BAB 20

1036 Words
Fero pun berhasil mengantarkan dengan selama El ke kampusnya, saat mereka sampai banyak orang yang memperhatikan mereka. "Mungkin heran karena diantar olehku yang pakai motor!" Ucap Fero dalam hatinya merasa rendah diri. Para lelaki sepertinya sedang membicarakan Fero karena terlihat dari gerak-geriknya mengobrol sambil melihat ke arah Fero, dan mungkin yang dibicarakan adalah hal jelek. Namun berbeda pandangannya dengan para perempuan yang lewat dan melihat Fero, pandangan mereka yang berbinar-binar ke Fero sungguh tidak bisa disembunyikan, disitulah Fero mulai menyisir rambutnya dengan tangannya. "Beginilah nasib menjadi pria tampan!" Ucap Fero dalam hatinya. "Kak Fero makasih udah nganter!, ini bayarannya!" Ucap El sambil memberikan beberapa lembar uang kepada Fero. "Oh iya El!, aku yang harusnya bilang makasih!" Ucap Fero sambil mengambil uangnya. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki memakai jas, dan ternyata dia adalah lelaki yang mengancam Fero semalam. "El sini dulu!" Ucap Lelaki itu sambil menarik tangan El. "Apaan sih kamu!" Ucap El sambil memberontak melawan saat ditarik. Fero masih diamkan lelaki itu, namun jika semakin kasar lekaki itu kepada El maka secepatnya Fero akan menghadang. "Kamu ngapain sama dia? kenapa chat aku gak di bales telpon aku gak di bales?kamu sengaja jauhin aku!" Ucap lelaki itu dengan ekspresi kesal. "Gini yah Doni pertama aku kan udah bilang kalau kamu jangan deketin aku lagi!, tapi kamu maksa buat deketin aku!, dan yang kedua antara aku sama dia( menujuk ke Fero) itu bukan urusan kamu!, kamu bukan siapa-siapa aku!, udah deh ini diliatin banyak orang malu!" Ucap El dengan sangat kesal sambil melepaskan tangannya dari Doni. Fero berusaha untuk tidak tertawa namun dia tidak bisa menahannya, dan dia membalikan badannya. "Tapi El....!" Ucap Doni sambil berusaha meraih tangan El. "Udahhhh!" Ucap El sambil pergi masuk ke kampusnya. Doni langsung menatap Fero dan menghampirinya, "Gw udah bilang lo jangan deketin lagi El!, tapi lo ngeyel ya!" Ucap Doni dengan emosi. "Gw gak ngedeketin!, lu liat sendiri kan gw cuma tukang ojek!, sensi amat sih!" Ucap Fero dengan suara ngeyel. "Kenapa gak lu tolak?"Tanya Doni dengan ekspresi sama. "Lahh gw kan cari duit!, sekarang gw balik tanya kenapa lu udah di tolak tapi tetep ngeyel?" Tanya Fero sambil tertawa kecil. Doni semakin kesal mendengar perkataan dari Fero, dan dia hendak memukul Fero. Dukkkk...taaaaassssss, Fero menangkis pukulan dari Doni dan membalas pukulannya tepat di wajahnya, dan membuat Doni sempoyongan. Orang-orang mentertawakan Doni, Karena sedang banyak orang Fero merasa macho dan gagah karena membuat Doni mundur tak berdaya, dan Doni kehilangan wajahnya karena malu. "Awasss lu gw bales secepetnya!" Ucao Doni sambil pergi menuju mobilnya. "nangisssssss!" Teriak Fero kepada Doni. Fero tidak sadar bahwa dia sedang dalam bahaya karena berususan dengan Doni, sungguh apa yang dilakukan Doni bisa diluar perkiraan Fero. Siapapun orangnya ketika dihantam oleh api cemburu dan suramnya di permalukan di hadapan banyak orang pasti akan menyimpan dendam dalam hatinya, apalagi Doni memiliki uang yang cukup banyak, bukan hal yang tidak mungkin jika Doni berbuat kejam dengan uang nya. Fero pun memutuskan untuk pulang kembali kerumahnya, namun di perjalanan Fero membeli makan terlebih dahulu karena tadi saat dia berangkat belum melakukan sarapan terlebih dahulu. Singkat cerita Fero sudah membeli makanan dan sudah sampai dirumahnya. Sambil menyantap makanannya Fero memperhatikan Aplikasi khususnya untuk mengecek hari ini ada orderan atau tidak. Namun ternyata belum ada orderan satupun, "Haduh masa anyep lagi ah!" Ucap Fero kesal dalam hatinya. Lalu Fero melanjutkan makan nya. Sore hari pukul 16.40., Tretetetetetttt......Treretetetettttt.... Suara Hp fero yang berbunyi, "Wahhhh orderan nihhhh!" Fero bergegas mengambil Hpnya. Dan ternyata Fero memang mendapat konsumen, "Halllooo, selamat sore!, ada keperluan apa ya menelpon?" Tanya Fero kepada penelpon. "Kak lagi penuh gak?, harga sekali main berapa?" Tanya Penelpon dengan suara perempuan. "nahh kan orderan uhuyy!" Ucap Fero senang dalam hatinya. "Lagi senggang kok kak!, kira-kira buat kapan?" Tanya kembali Fero dengan sopan. Mereka pun melanjutkan obrolan transaksi, seperti biasa Fero melakukan vidio call sebelum menservice dan sekarang dia tenang karena perempuan itu tidak memakai syal. Transaksi pun selesai dan medan pertempuran telah di tentukan, Fero yakin betul bahwa yang sekarang adalah perempuan tulen. Medan pertempuran di hotel Parakan yang dekat dengan tengah kota, banyak orang memilih hotel tersebut untuk menjadi medan tempur mungkin karena fasilitas yang cukup memanjakan penyewanya. Fero pun segera berangkat pergi karena tadi mereka janjian pukul 18.00, pas sekali pergantian siang dan malam. Sesampainya Fero di medan tempur dia langsung menelpon konsumennya, Tutttt..tutttt.tutttt.. "Hallo kak saya sudah di lokasi!" Ucap Fero. "Oh iya sebentar mas saya masih dijalan!" Ucap konsumen Fero. "Oke kak saya tunggu di dekat tangga saja ya!" Ucap Fero sambil berjalan menuju kaki tangga. "Iya mas nanti saya menyusul kesana!" Jawab perempuan itu. Lalu selama 10 menit Fero akhirnya konsumennya datang, dan mereka pun langsung masuk kedalam untuk memesan kamar. kamar 79 lantai dua menjadi medan tempur bagi Fero, mereka langsung menuju kesana. Sepertinya konsumen yang satu ini sudah terbiasa melakukan order, karena dari gerak-geriknya dan cara berkomunikasinya cukup lihai. Tak lama mereka pun masuk ke medan tempur, seperti biasa pertanyaan Fero pada awal sebelum pertempuran. "mau langsung kulit atau pakai plastik kak?" Tanya Fero melihat wajah konsumennya. "Pake plastik aja mas biar gak berhenti sampe akhir!" jawab Konsumennya. "Okedeh kak kalau begitu!" Ucap Fero sambil mengambil plastik di tasnya. Mereka pun melakukan Fore play seperti biasa untuk menjamin kenikmatan dalam pertempuran, tak kalah ganas seperti Fey konsumen ini juga cukup lumayan lihai di pertempuran. Fore play pun selesai dan mereka pun menuju pembukaan. "Mau pake gaya apa kak?" Tanya Fero kepada konsumennya. "Bebass kak aku nurut aja!" Ucap perempuan itu sudah mulai memejamkan matanya. Namun pertempuran baru berjalan 10 menit konsumennya meminta Fero berhenti. "Kakk udah dulu kak!, saya keram, sakit banget!" Ucap Konsumennya sambil menjauh dari Fero. "Oh iya kak kalau begitu!" Ucap Fero memaklumi konsumennya. "Heuhh baru aja penyerangan pertama!" Ucap Fero kesal dalam hatinya. Setelah 10 menit mereka berhenti konsumennya meminta untuk lanjut. "Kak coba di lanjut lagi!" Ucap konsumennya sambil berbaring kembali di kasur. "Oke kak saya masukan ya!" Ucap Fero sambil bergerak mendekati konsumennya. Fero pun memasukan barangnya namun beberapa detik kemudian Konsumennya meminta untuk berhenti kembali. "Kak udah aja kayanya kak keram lagi!, sakit banget!" Ucap konsumennya. "okedeh kak jangan maksain!" Ucap Fero sambil beranjak berdiri. Lalu mereka berdua pun memakai bajunya kembali, dan perempuan itu langsung mengambil uang di dompetnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD