Penjiplak

2322 Words
Seorang pencuri tak akan pernah mengaku kalau dia adalah pencuri! Dia akan terus bersembunyi dalam ruang yang sunyi *** Laki-laki itu menarik tangan Cyra, kemudian didepan sudah ada mobil mewah menanti, bewarna hitam, dia menyuruh Cyra masuk dan didalam sana ternyata sudah ada laki-laki yang sangat tampan! Visualnya sangat persis seperti yang digambarkan oleh Cyra diketiga bukunya! Tampan, kulit kecoklatan, mata yang tajam, alis yang lebat, bulu-bulu kasar diwajah tapi buat sangat rapi dan hidung yang mancung! Untuk sesaat Cyra terperangah dengan laki-laki yang ada dihadapannya ini, dia ingin berteriak kalau sepertinya laki-laki idamannya sudah ada didepan mata, tapi kemudian logikanya kembali jalan! “Kenapa aku harus naik? Aku malah takut kalau kalian menculikku.” Ucapnya dengan sedikit lantang. “Hei Kau Plagiator yang mengaku author, naik cepat dan kita bisa menyelesaikan masalah kita dengan lebih baik.” Suara laki-laki itu terdengar sangat dingin dan membuat Cyra sedikit takut. “Kau tenang saja, Aku tak akan menyulikmu!” Ucapnya lagi. Dengan sedikit ragu akhirnya dia masuk kedalam mobil itu. Lalu, laki-laki yang menariknya tadi memberikan perintah pada yang lain untuk masuk kedalam mini market, mungkin untuk memastikan barang-barang yang dibeli benar dengan angka dua puluh lima juta. Cyra mencuri pandang terhadap laki-laki yang benar-benar tipenya ini, dia merasa debaran jantung yang hebat, tapi apa maksud dari laki-laki ini ingin membawanya ke suatu tempat? Apa dia memiliki kesalahan yang harus segera diselesaikan?. Mobil ini tak jauh sebenarnya berjalan, ternyata hanya ke resort didepan ini saja, sebenarnya lebih baik dia berjalan kaki saja, kalau tahu seperti itu. “Ayo turun.” Ucapnya pada Cyra. Laki-laki yang menggunakan jas hitam dan kacamata hitam tadi membukakan pintu lalu Cyra segera turun, disana sudah ada beberapa orang yang menyambut mereka, kemudian orang-orang itu memberikan hormat pada laki-laki yang menggunakan pakaian lebih santai, ah, laki-laki idaman Cyra ini, menggunakan jeans coklat sepatu kets dan hodie bewarna putih tulang, tapi jelas hal ini tak bisa menyembunyikan aura kemaskulinan yang dia miliki, apalagi jelas pahatan indah dibalik bajunya itu! “ASTAGA CYRAAAAAA!” Cyra segera memukul pelan kepalanya atas apa yang adala didalam pikirannya. “Ikut Saya sekarang.” Ucapnya dengan suara datar dan sangat dingin, ini benar-benar membuat Cyra makin deg-deg-an, dia heran kenapa sepertinya laki-laki ini benar-benar nyata seperti dalam dunia halu miliknya! “Hei, apa Saya harus bicara beberapa kali lagi denganmu?” Ulangnya sambil membalikkan badan karena merasa bahwa Cyra tertinggal dibelakang. Cyra yang terpaku menatap ketampanan laki-laki dengan wajah yang benar-benar maskulin ini membuatnya makin tak bisa berkata-kata. “Hei Nona! Apa yang sedang kau lihat?!” Ucapnya dan akhirnya suara tegas itu berhasil memukul kesadaran Cyra. “Ah … iya … Aku akan ikut.” Ucapnya gelagapan sambil menelan ludahnya sekedar untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering karena ternga-nga melihat pahatan indah ciptaan Tuhan ini! Cyra mengikutinya dari belakang, tapi kakinya terhenti saat laki-laki itu masuk kedalam sebuah kamar. “Kenapa berhenti didepan pintu?” Ucapnya lagi. Jelas saja Cyra berhenti, dia tak mungkin masuk kedalam ruangan itu berdua saja, manalagi pikiran gilanya mulai berasumsi sendiri, masa iya dia hanya dihargai dua puluh lima juta untuk menemani laki-laki ini didalam kamar! Hellow bahkan saat ini dia masih bersegel alias masih perawan belum pernah dijamah oleh laki-laki masa dia harus memberikan hal yang begitu penting dalam dirinya hanya sebatas itu? “Hei! Masuk saja! Kau tenang saja Saya bahkan tak berselera melihat wanita seperti mu itu.” Ucapnya dengan kata-kata yang terdengar pedas, dan akhirnya setelah berdecih Cyra melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar itu. Cyra mengamati ruangan ini, ternyata begini isi dalam resort mewah, walaupun tempat ini berseberangan dengan tempatnya bekerja, tak pernah sekalipun tau bagaimana kondisi disini. Furniture yang sangat bagus persis sama seperti ruangan yang sering dia cari tahu kalau ingin menuliskan tentang sesuatu hal yang terkait dengan novelnya. Sofa empuk dan ruangan terpisah, ini pasti tipe suite, karena kamar tidur terdapat sekat tersendiri, mata Cyra sibuk mengamati ruangan ini dan otaknya berpikir untuk membuat gambaran di Novel terbarunya nanti. “Hei Nona, dengan sebutan apa aku harus memanggilmu?” Ucapnya dengan suara dingin dan menatap lekat kepada Cyra. “Maksudnya?” Tanya Cyra bingung, jujur saja kali ini otaknya tak bisa banyak berpikir. “Ileana ... ” Ucap laki-laki itu membuat Cyra tertegun, karena itu adalah nama pena dirinya. “Atau … Cyra Ghania Eshal?” suara yang perlahan tapi terdengar sangat menyeramkan, entah kenapa bayangan kisah romance seperti cerita horror! “Kau …” Cyra tak bisa berkata-kata karena dirinya memang benar-benar kehabisan kata-kata padahal dia tak pernah seperti ini sebelumnya, apa mungkin laki-laki ini memiliki ‘Ilmu’ lain yang bisa membungkam orang? “Yah, kita mungkin belum berkenalan, Namaku Varen! Pemilik Your Novel, dan kau menjiplak salah satu karya penulisku dan juga kau membuat sajak atas nama dirimu padahal itu adalah salah satu karya milik orang lain.” Ucapnya langsung tanpa banyak basa-basi. “CEO Your Novel?” Kali ini dia terperangah! Tak menyangka kalau dia saat ini sedang bersama dengan seorang CEO! “No! Tak seperti itu, Saya bukan seorang CEO disana, tapi saya adalah Owner dan founder, dan yang bertugas sebagai CEO sekarang sedang menghilang! Mungkin dia sedang liburan disuatu tempat, karena itu aku harus memastikan bahwa Your Novel masih harus tetap berjalan dan melindungi para penulisnya dari tindakan penjiplakan yang dilakukan oleh orang lain.” Ucapnya panjang lebar, tapi yang ditangkap oleh Cyra hanya laki-laki ini adalah seorang pemilik dan sangat tampan! “Apa kau mengerti Nona arah pembicaraan kita ini kemana?” Tanyanya karena dia sanksi bahwa wanita ini mengerti. “Ah … Iya?” Cyra lagi-lagi hanya bisa planga-plongo dan membuat Varen kesal. “Kau tau apa maksudku?” Tanyanya lagi. “Kau menuduhku sebagai plagiat?” Cyra berkata lemah. “Ah, kau mengakuinya kan?” Varen tersenyum penuh arti. Tapi senyum Varen memudar saat Cyra beranjak dari tempat duduknya dan menggeleng. “Aku tak pernah menjiplak karya orang lain, dan alkhilendra … ah benar seperti itu kan, tanya pada penulismu itu dia mendapatkan sajak-sajakku itu darimana.” Ucapnya lagi dengan suara meninggi. Awalnya Cyra memang sangat terpana dengan laki-laki ini, tapi saat dia menyinggung tentang kata-kata plagiat jelas sekali kalau Cyra tak suka diperlakukan demikian, karena dia tak melakukan hal itu. “Katakanlah ini bukan tentang Alkhilendra tapi ini tentang sajak yang kau buat di sebuah Novelmu yang lain yang berjudul …” “My Lovely Angel?!” Potong Cyra cepat dan membuat Varen terlihat sangat marah. “Ya! Itu adalah …” “Itu sajak yang aku Buat saat aku masih sekolah! Dan dulu sudah lama sekali, kalau penulis bernama Rany Arago itu menuliskan sajak yang sama aku menyangsikan kalau itu adalah tulisan dirinya, karena itu jelas tulisanku!” Cyra tak bisa menahan rasa kesalnya karena memang seharusnya sejak daritadi dia meluapkan hal itu. Kalaupun laki-laki dihadapannya ini adalah seseorang yang sangat tampan rupawan dan juga benar idolanya, tapi saat dia sedang menyenggol harga dirinya sebagai seorang penulis maka dia tak bisa tinggal diam! Apalagi dia di cap sebagai seorang plagiat! Yang benar saja?! ini sangat tak masuk akal sekali. “Hei, bukti itu sudah banyak dan itu fakta, sekarang buktikan padaku kalau kau tak menjiplak tulisan Rany Arago, karena bukan hanya sajak itu saja, tapi beberapa sajak yang ada di Buku-bukumu itu adalah tulisan Rany Arago dan aku punya buktinya!” Laki-laki ini wajahnya sangat memerah menahan amarah dan dia menatap Cyra dengan pandangan yang menyala-nyala. “Tunjukkan buktinya! Bukankah hanya satu itu saja tulisan yang katanya mirip itu?” Cyra menatap dengan sinis pada lawan bicaranya yang juga sangat marah kali ini. “Kau adalah penjiplak, aku pastikan kau akan mendapatkan ganjaran hukum yang setimpal dan juga, aku pastikan bahwa My Book Land akan menjadi aplikasi sampah!” Ucapnya lagi. “Sombong sekali Anda! Aku akan percaya kalau kau membawakan bukti yang lainnya, buktikan saja! Buktikan kalau itu adalah tulisan Rany Arago! Karena aku yakin itu adalah murni dari otakku!” Ucap Cyra lagi sambil menunjuk kepala. “Jangan bermain-main Nona, karena ini bisa membawamu dalam masalah besar! Sebelum orang mengetahui Ileana itu adalah seorang wanita yang tak tahu malu bekerja sebagai pramuniaga mini market di sebuah pulau sempit ini, maka kau harus hati-hati!” Ucap Varen sambil menatap sinis pada wanita yang terlihat sangat kesal karena marah. “Kenapa kau malah menyinggung semua tentangku?!” Kali ini Cyra setengah berteriak, dia sangat tak terima dengan penghinaan barusan. Kenapa memangnya kalau dia tinggal di pulau ini? Apa bisa menjadi seorang penulis besar itu hanya orang yang berasal dari keluarga kaya dan juga tinggal dikota? Kenapa memangnya kalau dia hanya seorang penjaga toko? Apa salah dari pekerjaannya? Dia bahkan menjalankan pekerjaan lainnya agar bisa Neneknya terus mendapatkan pengobatan yang terbaik. Kenapa? Kenapa? Kenapa dan kenapa? Kata-kata itu berseliweran dengan sangat tak santai dikepala wanita itu, Cyra rasanya ingin meluapkan semuanya pada laki-laki sialan ini! Laki-laki yang sebelumnya sangat dia kagumi karena bentuk fisik dan juga finansialnya, kali ini dia harus mengatakan kalau ternyata laki-laki itu sangat menyebalkan dan juga sok tahu. Ternyata apa yang sering dia tulis tentang laki-laki kaya raya memang memiliki sifat seperti itu, dingin, tempramen tinggi dan juga bertindak sesukanya karena dia hanya memiliki kekayaan dan kekuasaan, sehingga mereka bisa dengan bebas membeli harga diri orang lain! Tidak, kali ini tidak untuknya, Cyra tak menyukai lagi laki-laki tipe ini, dia lebih baik bersama orang yang biasa-biasa saja, yang bisa memberikan sebuah kenyamanan dan tanpa menyakiti, bahkan kata-kata tulus sepertinya memang tak mungkin untuk orang yang berlevel seperti laki-laki ini. “Saya menyinggung? Saya sedang tidak menyinggung Nona! Saya hanya mengatakan tentang sebuah fakta, dan mirisnya kau merasa tersinggung, artinya apa kalau sudah begini?” Lagi-laki kalimat yang keluar dari mulut laki-laki itu seakan sebuah sayatan tajam yang mengiris-ngiris hatinya! “Kau keterlaluan! Kau benar-benar kurang ajar! Kau …” Cyra terdiam saat laki-laki itu kini sudah berjarak sangat dekat dengannya bahkan dia menatap Cyra dengan sangat dalam. “Kenapa?” Ucapnya dengan nada sinis. “Kau …” Lidahnya kelu, untuk melanjutkan kalimatnya. “Cyra … ah Ileana, kau adalah pen - jip - lak!” Ucap laki-laki itu dengan tatapan sinis dan suara yang penuh penekanan. PLLAAAAAAAKKKK!!!! Tanpa menyadarinya Cyra langsung melayangkan tangannya dengan keras menampar wajah laki-laki bernama Varen itu! Amarah Cyra sudah memuncak dia tak suka dibilang penjiplak saat dia tak melakukannya, dan dia juga memiliki bukti itu, tapi memang itu bukan bukti yang kuat! “Kau keterlaluan.” Desis Varen sambil memegang pipinya yang sedikit panas karena ditampar oleh Cyra barusan. “Kau yang kurang ajar mengatakan aku seorang Penjiplak! AKU TIDAK MENJIPLAKNYA VAREN!” Cyra berkata sambil setengah berteriak. Karena teriakan itu akhirnya pintu segera dibuka dari luar, nampak laki-laki yang menggunakan jas hitam itu segera masuk kedalam ruangan ini, sedangkan Cyra dia yang sangat kesal itu melangkah dengan cepat keluar dari tempat ini. “Nona!” Panggil laki-laki yang menggunakan setelan jas hitam mewah itu. “Tak usah dipanggil biarkan saja dulu.” Ucap Varen pada laki-laki itu. “Tuan, apa Anda tidak apa-apa?” Tanyanya mendekati Varen yang saat ini masih memegang wajahnya. “Tak masalah, aku bahkan tak menyangka kalau wanita itu benar-benar liar, Malkeen awasi dia, dan jangan sampai lengah, karena aku harus membuktikan kalau dia memang seorang penjiplak.” Ujarnya sambil menggenggam tangannya karena geram dengan apa yang baru saja terjadi. Varen, tak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini dari wanita manapun, karena dia adalah seorang yang sangat dikagumi banyak wanita dan dia menyadari hal itu. Dunia malam? Jelas Varen sangat terkenal, dia bahkan bisa dibilang memiliki dua dunia yang digeluti, dia adalah orang yang sangat dingin dan juga pintar dalam bekerja serta membuat usaha warisan ayahnya makin berkembang pesat dan bahkan saat ini dia memiliki bisnis lain disamping bisnis perhotelan ini, membuat sebuah platform online yang bisa menghasilkan banyak keuntungan, walaupun sebelumnya usaha ini sempat down karena si Farris adiknya tak mengurusnya dengan becus. “Sudah kau cari tahu dimana anak itu sekarang?” Tanyanya pada Malkeen yang adalah asisten pribadinya yang sangat cekatan. “Sudah mencarinya dan menghubunginya tapi sampai sekarang masih belum mendapatkan informasinya Tuan.” Ucapnya lagi. “Cek semua tagihan kartu kreditnya dan juga cari tahu dimana saja dia menggunakannya, apa kau sudah melakukannya?” Tanya Varen lagi. “Ya sudah Tuan, tapi dia tak menggunakan kartu kredit yang diberikan padanya dan juga kartu debitnya itu. Kemungkinkan dia menggunakan miliknya sendiri yang kita tak mengetahuinya.” Ucapnya lagi. “Baiklah cari tahu terus dimana keberadaan Farris, jangan sampai setelah membuat kekecauan dia malah menghilang, pastikan hubungi teman-teman dekatnya.” perintahnya lagi. “Baik Tuan. Dan wanita itu?” Malkeen ingin bertanya sebenarnya apa yang sedang terjadi. “Tak Apa, dia hanya tak terima saja dikatakan plagiat, mungkin saat ini dia akan bertindak sebagai korban.” Ucapnya lagi. “Tapi sepertinya dia tak akan tenang lagi untuk menulis karena akunnya sudah penuh dengan hate speech.” Lapor Malkeen pada Varen. “Baguslah, orang seperti itu harus tahu diri, dia tak bisa naik dengan karya orang lain.” Varen berkata dingin. *** Ditempat lain, Cyra kali ini berada dipinggir pantai, memejamkan matanya dan menghadapkan wajahnya ke langit, kulit putihnya itu dia biarkan terekena paparan matahari yang sangat menyengat, dari matanya mengalir kristal bening. Hanya suara ombak dan juga desiran angin yang kuat ditemani dengan sinar matahari yang menyapa kulitnya ini adalah hiburannya, kali ini hatinya benar-benar gundah, dia tak tahu harus bercerita dengan siapa masalah ini, lagipula semuanya bahkan tak berjalan semestinya. Tulisan itu, yeah … tulisan itu adalah benar miliknya, tapi kenapa semua orang mengatakan kalau dia yang mengambil milik orang lain? Ini bahkan terlalu menyakitkan, apalagi laki-laki itu ucapannya sangat pedas dan bahkan melukai harga dirinya. Apa semua orang kaya seperti itu? Cyra menghela nafasnya, menghirup aroma laut yang sangat pekat, setelahnya dia menghembuskannya dengan kuat, lalu membuka matanya dan menatap lurus kedepan lalu dia merasakan ada kelegaan sedikit disana. Dia kemudian membalikkan badannya, tapi saat ini Varen bahkan sudah ada dihadapannya. “Ileana … mari kita buat kesepakan.” Ucapnya pada Cyra. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD