2. Fire Employees

1098 Words
Zhang Xiao Na adalah CEO cantik yang terkenal akan ekspresinya selalu dingin. Ia tidak akan segan-segan menghukum atau memecat karyawan yang tidak mau mengikuti aturan. Seakan-akan ia tidak mempunyai hati untuk berbelas kasih pada mereka semua. Ia menganggap para karyawannya adalah robot besi yang bisa tidur saat mereka mati. Selain itu, Zhang Xiao Na juga dikenal sebagai iblis berwajah cantik. Karena hanya wajahnya yang selalu memikat sehingga para kaum lelaki, tetapi berbeda dengan hatinya yang sekeras batu. Ia bersikap seola-olah tidak pernah memiliki perasaan dengan bertingkah sadis. Walaupun berbanding balik dengan kenyataannya. Kini CEO cantik itu tengah berada di ruangannya seorang diri. Ia termenung menatap luar Kota Shanghai yang padat. Impiannya selama ini adalah membuat perusahaan sendiri dengan gedung pencakar langit, dan sekarang semuanya terwujud. Tentu saja dengan kerja keras dalam bersusah payah jatuh-bangun tanpa dukungan dari kedua orang tuanya. Seketika Xiao Na menjadi teringat akan perkataan Yushi tadi. Ternyata orang tuanya masih saja menginginkan dirinya menikah. Padahal kalau dilihat umurnya masih sangat muda untuk menikah, dan ia juga masih ingin bersenang-senang menikmati hasil kerja kerasnya selama ini. Dan untuk urusan menikah, sepertinya ia sama sekali tidak terbesit. Sebab, selama ini belum ada kabar dari orang yang ia tunggu. Di tengah lamunannya itu, tiba-tiba ponsel Zhang Xiao Na berdering pelan di dalam tas lengannya. Terlihat nama kakaknya di sana, membuat wanita itu tersenyum sinis. “Wei, ni hao! Zhen me la, Ke?” tanya Xiao Na melangkah mendekati salah satu rak pajangannya yang berisikan foto keluarga berukur kecil, tetapi di sana hanya ada dirinya dan Xiao Wei. Sedangkan orang tuanya, entahlah. (Halo, ada apa, Kak?) “Aku dengar, kau baru saja pulang dari Norwegia. Bagaimana perasaanmu?” Suara ringan Zhang Xiao Wei, kakak lelaki dari Xiao Na terdengar menyambut telinganya, membuat wanita berparas cantik itu mengembuskan napasnya pelan. “Aku tidak terima mendengar kau diam-diam menyiapkan perjodohan untukku,” jawab Xiao Na kesal. “Kenapa, Kak? Kau ingin aku segera menikah?” “Nana, dengarkan aku! Bukannya aku ingin seperti Papa dan Mama, hanya saja tidakkah kamu berpikir untuk mencari pasangan. Lagi pula mau sampai kapan kau menunggu lelaki itu? Bahkan kalau pun dia hadir, tidak akan langsung aku restui untuk berhubungan denganmu,” ucap Zhang Xiao Wei kesal. Ia memang benar-benar kesal pada lelaki yang tidak pernah menepati janjinya, termasuk orang yang selama ini telah ditunggu Xiao Na, adiknya. Sejenak Xiao Na terdiam mendengarkan perkataan kakaknya yang memang benar adanya. Ia telah menunggu bertahun-tahun lamanya, tetapi sama sekali tidak ada kabar juga dari lelaki itu, membuat dirinya terjebak dalam hubungan dengan tali tak kasatmata. Xiao Wei yang mendengar adiknya tidak bersuara pun kembali berkata, “Renungkanlah perkataanku, Xiao Na. Kau sudah dewasa, dan bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah. Kalau menurutmu menunggu itu melelahkan, maka lepaskanlah. Karena menunggu yang tidak pasti itu hanya membuatmu menderita.” “Tapi ....” “Nana, aku tidak memaksamu untuk melupakan dia. Aku hanya menginginkan kamu untuk berpandangan lurus. Kalau hidupmu hanya untuk menunggu dia, maka sia-sialah perjuanganmu selama ini. Karena kau sendiri tidak tahu, apakah di akan menunggumu juga atau tidak,” potong Xiao Wei cepat, membuat Xiao Na yang tadinya hendak membalas kembali bungkam. Setelah itu, panggilan pun tertutup. Sebab, Xiao Wei sedang kedatangan tamu, membuat Xiao Na harus merelakan ketika kakaknya itu mematikan panggilan secara sepihak. Sedangkan dirinya masih termenung menatap luasnya kota ini dengan pandangan yang sulit diartikan. Akan tetapi, pandangannya langsung teralih saat mendengar pintu ruangannya yang dibuka secara tiba-tiba, membuat wanita cantik yang tengah memandangi ke arah luar itu membalikkan tubuh dan menatap sang pelaku datar. Di sana terlihat dua orang yang berdiri tepat di depan pintu. “Maaf, Presdir Zhang. Direktur Zhao tidak terima saat kau memecatnya hari ini, dan terus memaksa untuk masuk ke dalam ruangamu,” sesal Yushi menundukkan kepalanya tanpa berani menatap wajah Zhang Xiao Na. “Tidak apa-apa, Yushi. Lanjutkan pekerjaanmu,” balas Zhang Xiao Na melangkah ke arah kursi kebesarannya, lalu menatap Direktur Zhao datar. Setelah itu, Yushi menutup pintu ruangan kembali. Membiarkan keduanya berbicara tanpa ada yang mengganggu. Sedangkan Zhang Xiao Na menatap Direktur Zhao yang ada di hadapannya sembari membawa map. Ia yakin itu adalah surat pengunduran diri. “Ada apa, Direktur Zhao?” tanya Xiao Na tenang sembari menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi menatap Direktur Zhao yang terlihat kesal. “Apa maksudmu ini!? Kau lupa kalau aku yang membesarkan perusahaan ini!?” Direktur Zhao membanting map yang menjadi pusat perhatian Xiao Na di atas meja, membuat suara nyaring terdengar hingga keluar. Yushi yang berdekatan dengan Xiao Na pun menjadi was-was, ia ingin sekali melihat keadaan di sana. Akan tetapi, sifat dari bosnya itu tidak ingin diganggu. Zhang Xiao Na menegakkan tubuhnya dan membuka map yang tadi sempat dibanting kasar oleh Direktur Zhao, lalu melihatnya sekilas. Ternyata benar, itu adalah surat pengunduran diri yang telah dibuatkan oleh Departemen SDM. “Bukankah sudah jelas kalau aku sedang memecatmu, Direktur Zhao?” Zhang Xiao Na melipat kedua tangannya di depan d**a menatap Direktur Zhao datar tanpa ekspresi. “Kau tidak bisa memecatku begitu saja. Memangnya apa kesalahanku? Kau tidak bisa melanggar kontrak. Aku bisa menuntutmu!” ancam Direktur Zhao memandang Xiao Na sinis. “Baik. Aku akan memperlihatkan semua kesalahan yang telah kamu buat,” balas Zhang Xiao Na cepat, lalu mulai menghubungkan intercom suara yang langsung mengarah pada Yushi. “Yushi, tolong bawakan semua daftar kesalahan Direktur Zhao ke ruangan.” “Akan segera aku antarkan.” Setelah itu, intercom pun terputus dan tak sampai menunggu lama sebuah ketukan di ruangan Zhang Xiao Na terdengar, membuat sang pemiliknya langsung mempersilakan masuk. “Presdir Zhang, ini yang kau minta. Ada beberapa daftar kesalahan Direktur Zhao dan beberapa video dari CCTV perusahaan yang diambil oleh Departemen SDM tadi,” ucap Yushi menyerahkan ipad kecil pada Zhang Xiao Na. Melihat semua bukti yang sudah ada di tangannya, Zhang Xiao Na kembali menatap Direktur Zhao yang terlihat mulai gelisah. Walaupun ia tahu dari raut wajahnya yang bergerak tidak nyaman, lalu kedua tangannya yang bertaut cemas. “Aku pikir tidak perlu memperlihatkan semua kesalahanmu, Direktur Zhao. Tapi, karena kau memaksanya, maka tidak akan aku tutupi lagi. Silakan dilihat!” Satu per satu Zhang Xiao Na memperlihatkan kelakukan Direktur Zhao. Dimulai dari lelaki itu yang sering absen dari pekerjaan, bersantai di ruang santai, bahkan lelaki itu terlihat tertidur di ruangannya. Padahal hari itu tengah diadakan rapat untuk peluncuran aplikasi siaran langsung yang diperuntukkan anak muda. Semua yang ada di sana tertera jelas tanpa adanya ditutup-tutupi. Kemudian, Yushi menatap raut wajah panik dari Direktur Zhao seiring lelaki itu melihat apa yang terjadi di dalam layar ipad. “Bagaimana Direktur Zhao?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD