Chapter 37

1557 Words
Naufal menatap pintu di depannya, pria itu sedang berdiri di depan pintu yang adalah kamar dari Ariella atau sekarang yang didiami oleh Lia kecil. Penghuni kamar itu sedari tadi masuk dalam kamar setelah masalahnya diselesaikan oleh Naufal. Setelah Naufal mengerti penjelasan dari Mentari yang mengatakan bahwa Ariella memiliki kepribadian ganda, Naufal memutuskan untuk membantu Lia kecil atau membantu Ariella untuk menyembuhkan Ariella. Tangan Naufal terangkat dia berniat ingin mengetuk pintu kamar itu namun tiba-tiba Naufal teringat akan tatapan dingin yang dilayangkan oleh Lia kecil padanya, tatapan itu sangat dingin dan mengisyaratkan kepada semua orang bahwa jangan ada yang mendekati dia, jika ada yang berani mendekati dia, maka mereka akan mendapatkan remuk atau patahan tulang sama seperti pria yang baru saja dihajar oleh Lia Kecil. Setelah memikirkan itu Naufal merasa ngeri, dia tiba-tiba menggelengkan kepalanya dan mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu itu, Naufal bergumam, "Ck, kalau aku masuk sekarang pasti yang muncul adalah Lia kecil, tulangku pasti akan menjadi remuk dan badanku pasti akan dibanting sana-sini oleh Lia kecil." Naufal berbalik, dia melangkahkan kakinya menjauh dari pintu kamar Ariella, dalam perjalanan menuju ke kamar miliknya, dia terus mengingat apa saja yang dilakukan oleh Ariella yang dikuasai oleh Lia kecil. "Jadi tragedi delapan belas tahun yang lalu yang aku selamatkan siapa?" gumam Naufal bertanya pada dirinya sendiri. Dia masih melangkah kakinya. "Apakah aku menyelamatkan Adik Ariel ataukah Lia kecil?" gumamnya lagi. Naufal berjalan ke kamar miliknya sambil mengingat masa lalu, dia mengingat lagi ketika di mana terjadi penembakan pada dirinya dan kepada pengawal Basri saat itu. "Saat itu aku melihat Adik Ariel memegang senjata dan menembak ke arah orang yang ingin menembak ke arahku," ujar Naufal, dia terdiam saat mengatakan kalimat ini. "Jadi menurut apa yang telah Tante Tari jelaskan, Lia ini dia sangat dingin, kasar dan brutal. Mungkinkah ketika pada saat terlibat baku tembak yang ada di dalam restoran pizza itu adalah Lia kecil?" tebak Naufal. Beberapa detik kemudian Naufal melanjutkan langkah kakinya. "Nggak salah lagi itu pasti Lia kecil," sambungnya yakin. Namun saat dia melangkahkan kakinya dia berhenti sejenak, Naufal mengingat lagi bahwa setelah mereka keluar dari restoran pizza itu, dia mengingat bahwa Lia kecil kala itu seperti kebingungan dan tidak tahu apa yang terjadi di tempat itu, dan setelah tahu bahwa ada orang jahat yang hendak mencelakai dirinya Lia kecil ketakutan, pada saat inilah Naufal sadar bahwa Lia kecil pada saat itu berganti kepribadian menjadi Ariella, kepribadian yang asli. Mata Naufal melebar jadi dia benar-benar menyelamatkan adik Ariella, seingat dia Ariella saat itu sangat ketakutan namun pada saat itu Naufal berusaha untuk tak takut dan malah menenangkan Ariella agar sepupu perempuannya itu tidak takut dan patuh pada perkataan Naufal. Saat inilah wajah Naufal berubah serius, dia menatap ke arah depan. "Jika dibiarkan maka Lia kecil akan terus-menerus menguasai tubuh Adik Aril, jika seperti ini maka kepribadian asli akan tidur selamanya. Jika hal serupa terjadi padaku, aku juga tidak mau dan jika seandainya Aini punya kepribadian ganda dan dikuasai oleh kepribadian lain yang menumpang pada dirinya, aku juga tidak mau untuk apa kepribadian lain menguasai diri adikku," ujar Naufal. Di dalam hati Naufal dia telah memutuskan bahwa apapun yang terjadi dia tetap akan mengembalikan kepribadian asli dari adik sepupunya. Naufal kembali melanjutkan perjalanan ke kamarnya, dia menutup pintu dan mengganti bajunya di kamar mandi, kemudian mandi dengan shower air hangat. * Di dalam kamar Lia kecil, dia melirik ke arah pintu kamarnya. Gadis ini tahu bahwa ada seseorang yang baru saja beranjak dari depan pintu kamarnya, namun dia sama sekali tidak merespon hanya menatap dingin ke arah pintu itu dan kembali menatap pantulan dirinya ke arah cermin, Lia kecil tidak ingin memakai pakaian feminim dia kembali merubah gaya pakaiannya yaitu membuang dress yang indah itu ke dalam tempat keranjang pakaian kotor dan meraih tas ransel militernya, kemudian dia mengambil baju kaos serta celana taktikal, dia juga melihat penampilannya di depan cermin merasa bahwa ini adalah gayanya dia mengangguk puas. Lia kecil duduk di pinggir ranjang kemudian dia tidur terlentang. "Aku yakin mereka punya suatu rencana terhadapku, heum!" dengus Lia kecil pelan. Tatapan matanya dingin ekspresi wajahnya datar dan sama sekali seperti tidak merasakan apapun. "Jika Kakek Agri dan Nenek Lia masih berada di sini, maka orang-orang ini tidak akan menindasku. Mereka tidak akan berani terhadapku, tetapi Nenek Lia dan Kakek Agri telah pergi, aku benar-benar seperti dikucilkan dilihat dengan sebelah mata dan tidak ada satu keluarga yang ingin menerimaku, mereka hanya ingin menerima Ariel," ujar Lia kecil. "Untuk apa menerima gadis bodoh dan lemah seperti dia, menjaga dirinya sendiri saja tidak bisa, heum." Dengus Lia kecil. * Di dalam ruangan tadi Eric dan Bushra masih bersama dengan Mentari, suami istri itu melirik ke arah Mentari. "Aku tidak keberatan jika Opal tahu mengenai kondisi anak kami, sebab dia juga bagian dari keluarga. Aku juga tidak bisa mengintervensi dengan cara apa kamu ingin menyembuhkan anak kami, aku berharap bahwa caramu kali ini benar-benar menghilangkan dua kepribadian yang berada dalam diri anak kami," ujar Eric. Mentari mengangguk. "Cepat atau lambat pasti kepribadian Lia kecil akan mengetahui rencana kita, jangan sampai dia tahu apa yang kita rencanakan, Lia kecil bisa mencegah Loli muncul dan dia juga bisa mencegah Ariel muncul, tapi kita mempunyai dua senjata utama untuk melawan Lia kecil," ujar Mentari yang terlihat sangat yakin. Eric dan Bushra saling melirik, mereka mengerutkan dua kening mereka. "Dua senjata yang mampu melawan Lia?" tanya Bushra. Mentari mengangguk lalu menjawab, "Ya, dan senjata itu baru saja keluar dari ruangan ini, itu adalah senjata kedua untuk melawan Lia kecil." "Maksudmu Opal?" tebak Eric. Siapa lagi yang baru saja keluar dari ruangan itu kalau bukan Naufal, pikir Eric. Mentari tersenyum kecil lalu dia mengangguk. "Ya," sahut Mentari. "Tapi Opal tidak punya pengalaman untuk menyembuhkan orang yang memiliki kepribadian ganda, apakah kamu yakin dia bisa menyembuhkan Aril?" tanya Eric. Mentari mengangguk. "Aku yakin, jika kalian lebih jeli lagi apakah kalian mengetahui perasaan anak perempuan kalian?" Eric dan Bushra saling melirik. "Maksudmu perasaan Aril?" tanya Eric. Mentari mengangguk. "Ya." "Jadi maksudmu perasaan Ariel itu …," ujar Bushra agak ragu, namun Mentari tahu bahwa Buhsra ingin mengatakan hal yang benar tentang perasaan Ariella. "Ya, Ariel menyukai opal," timpal Mentari. Eric dan Bushra saling melirik. Mentari tersenyum kecil dan berkata, "Kalian tidak bisa pungkiri bahwa Ariel menyukai Opal dan ini adalah senjata utama kita selain Didi yang menjadi penawar bagi munculnya kepribadian asli Ariel. Opal adalah penawar yang bagus, dengan memiliki orang yang dia cintai atau orang yang dia sukai maka seseorang akan tetap bertahan di sisi orang yang dia sukai. Dalam hal ini jika kita membiarkan Opal terus-menerus berada di sisi Ariel atau Lia kecil, maka cepat atau lambat akan ada kemauan dalam diri Ariel untuk tetap muncul dan bertahan agar tidak didahului oleh kepribadian yang lain, dengan begini maka kepribadian kedua dan ketiga akan berpotensi untuk tidur," ujar Mentari. Eric dan Bushra sekarang mengerti mengapa Mentari meminta bantuan dari Naufal, rupanya apa yang mereka lihat dan apa yang mereka tebak dari gerak-gerik asli kepribadian anak mereka yaitu Ariel yang selama ini mencuri-curi pandang kepada Naufal ternyata benar bahwa anak perempuan mereka menyukai Naufal. "Syukurlah jika Ariel sudah punya seorang pria yang dia sukai. Aku sangat senang, menurutku Opal itu adalah pemuda yang baik dia tidak sombong dan sangat penyayang buktinya tadi malam saja dia mengantarkan Ariel untuk makan malam dan menggendong Ariel ke kamarnya, dia sama sekali tidak mengeluh apakah Ariel berat atau tidak namun dia tetap menjaga Ariel," ujar Bushra. Eric diam, dia merasa bahwa belum siap menerima kenyataan bahwa anak perempuannya menyukai pria lain, sebab dia sebagai seorang ayah merasa agak cemburu pada Naufal. Dia saja yang sebagai ayah kurang disukai oleh anaknya dan aktivitas mereka sangat terbatas dikarenakan kepribadian lain yang selalu muncul dalam diri anaknya, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa toh anak perempuannya bagus menyukai pria yang asal-usulnya jelas dan penyayang pada perempuan, toh Naufal juga bukan orang luar begitulah pemikiran Eric. Sementara itu, di dalam kamar Ben dan Poppy. Ben melirik ke arah Poppy, Poppy duduk di kepala ranjang sementara itu Ben duduk di pinggir ranjang. "Dia muncul lagi malam ini," ujar Ben. Poppy mengangguk. "Mau bagaimanapun Ariel itu memiliki kepribadian yang lain dan menurutku kepribadian yang baru keluar tadi itu sangat dominan, buktinya dia bisa saja menentukan masa depan dari tubuh asli Ariel tanpa pengetahuan Aril sendiri. Menurutku Aril adalah anak yang baik, penurut dan pemalu, dia tidak terlalu suka dengan hal kekerasan, dia bahkan membunuh semut saja menangis, semut yang menggigit tangannya saja, dia hanya bisa menangis tapi dia tidak tega untuk menyakiti semut itu namun berbeda dengan Lia kecil ini, aku melihat dia sangat mengerikan bahkan dia dengan brutalnya menghajar seorang tamu malam ini. Aku merasa bahwa ah sudahlah jangan aku bicara lagi, terlalu ngeri jika aku mengingat tangan pemuda itu terkilir," balas Popi. Ben naik ke tempat tidur, dia menyelimuti dirinya dan sang istri. "Kita tidak bisa mencampuri apa yang Eric dan Sira inginkan. Jika itu terjadi pada Aini, aku juga ingin mengambil langkah seperti Eric dan Sira, aku tidak mau Aini dikuasai oleh kepribadian lain. Aku suka kepribadian Aini yang asli dan tidak mungkin aku ingin membiarkan Aini dikuasai oleh kepribadian yang lain aku sebagai ayah jelas menolak pemikiran itu dan mendukung pemikiran Eric," ujar Ben tegas, dia tidak banyak neko-neko jika menyangkut anak perempuannya. Popy melirik ke arah sang suami. "Baiklah aku juga setuju denganmu. Ayo kita tidur!" Lampu dimatikan, pasangan suami istri tidur. *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD