain guee lo ya,” ucap Jinyoung dengan nada bicara yang sedikit kesal.
“Hahaha iya iya sorry. Lagian gue juga tau kali kalo lo nggak suka sama Nara,” ucap Yura
meminta maaf pada Jinyoung tetapi masih dengan tawanya.
“Lo kenapa Yur?” ucap Beomjin sambil berjalan menuju ke arah Yura dan Jinyoung.
“Hahaha bukan apa – apa Jin, biasa gue habis ngegodain Jinyoung. Lo bisa liat kan muka
kesel dia hahaha,” jelas Yura pada Beomjin.
“Young muka lo kondisiin dong hahaha,” tambah Beomjin yang langsung tertawa begitu
melihat muka kesal Jinyoung.
“Diem lo berdua,” ucap Jinyoung kesal karena kedua temannya itu menertawakannya.
“Ni makanan sama minuman lo pada,” ucap Nara sambil meletakkan kantong yang berisi
popcorn dan dua gelas coklat dingin.
“Jin, lo tadi nggak bilang mau pesen apa ya?” tanya Jinju.
“Oiya, gue lupa bilang. Jadinya lo pesen apa buat gue?” tanya Beomjin.
“Kita beli 3 ice americano sama 2 coklat dingin,” jelas Nara.
“Lo pilih aja mau minum yang mana,” jelas Jinju.
“Gue ambil americano aja. Oiya filmnya masih tayang setengah jam lagi. Kita nunggu disini
aja ya,” jelas Beomjin sambil mengambil ice americano miliknya.
Sambil menunggu filmnya mulai mereka kembali berbincang – bincang seperti biasa. Film
yang di tunggu pun akhirnya mulai, mereka berlima asyik menikmati film sekuel zombi itu. Film zombi yang berdurasi satu jam lima puluh enam menit itu menceritakan bagaimana keadaan dunia empat tahun kemudian setelah wabah yang disebut dengan virus zombi itu menyebar. Mereka harus bertahan hidup dengan ratusan bahkan jutaan warga yang sudah terinfeksi menjadi zombi.
Zombi tersebut diceritakan hanya aktif di siang hari, mereka juga sangat sensitif terhadap
suara dan cahaya. Maka dari itu orang – orang yang berhasil bertahan hanya keluar pada
malam hari saat zombi sedang tidak aktif. Mereka berusaha untuk mencari bantuan agar
mereka bisa selamat dari negara mereka yang sudah dipenuhi dengan zombi. Mereka pun
keluar dari studio setelah film yang mereka tonton selesai.
“Eh lo pada laper nggak? Gue laper nih,” tanya Nara.
“Iya nih gue juga laper,” balas Jinju dan Jinyoung secara bersamaan.
“Dasar kembar ngomong aja sampe barengan gitu, kalimat yang diucapin sama pula hahaha,”
ucap Yura.
“Ya udah nyari makan yuk, habis makan kita balik lagi ke kampus,” ucap Beomjin.
“Hah? Balik ke kampus? Ngapain?” tanya Jinyoung.
“Lo mau absen total sampe acara selesai emang?” tanya Yura.
“Kalo lo mau absen sampe acara selesai lo gue tinggal disini ya,” tambah Beomjin.
“Nggak, mobil gue aja di kampus,” balas Jinyoung.
“Ya makanya kita balik ke kampus, ikut acaranya sebentar,” jelas Yura.
“Serius, bisa nggak kita makan sekarang gue beneran laper nih,” ucap Nara yang sedikit kesal
karena teman – temannya yang selalu berdebat tidak ada habisnya.
“Iya iya, kita makan sekarang,” ucap Beomjin membalas perkataan Nara.
Mereka berlima memilih restoran Italia yang memang khusus untuk masakan Italia saja.
Mereka pun memanggil pelayan untuk memesan makanan yang ingin mereka makan.
“Ada yang ingin di pesan seonim?” tanya pelayan tersebut pada mereka sambil memberikan
buku menu. Mereka melihat buku menu yang diberikan oleh pelayan tadi.
“Saya pesan satu Linguine alle Vongole,” pesan Yura. “Saya pesan Fettuccine alfredo,” pesan Beomjin.
“Saya pesan Linguine alle Vongole, jadinya dua porsi ya mba,” pesan Jinyoung.
“Saya pesan pasta Primavera,” pesan Nara.
“Saya pesan Shrimp fra Diavolo,” pesan Jinju.
“Baiklah kalau begitu saya ulangi pesanannya, 2 porsi Linguine alle Vongole, satu porsi
Fettuccine alfredo, satu porsi pasta Primavera, dan satu porsi Shrimp fra Diavolo. Ada yang
ingin di pesan lagi?” tanya pelayan tersebut setelah mengulangi pesanan mereka.
“Tolong lima gelas cola juga,” tambah Beomjin.
“Baik, terima kasih sudah memesan. Silakan ditunggu,” ucap pelayan tersebut dan pergi
untuk mengantarkan catatan pesanan mereka.
Makanan yang mereka pesan adalah makanan khas Italia. Linguine alle Vongole adalah
makanan tradisional Italia yang berasal dari Genoa dan Liguria. Linguine merupakan pasta
berbentuk datar yang mirip dengan Fettuccine. Pasta ini lebih lebar daripada spaghetti, namun
sedikit kurang lebar jika dibandingkan dengan fettuccine. Di Italia Linguine juga dapat
disebut trenette atau bavette. Linguine alle Vongole atau Linguine dengan Saus Kerang
adalah masakan yang paling terkenal. Dalam masakan ini saus kerang dicampurkan dengan
bawang putih dan minyak saus untuk disajikan dengan pasta.
Fettuccine alfredo adalah Salah satu saus Italia yang paling terkenal adalah saus Alfredo
yang banyak digunakan untuk makanan mie lebar seperti Fettuccini. Jenis masakan Fettucini
yang paling terkenal adalah Fettucini Alfredo yang dibuat pada tahun 1920an oleh Alfredo di
Lelio di Roma. Resep Fettuccine Alfredo yang asli terdiri dari mentega, krim, lada hitam
segar, dan keju parmesan.
Pasta Primavera adalah salah satu hidangan vegetarian yang paling terkenal di Italia.
“Primavera” berarti musim semi sehingga hidangan ini merupakan kombinasi sayuran dan
pasta dengan berbagai saus yang cerah layaknya warna musim semi.
Shrimp fra Diavolo adalah saus pedas berwarna merah di makanan ini membuatnya
mendapatkan sebutan “diavolo” yang dalam bahasa Italia berarti iblis. Makanan ini berupa
udang yang dimasak dengan pasta dan saus dengan merica dan bawang putih.
Saat mereka sedang menunggu pesanan mereka, tiba – tiba ada seorang wanita yang
menghampiri meja mereka.
“Hai, kamu Yura kan? Min Yura?” tanya wanita itu. Yura dan ke empat temannya pun
terkejut karena kedatangan wanita tersebut.