Move on

1646 Words

Aku memandang punggung gadis di depanku dengan kening berkerut. Dia berubah. Dia lebih galak dan jutek ketimbang Moza. "Lo jalan apa ngesot sih? Lama amat!" omelnya seraya menoleh ke arahku. Aku memutar bola mata bosan. Dari pertama kali bertemu, dia tidak ada henti-hentinya memarahiku. Tidak jarang juga dia mengejekku dengan sepenuh hati yang kerap memancing emosi. Untung cewek, kalau cowok beneran udah aku lemparin granat kali. "Lo mau ke mana sih?" tanyaku bingung seraya mempercepat langkahku agar dapat menyamainya. "Gak tau," jawabnya dengan sebal.  Kami berdua adalah korban usir dari Ferrish. Tadi setelah pertandingan basket--yang dimenangkan sekolahanku--Ferrish langsung menyuruhku dan Naura untuk pergi sejauh-jauhnya agar tidak mengganggunya. Sejujurnya aku benar-benar merasa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD