Siluman Kuno
Seribu tahun yang lalu di sebuah lembah kematian, dua aliran hitam dan putih sedang berperang memperebutkan harta benda, pusaka, kedudukan serta pengakuan yang membuat banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak.
"Serang!" teriak komandan dari pendekar aliran hitam.
Pasukan pendekar bintang 2 dan 3 menyerang dengan beringas, mereka terlihat sangat haus akan darah.
"Jangan takut! Jangan gentar! Cahaya akan selalu menang dari kegelapan! Kuatkan diri kalian! Kita berjuang untuk kedamaian!" Komandan dari pendekar aliran putih berteriak dengan lantang. "Serang!!!" Sambungnya.
Masing-masing pendekar mengeluarkan elemen yang mereka miliki, api, air, tanah, kayu dan besi terlihat sangat jelas dalam pertempuran itu. Tidak sedikit dari korban jiwa yang mati karena terpanggang api ataupun terkena pukulan dari elemen tanah.
Tengkorak Hitam mendesis kesal melihat ketidakbecusan pasukannya melawan mereka. Dia memerintahkan kepada pasukan khusus yang terdiri dari pendekar bintang 4 tahap perak sampai emas menyerang dengan kekuatan penuh.
Pendekar yang menjadi pemimpin pasukan aliran putih yaitu Logam Putih juga memberi perintah kepada pasukan yang telah disiapkan sebelumnya.
Trang!!
"Argh!"
"Mati kau! Mati kau! Mati kau!"
Tengkorak Hitam terlihat begitu senang karena pasukan Setan Perang yang dipimpinnya bisa menekan pihak musuh.
Logam Putih segera melompat ke tengah-tengah pertempuran. "Palu Keadilan!"
Sebuah palu besar berwarna emas tercipta dari elemen besi yang dimiliki Logam Putih, itu adalah jurus mematikan miliknya. Logam Putih menghantamkan palu tersebut ke beberapa pendekar bintang 4. Kekuatan Palu Keadilan itu membuat tubuh mereka yang terkena menjadi hancur.
"Kurang ajar kau, Logam Karatan!" Tengkorak Hitam langsung terbang dari singgasananya saat menyaksikan pemimpin aliran putih membunuh 3 dari 10 pasukan Setan Perang.
Dua pendekar bintang 5 tahap perak itu saling beradu kekuatan, gelombang kejut tercipta ketika mereka beradu tapak yang dilapisi oleh tenaga dalam.
Tiba-tiba sesuatu muncul dari atas langit, membuat seluruh manusia berhenti berperang untuk melihat dimana tekanan aura yang sangat kuat itu berada.
"Apa itu?" Itulah yang diucapkan semua pendekar aliran hitam dan putih secara serempak.
Akibat tekanan aura yang sangat kuat, membuat pendekar bintang satu dan dua dengan tenaga dalam yang lemah menjadi pingsan karena tidak sanggup menahan. Sedangkan pendekar bintang tiga dan empat yang memiliki tenaga dalam tinggi mematung tidak bisa menggerakkan tubuhnya sesaat.
Sebuah pusaran dengan diameter sangat luas menampakkan dirinya dan membuat langit menjadi gelap. Dari dalamnya muncul empat gumpalan berwarna hitam bercampur ungu yang sesekali memercikkan listrik menghantam daratan dengan sangat kuat.
Seluruh manusia yang sedang berperang menjadi terkepung, dimana gumpalan itu jatuh di masing-masing arah mata angin. Perlahan sebuah kaki dan tangan yang sangat besar keluar dari gumpalan tersebut.
Pertama dari arah barat muncul sosok yang pernah disebut dalam sebuah legenda, namun ukuran dan bentuknya sangat berbeda. Wun Dun adalah nama dari makhluk tersebut, naga yang memiliki delapan kepala dan ekor. Tubuhnya kekar dan mempunyai sayap berwarna emas bercampur hitam. Masing-masing kepala makhluk tersebut memiliki surai dari api berwarna merah pekat.
Sosok yang muncul kedua adalah Likai, ia makhluk yang seluruhnya adalah kerangka tulang. Likai memiliki empat tangan, dimana masing-masingnya menggenggam pentungan berduri dengan ukuran raksasa berwarna hitam pekat. Terdapat sebuah mahkota aneh pada kepalanya.
Naima makhluk yang keluar ketiga setelah Likai, ia mempunyai tubuh dari gabungan binatang, dimana bagian badannya harimau, berkepala monyet dan mempunyai ekor ular king kobra. Warna tubuhnya ungu gelap dan setiap kakinya memiliki kilatan petir.
Makhluk terakhir adalah Tao Tie, seluruh tubuhnya terbuat dari batu yang sangat asing. Dari celah-celah badannya mengalir lahar sangat panas.
Semua makhluk itu mengaum dengan sangat keras, sampai menimbulkan tekanan angin yang kuat, membuat tubuh pendekar yang pingsan terlempar jauh.
Awalnya pendekar aliran hitam merasa senang karena aura yang milik makhluk itu sama dengan yang dimiliki mereka. Namun ternyata empat makhluk itu menyerang seluruh pendekar yang tidak memandang mereka dari aliran hitam ataupun putih. Memaksa mereka yang berselisih bekerja sama untuk membasmi makhluk tersebut.
Pendekar kedua aliran mengalami kekalahan sangat telak, karena kekuatan empat makhluk asing tersebut sangat kuat. Wun Dun terus menyemburkan api dengan tekanan sangat panas, membuat siapapun yang tersentuh terbakar sampai menjadi abu. Naima sosok seperti gabungan ketiga hewan itu mencengkram para pendekar, lalu ditelannya. Tidak berhenti disitu, Likai menghantamkan palu raksasanya membuat pendekar bertebrangan ke segala arah akibat tekanan pukulan darinya. Sedangkan Tao Tie melemparkan batu berapi yang diciptakannya ke arah pendekar yang mencoba kabur. Batu itu seperti sebuah meteor dengan daya ledakan sangat kuat.
Merasa sudah tidak ada harapan untuk selamat, para pendekar yang tersisa hanya berlutut pasrah menerima serangan yang akan dilancarkan empat makhluk itu. Namun tiba-tiba serangan itu dipatahkan, api yang dilepas oleh Wun Dun dihadang oleh terjangan air yang sangat besar sampai membuat api tersebut padam. Hantaman pukulan Likai ditepis dari samping oleh sebuah logam yang mempunyai bentuk tiang panjang. Naima yang mencoba menerkam mereka ditahan oleh akar tanaman menjalar dan sebuah tameng raksasa terbuat dari tanah yang sangat tebal melindungi pendekar dua aliran dari hantaman batu lava milik Tao Tie.
Setelahnya muncul lima manusia mendarat di tanah, dimana masing-masing tubuh mereka di keliling elemen logam, kayu, air, api dan tanah. Mereka mematahkan serangan dari empat makhluk tersebut dengan sangat mudah, karena lima orang itu memiliki tenaga dalam sangat tinggi.
"Dari mana mereka berasal!" tanya lelaki yang memakai jubah berwarna merah. Seluruh tubuhnya dikelilingi oleh elemen api.
"Aku tidak tahu. Mereka seperti dari dunia lain, karena bentuk, ukuran dan kekuatannya sangat berbeda dari makhluk yang ada di dunia kita," jawab lelaki bertubuh kekar, dimana terdapat lima bola besi melayang di belakang punggungnya.
"Mereka bersiap menyerang kembali!" teriak wanita yang mempunyai rambut berwarna biru. Dia membuat perisai dari elemen air yang ditingkatkan menjadi perisai es.
Pertempuran dari kedua belah pihak memakan waktu sepuluh hari lamanya, sampai kelima manusia itu merasa tidak sanggup lagi. Tenaga dalam yang mereka miliki sebentar lagi akan habis.
"Inikah akhir dari dunia ini," ucap lelaki bertubuh tambun yang beberapa tubuhnya masih dilindungi oleh zirah dari tanah.
"Tidak aku sangka, aku mati seperti ini."
"Setidaknya kita sudah berusaha sekuat tenaga melawan makhluk itu."
"Sampai jumpa lagi teman dan lawan di kehidupan selanjutnya."
Dua lelaki yang mempunyai elemen api dan logam tertawa lantang.
"Aku tidak menyangka bahwa kita bekerja sama, padahal sebelumnya kita adalah musuh abadi."
"Semoga pada kehidupan selanjutnya kita menjadi teman dan bersama menguasai dunia."
Mereka ber-lima berpegangan tangan dengan wajah tersenyum puas, memandang empat makhluk asing itu melayangkan serangan.
Sebelum serangan itu mengenai mereka berlima, dari langit muncul sebuah lingkaran berpola sangat asing berwarna putih yang sangat terang. Membuat mereka tertegun karena baru kali ini melihat sebuah cahaya yang sangat terang, namun tidak membuat mata mereka menjadi sakit.
Empat makhluk itu menarik serangannya, mereka menatap ke langit sambil mengaum sekuat tenaga.
"Maafkan kesalahan saudaraku yang membuat siluman ini menghancurkan semesta kalian. Akan aku berikan kalian bantuan untuk menyegel mereka."
Lingkaran sihir itu mulai turun ke arah lima manusia tersebut dan memberikan tambahan kekuatan tenaga dalam sangat banyak. Tidak sampai disitu, tubuh mereka bersinar sangat terang dan dari kedua tangan mereka muncul elemen baru, yaitu elemen angin dengan tekanan sangat kuat.
"Pakailah kekuatan itu." Setelah suara itu menghilang, muncul sosok bayangan sangat besar bertubuh manusia yang memiliki empat sayap. Dia yang tidak diketahui siapa identitasnya terbang dan menghilang dari langit.
Akhirnya dengan kekuatan yang diberikan, kelima manusia itu berhasil melawan dan menyegel makhluk tersebut yang masing-masing terlempar di empat benua.
Sebelum siluman tersebut masuk ke dalam kurungan segel, mereka memuntahkan bagian kekuatannya dan menciptakan siluman-siluman dengan bentuk dan ukuran berbeda.
Kelima manusia yang melayang di udara, tidak mampu lagi mengejar dan membunuh siluman baru itu, karena kekuatan yang sudah terkuras habis. Perlahan mereka turun ke daratan dengan kedua lutut menjadi pondasi tubuh mereka.
Pada akhirnya para siluman membuat sarang yang membentuk sebuah hutan, dimana tempat itu dijuluki 'Hutan Terlarang'.
Kekuatan elemen angin seketika menghilang dari tubuh mereka setelah semuanya telah selesai dan membuat kelima orang itu memiliki kekuatan seperti dulu.
"Kita akan mengenang kejadian ini sampai kapanpun."
"Nama apa yang tepat untuk menjadi pengingat kejadian ini?"
"Era Kehancuran dan makhluk itu akan kita sebut Siluman Kuno."
"Aku berharap ini tidak terulang kembali," ucap lelaki terengah-engah yang memiliki elemen api.
Akhirnya manusia selamat dari kehancuran yang diakibatkan empat siluman kuno. Mereka yang tersisa memilih kembali pulang dan tidak lagi melanjutkan pertempuran yang awalnya sedang berlangsung.
Lima manusia yang telah menyelamatkan dunia ini dikenang oleh seluruh manusia sebagai 'Pelindung Suci'. Kaisar kerajaan dari masing-masing benua memutuskan untuk membuat patung dari kelima jagoan setinggi seratus meter, sebagai penghormatan bahwa mereka yang menyelamatkan dunia dari kehancuran dan menunjukkan bahwa dunia ini dilindungi oleh pelindung suci.