BAB 19

1065 Words
Saat Fero pulang ternyata dirumahnya ada Mobil hitam yang terparkir, dia tidak pernah melihatnya sebelumnya. "Siapa ya malem-malem gini!" Ucap Fero heran dalam hatinya. Lalu saat memarkikan motornya Fero terkejut karena pria yang sedang duduk di depan rumahnya memakai baju rapih memakai jas, dandanannya layaknya seorang pengusaha kakap. "Maap mas mencari siapa ya?" Tanya Fero dengan sopan. Lalu pria berbaju rapih itu berdiri dan menghampiri Fero, bukan takut yang ada di benak Fero namun lebih ke aneh mengapa pria yang tidak di kenalnya duduk didepan rumahnya seenaknya. Pria itu merapihkan baju Fero dan mencium aroma bajunya Fero. "Huhhh, bau baju murah!" Ucap Lelaki itu sambil menutup hidungnya. Fero menurunkan halisnya isyarat bahwa dia heran dengan prilaku lelaki itu. "Sekali lagi saya tanya anda cari siapa ya?, mungkin salah alamat karena saya gak kenal sama anda" Tanya kembali Fero berusaha tetap sopan. "Gw mau cari cowo yang gak tahu diri, miskin, yang berani-berani deketin Eliya!" Ucap lelaki itu mendekatkan wajahnya ke Fero. Lalu lelaki itu berbalik kearah rumah Fero dan melebarkan kedua tangannya. "Rumah kumuh gini apa yang bisa di banggain?" Ucap lelaki itu dengan nada sombong. Fero mulai kesal dengan sikap lelaki itu, pertama tidak dikenalnya dan yang kedua dia merendahkan Fero. Fero paham bahwa lelaki itu cemburu dengan kedekatannya dengan Eliya, dan Fero tahu betul cara membakar seseorang yang sedang cemburu. Fero lalu menarik bajunya dan menghadapkan wajahnya kepada lelaki itu, "Mending sekarang lu pergi!, Lebih hina orang kaya yang merasa tersaingi oleh orang miskin!, dan satu hal yang perlu lu tau Eliya gak akan pernah suka sama orang kaya lu!" Ucap Fero sambil menunjuk ke arah jalan isyarat menyuruh lelaki itu pergi. Lelaki itu menjauh dari Fero pertanda dia takut kepada Fero, takut di bogem, memanglah seperti itu orang kaya yang sombong jika saling berhadapan langsung. Lalu lelaki itu menunjuk wajah Fero, "Lu jangan macem-macem sama gw!, kalau lu gak mau hancur!" Ucap Muka lelaki itu dengan belagu. "Sini deket gw ngomongnya!, jangan sambil jalan mundur!" Ucap Fero terus memandangi lelaki itu dengan tajam. Lelaki itu pun berjalan menuju mobilnya dan di depan pintunya dia berkata, "Liatin aja lu!, sekali lagi lu deketin Eliya lu bakal tau akibatnya!" Ucap lelaki itu sambil masuk ke mobilnya. Dan saat hendak pergi lelaki itu menggerungkan mobilnya sehingga membuat Yuni yang sedang tidur keluar karena penasaran. "Ada apa kak?" Ucap yuni sambil mengucek matanya. "Engga ada apa-apa, itu ada pengendara mobil yang mabok!" Ucap Fero sambil mengusap kepala Yuni. "Kirain ada apa!, Yaudah yuni tidur lagi ya kak!" Ucap Yuni. "Iyah sana tidur lagi nanti kesiangan sekolah!" Ucap Fero sambil tersenyum. Yuni masuk kedalam kembali, namun Fero masih diam di luar diam tanpa kata, mungkin dia masih memikirkan hal yang terjadi barusan. "Siapa ya kok kaya orang gila maen ancem-ancem orang aja!" Fero heran dalam hatinya. Yang ditakuti Fero bukanlah keselamatannya sendiri melainkan adiknya, Fero tahu orang kaya seperti lelaki tadi bisa nekat dan kejam, apalagi orang kaya seperti itu kebal hukum jika berurusan dengan orang kecil seperti Fero. Namun Fero tidak mau terlalu ambil pusing dan segera masuk untuk meng istirahatkan badan dan pikirannya. Tretetetetetttt.....,Tretetetetettt..., Suara Hp Fero berbunyi. Fero masih tidur namun karena Karenanya terus berbunyi Fero pun terbangun. "Siaaapaaa sih!" Ucap Fero dengan kesal dalam hatinya. Fero pun melihat hp nya, sontak matanya langsung terbuka lebar karena yang menelponnya adalah El, "Iyaaa halo!, ada apa El?" Tanya Fero dengan suara serak khas bangun tidur. "Hmmm baru bangun ya!, Bisa anterin aku ke kampus gak kak?" Tanya El. Mendegar itu Fero langsung duduk dan bersemangat, "Oh iya!, bisa kapan?" Tanya Fero dengan semangat. "jam 10 kak!, aku tunggu di depan ya!" Jawab Eliya suaranya terdengar seperti senang. "Oke kalau begitu!, aku kesana pasti tepat waktu!" Ucap Fero. "Yaudah kak sampai ketemu!, byeee!" El menutup telelponya. Fero langsung melihat jam di hp nya dan ternyata sekarang sudah pukul 9.15, Fero langsung beranjak dari kasurnya dan pergi menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. Setelah selesai mandi Fero malah saling bertatapan dengan lemari bajunya, dia kebingungan harus memakai pakaian apa untuk mengantar El ke kampusnya. "Pake apa ya aduhh!, hah sudahlah pakai yang aku suka saja!" menggrutu Fero bimbang. Fero memakai kameja biru dongker, kancingnya dia buka satu dan di bagian lengannya dia lipat, setelah itu dia mengambil sisir dan merapihkan rambut belakang dan pinggirnya tapi bagian depannya dia rancungkan keatas biar terlihat modis. "Emang ganteng sih!, mau digimain juga!" Ucap Fero di depan kaca. Namun Fero masih memakai kolor, karena dia masih bingung celana apa yang paling pas untuk pakaiannya. Fero pun melihat-lihat celananya dan memeganginya satu-persatu. "Kalau pake katun malah kaya mau ke ondangan!, yasudahlah mending memakai celana jeans saja biar keren kaya anak muda jaman now!" Ucap Fero sambil tertawa sendiri. Fero selesai berdandan, dia langsung memanaskan motornya. Fero berusaha meluruskan niatnya bahwa ini semua hanyalah demi uang, bukan untuk modus mendekati Eliya, bukan berarti Fero takut dengan ancaman dari lelaki aneh semalam, melainkan Fero tidak mau sampai Membawa Eliya kedalam jurang penyesalan. Namun Fero tidak bisa membohongi hatinya, dia juga senang karena harus mengantar Eliya, sungguh Fero berusaha memerangi perasaannya sendiri. Fero berangkat menuju rumah El, sesampainya di rumahnya Fero terkagum-kagum melihat El yang berdandan sangat cantik, karena sebelumnya El tidak memakai make up namun sudah cantik, sekarang di tambah make up, semakin dashyat saja paras El menyinari mata. Namun ada seorang bapak-bapak keluar dari gerbang dan menyauti El. "Non yakin gak akan dianter?" Tanya bapa itu ke El. "Gausah pak!, gak papa aku berangkat bareng sama temen!" Jawab El tersenyum kepada bapa itu. "Tapi non!, nanti tuan marah!" Ucap si bapak dengan suara lemas. "Engga udah gak papa!, lagian ayah juga gak akan tahu kan!" Ucap El berusaha meyakinkan bapak itu "Udah yah aku mau berangkat pak!" Ucap El sambil melambaikan tangan kepada si bapak. Fero hanya memperhatikan dan merasa tidak enak, karena gara-garanya si bapak itu menjadi risau, namun sebetulnya keuntungan juga bagi si bapak karena mengurangi pekerjaannya. "Langsung saja?" Tanya Fero dengan gugup. "Iya kak ayo udah jam 10 juga!" El menghampiri Fero dan naik motornya. Fero langsung menancap gas menuju kampusnya El. "El?" Tanya Fero. "Iya kak?" Jawab El. "Kamu gak malu harus diantar pakai motor?" Tanya Fero mulai merasa gelisah. "Masa malu!, Justru bosen harus diantar terus pakai mobil!, pengennya setiap hari kaya gini!" Ucap El dekat telinga Fero. Fero semakin gugup dan tak karu-karuan karena mendengar perkataan El, namun di sisi lain ini juga merupakan ladang cuan bagi Fero.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD