Chapter 43

1624 Words
Naufal memandang Ariella yang sedang menunduk sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya, entah mengapa Naufal lebih senang memandangi Ariella yang sedang makan, bahkan makanan Ariella sudah hampir sebagian besar masuk ke dalam perut gadis itu sementara makanan yang berada di piring Naufal hanya sebagian kecil yang baru masuk ke dalam perut Naufal, sebagian besarnya masih ada di piring Naufal. Para orang tua yang sedang makan bersama Naufal dan Ariella hanya bisa saling melirik namun mereka tidak mempermasalahkan mengapa Naufal dari tadi hanya melirik ke arah Ariella yang sedang makan dan mengabaikan makanannya. Naufal tersenyum tipis, Ariella menunduk dengan gaya makan yang elegan namun saat makanannya hampir habis dia mendongak menatap ke arah Naufal. Gadis ini memberanikan dirinya untuk menatap mata Naufal. "Kakak Opal, apakah makanannya tidak enak?" tanya Ariella. Naufal menggelengkan kepalanya, dia menjawab, "Makanannya enak." "Apakah Adik Ariel suka dengan makanan ini?" tanya Naufal balik ke Ariella. Ariella mengangguk. Dia menjawab, "Ya, Ariel suka makanan ini, rasanya enak." Ini adalah jawaban dengan lembut dan pelan. Naufal tersenyum. "Adik Ariel suka makanan Perancis?" tanya Naufal. Sebab Naufal mengingat beberapa waktu lalu saat mereka tiba di Pulau Sumba dan hendak pergi ke Resort miliknya sendiri, Naufal mengajak Ariel makan di sebuah restoran Prancis. Begitu juga dengan makanan pagi atau sarapan yang dimakan oleh Ariella, gadis ini ternyata suka makan makanan Mediterania. Ariella mengangguk pelan dia menjawab, "Ya, Ariel suka makan makanan Prancis." Lalu beberapa saat kemudian setelah Ariella menjawab pertanyaan Naufal, dia menatap lagi ke arah Naufal dan bertanya, "Apakah Kakak Opal suka makanan Perancis?" Naufal mengangguk. "Tentu saja. Papa Kakak Opal lahir dan besar di Spanyol, makanan Mediterania juga menjadi makanan favorit Papa dari Kakak Opal, beberapa tahun terakhir ini setelah Kakak Opal melebarkan bisnis di pariwisata, Kakak Opal juga membuka restoran Mediterania di tempat resort milik Kakak Opal. Kakak Opal juga suka makanan Mediterania salah satunya makanan Prancis, meskipun tidak sering Kakak Opal mencicipi makanan Prancis." Ariella tersenyum kecil namun dalam hatinya dia tersenyum lebar, mengapa demikian? karena senang mengetahui bahwa pemuda yang dia naksir atau pemuda yang dia sukai ternyata juga menyukai makanan atau masakan yang sama seperti dirinya suka. "Apakah selain makanan Prancis, Adik Ariel juga suka makan masakan Indonesia seperti bakso atau soto?" tanya Naufal. Ariella menunduk wajahnya terlihat agak menyesal namun dia menatap lagi ke arah Naufal memberanikan dirinya. "Apakah Kakak Opal suka makan bakso atau suka makan soto?" tanya Ariella. Naufall mengangguk. "Ya, Kakak Opal suka makan bakso dan juga suka makan soto." Ariella mengangguk pelan. "Ah begitu," ujarnya pelan. Beberapa detik kemudian Ariella menatap ke arah mata Naufal. "Ariel akan menyukai bakso dan soto jika makan di lain hari bersama Kakak Opal," ujarnya. Mendengar ucapan dari Ariella yang memilih untuk mencoba menyukai makanan yang disukai oleh Naufal, hal ini membuat orang tua Naufal menjadi terharu terutama Popi. Tidak mudah membuat seseorang berubah preferensi apa yang dia sukai menjadi preferensi apa yang pasangan mereka atau orang lain sukai, dalam hal ini Popi sangat menghargai usaha Ariella agar dia menyukai makanan yang disukai oleh Naufal. "Kakak Opal juga suka makanan yang lain selain bakso atau soto?" tanya Ariella. Gadis ini memang penakut dalam mengutarakan maksud dan kata-katanya kepada seseorang, namun ketika dia duduk bersama Naufal dan ada beberapa orang tua yang menemaninya, ketakutannya mungkin sirna untuk sementara ini, dia memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Naufal. Naufal mengangguk. Dia tersenyum. "Tentu saja ada, Kakak Opal suka dengan kue coklat strawberry. Dulu sebelum nenek Kakak Opal meninggal, Kakak Opal ini besar di pangkuan beliau. Nama beliau adalah nenek Momok, dulu waktu kakak Opal masih kecil, kami sering bepergian ke luar negeri bersama kakek Ran, yaitu kakek dari Kakak Opal. Kakak Opal suka makan makanan stroberi karena nenek Kakak Opal juga suka strawberry," jawab Naufal. "Apakah adik Aril suka makan makanan manis?" tanya Naufal. Ariella mengangguk pelan dia menjawab, "Suka makan makanan penutup Perancis." Naufal tidak melunturkan senyumnya meskipun selera mereka berdua berbeda dalam makanan kesukaan, namun dia tetap menghargai jawaban dari Ariella. Beberapa detik kemudian Ariella berkata, "Apakah kue coklat strawberry itu enak dan manis?" Naufal mengangguk. "Tentu saja kue coklat strawberry itu manis dan enak, nanti kapan-kapan Kakak Opal akan membawakan kue coklat strawberry untuk adik Ariel makan. Bagaimana? apakah adik Aril setuju?" tanya Naufal kepada Ariella. Ariella mengangguk. "Baik, kapan-kapan Kakak Opal akan membawakan kue coklat strawberry untuk Ariel makan." Ucapan ini meskipun terdengar pelan dan agak penakut namun justru mengandung nada senang. Ariella senang bahwa Naufal memperhatikan dirinya, dia menunduk sambil tersenyum lalu menghabiskan makanan sisa yang berada di piring. Naufal merasa bahwa entah mengapa suasana hatinya setelah bercakap-cakap beberapa saat dengan Ariella dan bertukar pertanyaan dan jawaban mengenai apa preferensi mereka dalam makanan membuat hati Naufal senang. Dia tersenyum lalu menghabiskan makanan yang berada di piringnya dengan secepat kilat meskipun dia terlambat makan atau mencicipi makanannya, itu tidak masalah. Porsi makan Naufal juga besar dan dia makan dengan kecepatan yang cukup cepat mengimbangi kecepatan makan dari Ariella yang baru saja menghabiskan makanannya. Ariella mencicipi makanannya dengan penuh semangat meskipun tidak terlihat begitu sangat norak seperti orang yang kelaparan, gerakannya sungguh elegan. Ariella meneguk jus yang juga merupakan makanan Mediterania asli Prancis. Naufal mengikuti gaya makan dari Ariella. Entah mengapa setiap gerakan Ariella yang dilakukan di depannya membuat Naufal tersenyum kecil dan Naufal mengikuti. Diam-diam Popi dan Ben saling melirik, mereka menunduk lalu menghabiskan makanan sisa yang ada di piring mereka, sementara itu Gaishan sedari tadi hanya melirik ke arah Naufal dan Ariella dengan tatapan serius lalu kemudian dia manggut-manggut seakan mengerti sesuatu. Sementara itu Fathiyah yang berada di sampingnya menoel kasar dengan suaminya. "Apa yang kamu lihat, Bang? ayo makan makananmu. Itu masih banyak." Gertak Fathiyah. Gaishan melirik ke arah sang istri, dia tersenyum cengengesan. "Hehehe! hanya melihat sepasang pasangan yang berpotensi berkembang serius di masa depan." Fathiyah memutar bola matanya. "Lihat! semua orang sudah makan habis makanan mereka, kamu belum menghabiskan makananmu, Bang. Kita akan pergi setelah makananmu habis, jangan buang-buang waktu, Opal dan Ariel sakit setelah kecelakaan yang mereka alami, jangan menambah beban mereka Bang, awas saja yah kalau mereka akan tambah sakit jika terlambat beristirahat!" Gaishan terkekeh ringan, beginilah sifat sang istri padanya meskipun galak namun hati sang istri lembut. Gaishan yang sudah berpuluh tahun hidup bersama sang istri bukan bertambah jengkel atau marah atas ucapan istrinya, melainkan dia tambah sayang dengan sang istri, beban mereka sudah habis setelah anak mereka menikah. Hari-hari dia jalani dengan istrinya dengan penuh kedamaian meskipun ada beberapa hal kecil entah itu masalah rumah tangga kecil mereka ataupun masalah mengenai anak dan cucu mereka yang masih kecil. "Adik Aril, Kakak Opal antarkan kamu ke rumah yah?" tawar Naufal setelah beberapa saat mereka sudah selesai makan makanan. Ariella melirik ke arah sang paman–Nibras, lalu dia juga melirik ke arah pamannya yang lain yaitu Gaishan. Kepribadian asli ini tidak terlalu dekat dengan Nibras yaitu keluarga sepupu dari sang ibu. Dia sangat dekat dengan kakak kandung sang ibu itu adalah Gaishan. Untuk pulang ke rumah Nibras, dia merasa ragu-ragu karena dia merasa bahwa pengganti orang tuanya yaitu Gaishan dan Fathiyah. Jika dia pergi ke rumah Nibras, maka dia akan sulit berbaur karena sedari dulu dia tidak dekat dengan Nibras. Dulu dia sangat dekat dengan kakeknya yang bernama Busran, namun sang kakak telah pergi menghadap Ilahi, harapannya karena sang orang tua jauh darinya maka dia bertumpu pada sang Paman, kakak kandung dari sang ibu. Melihat bahwa Ariella begitu ragu untuk menjawab, Gaishan melirik ke arah Naufal. "Dia akan pulang dan bermalam di rumah Om Gaishan." "Ariel, pulang ke rumah Om ya?" bujuk Gaishan. Tentu saja Ariella mengangguk. "Um, pulang ke rumah Om Shan," jawabnya . Naufal melirik ke arah Nibras dan Gaishan secara bergantian. Nibras berkata, "Memang seperti ini. Jika itu Lia yang ada maka dia lebih dekat dengan keluarga kami, namun jika itu Ariel yang ada maka dia lebih dekat dengan keluarga kandung dari ibunya." Naufal mengerti satu permasalahan lagi, ternyata ada banyak yang belum dia mengerti atau ketahui mengenai adik sepupunya ini, namun itu tidak masalah perlahan-lahan Naufal pasti akan mengetahui apapun mengenai Ariella, karena dia sudah memutuskan bahwa akan menyembuhkan kepribadian Ariella dan membunuh semua kepribadian yang lain. Naufal mengangguk, dia bertanya kepada Ariella lagi. "Kakak Opal antar ke rumah Om Shan, ya?" tawar Naufal. Mendengar tawaran dari pria yang dia sukai, Ariella melirik ke arah sang Paman. Meskipun dia sangat menyukai Naufal dan ingin sekali berada lagi satu mobil dengan Naufal, namun dia harus menghargai sang paman. Gadis ini sangat penurut, dia harus meminta dan mendapatkan izin dari pamannya karena biar bagaimanapun juga sang paman dan tantenya adalah orang tua penggantinya ketika orang tuanya tidak ada bersamanya. Gaishan tentu saja dengan senang hati tertawa sambil mengangguk, dia setuju. "Kenapa nggak bisa? ayo sekaligus kamu kalau mau tidur di rumah om Gaishan, tidur saja. Mama dan papa kamu pasti nggak khawatir iya, kan?" Gaishan melirik ke arah Popi dan Ben. Popi mengangguk begitupun juga dengan Ben. "Tentu saja kami nggak khawatir, biar bagaimanapun juga kita ini ada hubungan saudara. Gaishan kan kamu juga bersepupu dengan aku, masa nggak boleh anak aku tidur di rumahmu." Popi terkekeh, dia setuju dengan sang sepupu. "Ah, baguslah kalau begitu, karena semua sudah setuju ayo kita pulang! ini juga sudah malam. Opal dan Ariel butuh istirahat, badan mereka pasti sakit setelah mengalami kecelakaan," ujar Gaishan. Semua orang mengangguk, mereka keluar dari restoran itu. Sesampainya di depan pintu restoran, mobil mereka telah menunggu. Naufal dan keluarga Gaishan memasuki sebuah mobil, dimana Gaishan yang menjadi supirnya sementara itu Fathiyah duduk di jok penumpang depan, sementara yang lainnya yaitu Naufal dan Ariella duduk di jok penumpang belakang. Nibras dan istrinya pulang ke kediaman mereka yaitu kediaman utama Nabhan, begitu pula dengan Popi dan Ben, mereka akan pulang ke kediaman Basri. Malam ini, Naufal akan tidur untuk pertama kalinya di rumah sang paman yang bernama Gaishan. *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD